Mohon tunggu...
Any Sukamto
Any Sukamto Mohon Tunggu... Penulis - Belajar dan belajar

Ibu rumah tangga yang berharap keberkahan hidup dalam tiap embusan napas.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Mabrur

18 Juni 2020   16:28 Diperbarui: 18 Juni 2020   16:21 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi oleh Glady on Pixabay.com

"Sudah jam berapa ini? Badanku rasanya sakit semua," jawab Bulik pelan dengan mata tetap tertutup.

Aku segera mengambilkan air putih dan berusaha meminumkannya saat ia masih rebah. Namun, Bulik menolak dan berusaha bangun sendiri.

Aku mulai curiga dengan kondisi Bulik. Ah, mana mungkin Bulik kena covid, masker dan pembersih tangan tak pernah ketinggalan dan selalu dikenakan.

Sambil jalan sempoyongan Bulik menuju kamar mandi, aku tak tega melihatnya. Wanita yang usianya menginjak enam puluh tahun itu terlihat lemah.

Usai salat Asar, aku membujuknya untuk pergi ke dokter. Bulik masih berkeras hanya kecapaian dan hanya butuh istirahat. Aku pun membiarkannya istirahat dan hanya membangunkannya jika waktu salat tiba. Makanan pun hanya sedikit yang masuk.

Malam saat tertidur kudengar Bulik terbatuk-batuk. Sesekali reda, tetapi terdengar batuk lagi beberapa saat kemudian. Kubangunkan dan memberinya air putih hangat untuk meredakan rasa gatal di tenggorokannya, seperti yang ia keluhkan.

Pagi itu, usai salat Subuh aku membangunkan Bulik. Semakin lemah kondisinya. Kuseka wajah dan tangannya, kusarankan ia tayamum saja untuk salat Subuh kali ini, lalu mukena kukenakan agar salat dengan posisi tidur.

Saat mentari telah terbit dan terlihat beberapa tetangga mulai berlalu lalang, aku berniat membawa Bulik ke rumah sakit. Dengan bantuan tetangga yang memiliki mobil, aku membawa Bulik ke IGD terdekat.

Berdasarkan informasi yang aku berikan, Bulik pun segera ditangani dengan protokol penanganan pasien penderita covid. Segera diarahkan terpisah ke bagian penerima pasien baru dengan diagnosa covid.  

Aku hanya bisa menunggunya dari jauh. Tak bisa lagi mendekati Bulik yang terbujur lemah. Sambil mengurus semua administrasi dan menunggu hasil laborat, aku juga mendapat kesempatan melakukan rapid test.

Bersyukur hasil testku negatif, sedangkan Bulik belum diketahui hasilnya karena harus melakukan swab test lebih dulu. Ditemukan adanya pneumonia saat paru-parunya dirontgen, karena alasan itulah harus melakukan swab test.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun