Mohon tunggu...
Any Sukamto
Any Sukamto Mohon Tunggu... Penulis - Belajar dan belajar

Ibu rumah tangga yang berharap keberkahan hidup dalam tiap embusan napas.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pergilah, Tanpa Pamit

3 April 2020   20:24 Diperbarui: 3 April 2020   20:40 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Betapa busuk hatimu Ratna. Kau korbankan persahabatan kita demi cinta yang belum tentu kau dapat, pikirku.

Sungguh tak menyangka, Ratna -- sahabatku-- yang selama ini selalu menemani ternyata tega menusukku dari belakang.

"Ranti ...! Ranti ...! Hallo ...! Kamu masih di sana?" teriak Arman mengejutkanku.

"Iya, aku masih di sini." Suaraku meninggi, tak kutunjukkan kalau hatiku telah hancur berkeping-keping.

"Sudah ... kamu doakan saja dia sukses di sana. Biar dia bisa segera pulang menjemputmu. Harusnya kemarin kamu dukung dia, kamu semangati, bukan malah berat melepasnya. Dia sebenarnya juga berat meninggalkanmu. Tapi, toh, itu demi masa depan kalian." Kalimat Arman benar-benar membuat aku tersadar.

Aku merasa bersalah, bodoh, penuh amarah dan emosi. Tidak bisa mengendalikan diri. Bahkan, demi orang yang kucintai pun aku tak mau mengalah.

Emosiku tak terkendali, lebih-lebih terhadap Ratna, sungguh menyakitkan perilakunya, berusaha mendapatkan cinta Mas Ardy dengan menyingkirkanku. Aku baru teringat, dulu Ratna pernah bertanya, bagaimana jika dia juga mencintai Mas Ardy. Namun, aku tak pernah menghiraukannya.

Air mata berurai, di hari yang sama dengan Mas Ardy pergi meninggalkan Surabaya. Aku mengurung diri karena kebodohanku. Menyesali amarahku, meratapi rasa cemburuku yang telah menutup akal sehatku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun