"Dari hatimu, kangen, ya?"
"Iih, apaan, GR. Orang cuma tanya, kok," dalihku. Kenapa Rama berkata begitu?
Hari telah pagi, kami harus bersiap dengan acara selanjutnya. Timku yang terdiri dari enam orang sudah di barisan.
Setelah melalui beberapa pos dan menuntaskan tugas dari senior, kami sampai di pos terakhir. Di sini berbeda dengan sebelumnya, tugas yang diberikan berkaitan dengan mental.
Kali ini aku berhadapan dengan Kak Indah. Tatapannya betul-betul megintimidasi, auranya laksana hakim pembawa palu dan seolah berkata 'bersiaplah kau!'
 Gemetaran tubuh, jantung berdetak kencang, hukuman apa yang akan divoniskan padakku?
"Kamu, Melina kan? Dari X.IPA.1?" tanya Kak Indah ketus. "Khusus buat kamu tugasnya mudah." Ucapnya penuh penekanan, laksana titah pangeran dari negeri api difilm Avatar.
"Di sana ada senior sedang duduk. Nah, cari Rama rayu dia! Katakan kamu cinta padanya! Terserah cara kamu merayu! Kalau perlu bawa bunga, pinus kek atau rumput!" perintahnya.
Bagai petir menyambar di atas kepala, aku harus merayu Rama. Menatap wajahnya saja aku tak sanggup.
Tuhan, tolong hamba Mu ini, lancarkan lidah ini! Ucapku sambil merapal doa Nabi Musa saat menghadapi Firaun.
Aku terus berpikir. Ada beberapa junior yang juga mendapat tugas. Ada yang bernyanyi, berpuisi atau drama. Sedang aku, merayu Rama. OMG!