Sesampainya di area perkemahan, tugas  junior mendirikan tenda, senior pun sibuk mempersiapkan dapur umum dan tenda komando.
Sebagian memasak makanan untuk siang nanti, konon katanya menu siang ini sop tulang sapi, asli tulang tanpa daging.
"Ayo! Jo ... Paijo. Selesaikan tenda sebelum gelap!" Suara Kak Pras memecah keseriusan peserta.
Terlihat Rama sudah ada di tenda komando. Dia sedang berbincang dengan peserta lain.
"Mel, itu kan Rama. Kapan datangnya?" tanya Tina sambil menunjuk lelaki manis berlesung pipi.
"Idiih, memang aku emaknya?" jawabku kesal
"Kamu, Mel, gitu saja sewot." Sambil memonyongkan bibir sepuluh sentimeter Tina menggerutu.
Malam hari, usai makan malam dan salat Isya acaranya bebas. Antara senior dan junior bergabung mengitari api unggun.
Ke mana lagi Rama? Kok bentar-bentar menghilang. Kayak induk bebek lagi mengatur barisan. Kenapa aku jadi suka pria jangkung ala belalang cencorang itu?
 "Hai, Mel, boleh duduk sini, 'kan?" Rama mengejutkanku.
"Pakai minta izin, emang  aku penunggu tempat? Dari mana aja, sih, Kak? Baru kelihatan sekarang," tanyaku penasaran.