“Iya Ndis, Mas sebenarnya telah memikirkan. Bahkan mempersiapkan semuanya sampai proses resepsi kita nantinya. Mas amat sangat serius denganmu.”
Gendis menyahut, “Mas, telah benar-benar memberikan cincin itu kepadaku. Kita telah terikat tunangan hampir setahun lamanya” itu karena Ayahku.
“Tapi ndis, aku hanya mau menikahimu kalau Makmu benar-benar merestui hubungan kita. Aku tak mau kalau nanti hubungan kita berantakan kalau hanya Ayahmu yang merestui hubungan kita.”
“Aku mau segera menikahimu kalau Makmu ikhlas menerimaku apa adanya.”
“Tapi kini Makmu dan Makku seperti perang dingin.”
“Aku juga mau mereka berdamai.”
“Makmu harus minta maaf kepadaku dan juga Makku.”
“Iya Mas, Aku akan berusaha membujuk Mamak. Tak ada lelaki lain selain Mas dihati Gendis.”
Aku melangkah ketika mentari sudah mulai panas. Sehingga tidak nyaman lagi untuk kita duduk.
Sembari melangkah pelan. Aku dan Gendis beranjak pulang.
Sekian lama aku jalani hubungan ini. Demi mendapatkan restu dari Maknya Gendis. Menurut tetanggaku, Maknya Gendis tak akan menolak kalau anaknya menikah dengan orang punya.