Mohon tunggu...
Wahyu Detriantoro
Wahyu Detriantoro Mohon Tunggu... Guru - Tetap mencoba melangkah

Saya adalah anak ketiga dari tiga bersaudara. Pernah mengenyam bangku sekolah dan kuliah di kota kecil. Kini lebih fokus mengajar. "Tetap berusaha menjadi berguna"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Gendis Tetap Asaku

28 Mei 2016   21:17 Diperbarui: 28 Mei 2016   21:32 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Kemudian ketika kakakmu yang kedua berumur tujuh tahun? Ayahnya meninggal mendadak”

“Begitu pun dengan kamu!”

“Aku malah tak tahu Ayahmu siapa dan sekarang di mana?”

“Aku tak sudi menerimamu sebagai calon menantuku”

Kata-kata Maknya Gendis masih melengking berulang-ulang. Malah sangat jelas tergambar. Aku yang kala itu hanya tertunduk. Hanya diam, tak bisa berkata apa-apa. Sebenarnya aku masih mempunyai dukungan. Ayah Gendis tidak menolak pertunanganku.

“Kalian orang yang miskin, punya apa kalian?” Kata Mak Gendis kepadaku terakhir kali bicara.

Kata-kata itu seperti hantu yang seakan-akan mencabik-cabik asaku. Yah, itulah perkataan yang keluar dari Maknya Gendis setelah kusampaikan maksud kedatanganku sambil membawa cincin ikatan.

Memang benar aku bukan siapa-siapa. Memang semua itu benar.

Sampai terdengar suara gonggongan anjing alas, sampai akhirnya kokok ayam jantan pertama terdengar yang mengawali hari, tengah berganti.

Aku baru sadar, jam berapa ini? Ku ambil handphone untuk memastikan jam, yang sebenarnya telah lama bersembunyi di saku celana. Hape itu mati, ku coba hidupkan. Muncul peringatan! Alert! hape low!, kemudian hape itu kembali mati. Kuhidupkan lagi, tapi tetap tak mau nyala.

“Ya Allah, lupa kalau hape itu belum aku cas dari tadi siang”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun