Frambusia
Ramuan ; rimpang kunyit 2 jari, kulit batang wudulan 3 jari, dicuci lalu ditumbuk halus-halus, diremas dengan minyak kemiri 3 sendok makan, untuk menggosok dan melumas kulit yang terkena frambusia (2x sehari sebanyak yang diperlukan).
Gabag /campak Rimpang kunyit 3 jari, dicuci lalu diparut diremas dengan air garam seperlunya, untuk melumas bercakbercak pada kulit (2x sehari sebanyak yang diperlukan). Dalam bentuk ramuan; rimpang kunyit 2 jari, kaolin (tanah liat) putih sebesar duku, dicuci lalu diparut diremas dengan air hangat gelas dan madu 3 sdm, diperas dan disaring lalu diminum 3x sehari 2 sdm.Ā
Kelemumur (Tinea furfuracea)
- Rimpang kunyit 3 jari, dicuci lalu diparut, diberi air masak 3 sdm, diperas dan disaring, untuk menggosok kulit yang terkena kelemumur (2x sehari sebanyak yang diperlukan pagi dan siang sesudah mandi)
- Ramuan ; rimpang kunyit 2 jari, rimpang lengkuas 2 jari, dicuci lau diparut, diremas dengan minyak jarak 4 sdm, untuk menggosok dan mengurut kulit yang terkena kelemumur (1-2 kali sehari sebanyak yang diperlukan, malam sebelum tidur)Ā
Kencing darah Ramuan ; daun jambu bijinyang masih muda 15 lembar, daun pascasudo 10 lembar, jintan 1 sdt, rimpang kunyit 1 jari, gula enau 3 jari, dicuci dan dipotong seperlunya, direbus dengan air bersih 4 gelas sehingga hanya tinggal kira-kira 3/4nya, suam-suam kuku disaring lalu diminum 3x sehari gelas.
Berdasarkan asal tumbuh dan kondisi tanahnya, kunyit mengandung 29% senyawa kurkuminoid. Kurkuminoid ini terdiri dari beberapa komponen, termasuk kurkumin (diferuloylmethane), demetoksirkumin, bisdemetoksikurkumin, dan kurkumin siklik. Komponen utama pada kunyit adalah kurkumin, sementara kurkumin siklik merupakan komponen minor dalam kunyit. Kurkumin (diferuloylmethane) (sekitar 3 hingga 4%) adalah komponen aktif yang memberikan warna kuning pada kunyit. Kurkumin terdiri dari tiga varian, yaitu kurkumin I atau kurkumin (sekitar 94%), kurkumin II atau demetoksirkumin (sekitar 6%), dan kurkumin III atau bisdemetoksikurkumin (sekitar 0.3%). Molekul asam ferulat dalam kurkumin terikat pada atom karbonil melalui jembatan metilen. Rumus molekul kurkumin adalah C21H20O6. Berat molekul dan titik lebur kurkumin berturut-turut adalah 368,67 dan sekitar 176-177 C. Kurkumin kurang larut dalam air dan eter, namun larut dalam pelarut organik seperti etanol dan asam asetat glasial. Kurkumin tetap stabil pada suhu tinggi dan dalam kondisi asam, tetapi sensitif terhadap cahaya (Malahayati, dkk., 2021)
Kunyit (Curcuma longa) adalah tanaman yang mengandung kurkumin sebagai komponen utama dengan aktivitas biologis yang kuat. Penelitian telah mengungkapkan bahwa kurkumin memiliki sifat antioksidan yang kuat, mampu mempercepat proses penyembuhan luka, dan memiliki sifat anti-inflamasi, yang mungkin bermanfaat dalam pengobatan jerawat. Penggunaan kunyit dianggap aman dalam dosis yang umumnya ditemukan dalam makanan, baik saat dikonsumsi secara oral maupun diaplikasikan secara topikal sebagai obat. Namun, perlu diingat bahwa pada beberapa individu, penggunaan kunyit dapat menyebabkan dermatitis atopik. Lebih lanjut, disarankan agar wanita hamil menghindari konsumsi kunyit karena dapat merangsang kontraksi rahim. Penggunaan kunyit topikal sering melibatkan pencampuran dengan air atau madu sebelum diaplikasikan secara langsung pada kulit. Selain itu, kunyit kering juga dapat dicampur dalam bentuk cairan dan diminum. Penggunaan kunyit dapat sementara mengubah warna kulit menjadi kuning, terutama pada individu dengan warna kulit terang (Rosyidi, dkk., 2019)
Kunyit merupakan salah satu jenis rempah yang digunakan sebagai bumbu dalam masakan dan juga memiliki komponen bioaktif yang bermanfaat bagi kesehatan. Di Indonesia, kunyit bukan hanya digunakan sebagai bumbu masakan, tetapi juga diolah menjadi minuman tradisional yang memiliki manfaat kesehatan, seperti minuman kunyit asam. Minuman kunyit asam tidak hanya mengandung rimpang kunyit, tetapi juga asam jawa, yang memberikan kontribusi pada kandungan bioaktif dan meningkatkan kandungan antioksidan dalam minuman kunyit asam. Selain disajikan dalam bentuk minuman, terdapat juga cara lain untuk meningkatkan daya tarik dan nilai jual minuman herbal atau jamu, yaitu dengan mengemasnya dalam bentuk sirup atau minuman serbuk instan (Suseno, dkk., 2021).
Di Indonesia, terdapat banyak tumbuhan yang dapat berfungsi sebagai sumber pewarna alami. Dua jenis tumbuhan yang memiliki potensi untuk digunakan sebagai pewarna tekstil adalah kunyit dan rumput laut cokelat yang telah diolah menjadi sodium alginat. Kunyit merupakan salah satu sumber daya alam yang mudah ditemukan di Indonesia dengan harga yang terjangkau. Umbi kunyit mengandung kurkumin, suatu zat yang dapat memberikan warna kuning. Kunyit yang digunakan dalam pembuatan cat tekstil dapat diolah dengan dua metode yang berbeda. Metode pertama adalah dengan menggiling kunyit segar yang telah dikeringkan sebelumnya, sementara metode kedua adalah dengan menggiling pati kunyit yang telah diendapkan dan dikeringkan. Bubuk kunyit segar cenderung menghasilkan warna yang pekat namun tidak merata, sedangkan bubuk pati kunyit menghasilkan warna yang cenderung lebih pucat namun lebih merata (Ayuningtias, dkk., 2019).
Salah satu contoh produk olahan kunyit adalah jamu kunyit. Jamu kunyit asam adalah minuman yang dibuat dengan menggunakan kunyit dan asam sebagai bahan utama. Secara alami, kunyit telah lama dipercaya memiliki kandungan bahan aktif yang dapat berperan sebagai analgetika (penghilang rasa sakit), antipiretika (penurun panas), dan antiinflamasi (pengurang gejala peradangan) . Hal yang sama berlaku untuk asam (asam Jawa), yang juga memiliki bahan aktif yang dapat mengurangi gejala peradangan, menurunkan panas, dan memberikan efek penenang. Namun, tidak semua orang menyukai jamu kunyit asam dalam bentuknya yang asli. Ini disebabkan oleh penampilannya yang mungkin kurang menarik. Oleh karena itu, produk kunyit asam perlu ditingkatkan melalui diversifikasi produk, seperti minuman jeli kunyit asam. Minuman jeli adalah jenis minuman berbentuk gel yang terbuat dari sari buah, gula, dan dengan penambahan bahan pengental seperti agar-agar, karagenan, atau gelatin serta asam (Putra, 2013).
Salah satu bentuk kreativitas inovatif dalam pengolahan kunyit adalah dengan mengubahnya menjadi produk perontok bulu alami. Dalam masyarakat saat ini, tren menghilangkan bulu atau rambut halus pada beberapa bagian tubuh semakin populer. Meskipun rambut ketiak memiliki peran tertentu, sebagian orang menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak diinginkan karena dapat mengganggu penampilan dan mereduksi tingkat percaya diri. Pasar sudah menghadirkan beberapa produk perontok bulu, namun produk yang terbuat dari bahan alami dan aman bagi kesehatan masih cukup langka. PASIKULA (Pasta Kunyit Untuk Axilla) adalah usaha yang menjanjikan, terutama karena saat ini masyarakat mencari produk perontok bulu yang tidak hanya aman, tetapi juga sehat untuk penggunaan jangka panjang. Ini menciptakan peluang besar untuk memasuki pasar yang luas. Selain itu, menggunakan kunyit sebagai bahan utama merupakan cara untuk memanfaatkan kunyit secara ekonomis dan meningkatkan nilai ekonomi kunyit (Kurniawan, dkk., 2020).