PENDAHULUAN
Al-Qur'an, sebagai sumber utama hukum Islam, mengandung nilai-nilai universal dan ajarannya mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, baik duniawi maupun ukhrawi.[1] Salah satu dimensi yang menarik dari Al-Qur'an adalah kemampuannya untuk menyentuh aspek-aspek ilmiah, termasuk keberadaan atom dan molekul, yang semakin relevan dalam era sains modern. Meskipun istilah "atom" dan "molekul" lebih dikenal dalam terminologi kimia modern, Al-Qur'an telah memberikan petunjuk yang mendalam tentang konsep ini, seperti yang terlihat dalam kata "zarrah," yang merujuk pada partikel terkecil dalam ayat-ayat suci.
Â
Keberadaan atom, yang disebut sebagai "zarrah" dalam Al-Qur'an, dijelaskan dalam beberapa ayat seperti dalam surat Az-Zalzalah, Yunus, dan Saba'. Ayat-ayat ini menegaskan bahwa Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, termasuk hal-hal terkecil yang ada di alam semesta. Dalam pandangan ilmiah, atom dikenal sebagai partikel terkecil dari suatu unsur yang memiliki massa dan besaran, serta dapat membentuk molekul melalui interaksi dengan atom lainnya. Sementara itu, molekul, yang terbentuk dari gabungan atom, juga dapat ditemukan maknanya secara implisit dalam Al-Qur'an, seperti dalam proses penciptaan manusia dan fenomena alam lainnya yang melibatkan unsur-unsur kimia.
Â
Perkembangan pemahaman tentang atom dan molekul telah membawa manusia pada penemuan yang luar biasa dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Penelitian-penelitian ilmiah, mulai dari teori atom oleh Demokritus hingga penemuan neutron oleh James Chadwick, menunjukkan betapa kompleks dan menakjubkannya partikel dasar ini.[2] Dalam perspektif Islam, penelitian ilmiah ini tidak hanya bertujuan untuk memahami alam semesta tetapi juga untuk mengenal Sang Pencipta melalui tanda-tanda kebesaran-Nya. Para ulama Islam, seperti Jalaluddin Al-Rumi dan Fariduddin Al-Atthar, bahkan sejak dahulu telah menggambarkan keajaiban dalam atom yang sejalan dengan temuan ilmiah modern.
Â
Pentingnya integrasi ilmu agama dan ilmu pengetahuan juga diakui dalam Islam, sebagaimana dijelaskan oleh para mufasir modern. Al-Qur'an tidak hanya memberikan inspirasi bagi perkembangan ilmu-ilmu agama tetapi juga mendorong pengembangan sains dan teknologi yang bertujuan untuk kemaslahatan umat manusia. Dalam konteks ini, konsep atom dan molekul menjadi salah satu bukti kebesaran Allah yang termuat dalam Al-Qur'an dan diperkuat oleh temuan ilmiah kontemporer.
Â
Melalui pendalaman tentang atom dan molekul, kita dapat melihat bahwa ilmu pengetahuan modern dan ajaran Al-Qur'an tidak bertentangan, melainkan saling melengkapi. Pemahaman ini menguatkan keyakinan bahwa setiap ilmu yang memberikan manfaat bagi umat manusia dan tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip agama adalah ilmu yang patut dikembangkan. Oleh karena itu, penelitian dan kajian tentang atom dan molekul tidak hanya memperkaya pengetahuan manusia tetapi juga menjadi sarana untuk mensyukuri nikmat Allah serta memperkuat keimanan kepada-Nya.
Â
- AtomÂ
Â
Al-Quran merupakan sumber hukum-hukum dalam islam yang mengandung nilainilai yang universal dan ajarannya menyeluruh terhadap segala aspek kehidupan umat manusia, baik yang menyangkut duniawi maupun ukhrawi. Ada beberapa ayat dalam AlQuran yang menyangkut tentang keberadaan atom dan melekul yang dapat dijadikan sebagai konsep. Dalam bab terdahulu telah dijelaskan bahwa atom adalah partikel-partikel terkecil yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Sedangkan molekul adalah hasil gabungan dari atom-atom. Maka jelaslah bahwa atom itu bagian dari molekul, tanpa adanya atom-atom molekul tidak akan terbentuk.[3] Atom adalah nama yang diberikan oleh para ahli kimia, yang sudah populer di zaman modern, sedangkan dalam Al-Quran atom disebut dengan "zarrah", dalam bahasa arab "zarrah" berarti atom. Hal ini sebagaimana terdapat dalam surat Az-Zalzalah ayat 7-8:
Â
.
Â
Artinya: Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.
Â
Ayat di atas menerangkan bahwa Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, tidak satupun yang terlepas dari pengetahuan Allah betapapun kecilnya. Hal senada juga digambarkan Allah dalam surat Yunus ayat 61:
Â
....
Â
Artinya: Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah (atom) di bumi ataupun di langit. tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).
Â
Pada ayat lain Allah menegaskan dengan Firman-Nya dalam Al-Quran surat Saba' ayat 3:
Â
....
Â
Artinya: tidak ada tersembunyi daripada-Nya sebesar zarrahpun yang ada di langit dan yang ada di bumi dan tidak ada (pula) yang lebih kecil dari itu dan yang lebih besar, melainkan tersebut dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)
Â
Dua ayat di atas memberikan gambaran seolah-olah atom itu kecil dan yang lebih dari pada itu yang pada kemajuan teknologi sekarang dinamakan dengan proton, elektron dan neutron. Dalam kedua ayat ini juga terlihat bahwa atom itu mempunyai berat (massa) dan besaran. Karena dari ayat pertama dan ketiga disebutkan "seberat zarrah" berarti atom (zarrah) mempunyai massa. Sedangkan pada ayat kedua disebutkan "sebesar zarrah" berarti atom (zarrah) mempunyai besaran, sedangkan yang lebih kecil daripadanya pada dewasa ini telah ditemukan, yaitu elektron, proton dan neutron( bagian dari atom).
Â
Â
Â
Telah dijelaskan pada bab terdahulu bahwa molekul itu merupakan gabungan dari beberapa atom sejenis maupun dari atom yang tidak sejenis yaitu molekul senyawa. Di dalam Al-Quran mengenai molekul memang tidak dijelaskan secara terperinci dan jelas, tetapi hanya pengertian yang menunjukkan bahwa molekul itu ada, sebagaimana dipaparkan Allah dalam surat al-Mukminun ayat 12 berikut ini:
Â
Â
Dan dalam surat Al-Hijr Allah juga menegaskan sebagai berikut:
Â
Dari kedua ayat di atas dapat menunjukkan dan menggambarkan kepada kita kemukjizatan ilmiah yang amat cermat dan teliti. ayat yang pertama dapat kita pahami bahwa manusia itu terdapat unsur-unsur kimia, baik itu berupa unsur yang terdiri dari molekul unsur maupun molekul senyawa. Sebagaimana dikatakan oleh Baiquni "Sulallah min Thin" (Sari pati) dapat diartikan sebagai unsur-unsur kimia, sehingga adanya prosesnya dari sari pati tanah menjadi segumpal darah.[4] Di sini sudah jelas bahwa telah terjadi suatu proses terjadinya molekul dari unsur-unsur kimia dimana ilmu biologi disebut biomolekul. Pada ayat 22 surat Al-Hijr itu disebutkan angin sebagai perantara terjadinya perkawinan pada tumbuh-tumbuhan dengan izin Allah.Â
Â
Angin sebagai gas yang bergerak karena mempunyai volume, tekanan dan energi yang mengikuti hukum-hukum alam yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT. Dimana kita ketahui bahwa beberapa atom itu berwujud gas, dengan adanya tekanan, energi, suhu, kondisi tertentu sehingga menjadi molekul-molekul baik berupa gas maupun cair. Allah berfirman dalam surat An-Nur: 43 sebagai berikut:
Â
Â
Artinya: Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan.
Â
Angin yang merupakan gas-gas yang bergerak tadi dapat menerbangkan biji-biji sari tumbuh-tumbuhan dari asalnya hingga sampai ke kepala putik. Hal ini dapat terjadi karena sari pati yang terdiri dari molekul-molekul dapat sampai sampai tepat di atas putik, hal ini sungguh aneh jika tidak ada yang mengaturnya, inilah kebesaran Allah yang memberikan energi pengikat dari masing-masing atom dari sari dan kepala putik "mengawinkan" . Hamka menafsirkan bahwa sentuhan angin yang halus itu mempertemukan mereka sehingga berpadulah antara positif dan negatif.[5]Â
Â
Hal ini terjadi karena di dalam kepala putik dan benang sari mempunyai tegangantegangan energi pengikat sehingga dapat menempel dan bertemu antara benang sari dan kepala putik. Atom-atom benang sari dan atom-atom yang ada pada kepala putik akan mengikat sendirinya dan membentuk molekul yang berupa species-species baru.
Â
Â
Â
- Pandangan Ulama Islam Terhadap Perkembangan Atom dan MolekulÂ
Â
Al-Qur'an memanggil manusia untuk menyelidiki dan mengenali segala kegaiban dan keajaiban yang tersimpan dalam jagat raya serta meneliti alam semesta dan mengungkapkan rahasianya. Sehingga dengan demikian kita dapat mengenal Pencipta-Nya. Al-Quran telah menjanjikan kepada orang-orang yang berpengetahuan akan mendapatkan kedudukan atau penghargaan dari Allah. Ketentuan ini telah diterangkan Allah dalam surat Al-mujadalah ayat 2:
Â
Â
Artinya: Orang-orang yang menzhihar isterinya di antara kamu, (menganggap isterinya sebagai ibunya, padahal) tiadalah isteri mereka itu ibu mereka. Ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah wanita yang melahirkan mereka. Dan sesungguhnya mereka sungguh-sungguh mengucapkan suatu perkataan mungkar dan dusta. Dan sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.
Â
Dari sini dapat kita lihat bahwa kata "ilmu" itu sebagaimana disebutkan dalam ayat di atas dan juga dalam beberapa ayat lain masih dalam konteks umum yang tidak hanya menunjukkan kepada ilmu-ilmu agama saja, tetapi juga terhadap ilmu-ilmu lain. Muhammad Ismail  Ibrahim mengatakan: oleh karena pengertian dan konotasi kata "ilmu" itu inilah maka para mufasir modern terhadap ayat-ayat Al-Quran berpendapat bahwa merupakan suatu keharusan penafsiran memuat dua asfek religius dan ilmiah, tanpa meninggalkan salah satunya.[6]
Â
Jenis sains dan teknologi yang bertujuan untuk kemaslahatan umat manusia serta menolong mereka untuk mempertahankan kehidupan dan mengelola lingkungannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga mereka dapat bersyukur atas nikmat yang telah diberikan, itu semua diperbolehkan bahkan dianjurkan dalam Al-Quran. Demikian juga perkembangan ilmu tentang atom dan molekul mulai demokritus yang menyebutkan tentang atom dan definisinya. Dimana seribu tahun yang lalu manusia belum mempunyai laboratorium fisika dan kimia, tetapi mereka telah sibuk mengungkapkan rahasia benda dan kejadian melalui daya kemampuan otaknya yang abstrak dan mereka juga mencoba menampilkan lewat jalur mistik.
Â
Sungguh suatu yang menakjubkan ketika ditemukan manuskrip yang dibuat oleh seorang sufi Jalaluddin Al-Rumi seribu tahun yang lalu, dimana beliau berkata: " jika membelah sebuah atom, anda akan menemui di dalamnya suatu sistem". Hal senada juga dikatakan oleh Fariduddin Al-Atthar "Pada suatu alam terdapat matahari, kalau anda membelah atom itu, anda akan menemukan suatu alam (species) dan dalam setiap atom terjumpai suatu gerakan berputar terus menerus yang tidak pernah berhenti".[7] Pernyataan-pernyataan ini sangat menakjubkan dan banyak kesuaian dengan penemuan teknologi masa kini tentang atom.
Â
Penelitian terus berjalan, sehingga akhirnya pada tahun 1932, tatkala James Chadwick menemukan bahwa dalam inti atom terdapat jenis partikel lain disamping proton yaitu partikel yang tidak bermuatan yang dinamakan neutron. Para ahli juga meneliti tentang energi nuklir yang dapat kita lihat pada peristiwa bom atom yang menyapu kota Hirosima dan Nagasaki. Namun pada tahun 1942 Enriko Fermi membuktikan bahwa reaksi pembelahan nuklir berantai dapat dilaksanakan secara terkendali sehingga energi yang begitu besar dapat bermanfaat sebagai penghasil tenaga listrik untuk memproduksi radio isotop, dimana saat sekarang ini radio isotop bermanfaat dalam bidang industri, pertanian, kedokteran dan sebagainya. Demikian panjang dan lama proses dan dengan berbagai macam percobaan serta perlakuan yang melelahkan sehingga perkembangan atom itu dapat bermanfaat bagi kemajuan teknologi. Hal ini terungkap dalam perkataan Ali bin Abi Thalib r.a mengatakan: " tidak ada kebaikan dalam ilmu yang tidak bermanfaat, ilmu itu lebih dari apa yang dipahami seseorang, maka dari setiap ilmu itu ambillah bagian yang paling berguna".[8]Â
Â
Dapatlah kita artikan bahwa perkembangan suatu ilmu itu tidak akan ditentang dalam Al-Quran selagi perkembangan ilmu itu tidak membawa mudharat bagi manusia dan kufur (syirik) terhadap sang Pencipta. Allah berfirman dalam Surat Yassin ayat 78-79:
Â
.
Â
Â
Artinya: Dan ia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata: "Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur luluh?". Â Katakanlah: "Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk.
Â
Â
PENUTUPÂ
Â
Setelah  diuraikan mengenai atom dan molekul dalam ilmu kimia dan konsep Al-Quran, maka penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan, yaitu:
Â
- Atom dan molekul merupakan bagian dari materi kimia, yang membahas tentang partikel suatu benda yang tidak dapat dilihat dengan mata.
- Al-Quran telah lebih dahulu menerangkan konsep tentang atom dan molekul serta bagianbagiannya, dimana Al-Quran menjelaskan bahwa atom masih dapat dibagi lagi menjadi sub-subnya.
- Teori tentang atom dan molekul dewasa ini yang dikemukakan oleh ahli kimia tidak bertentangan dengan apa yang telah dijelaskan di dalam Al-Quran. Dengan demikian teori atom dan molekul menurut para ahli dan konsep Al-Quran sejalan.
- Ilmuan Islam terlebih dahulu mengembangkan teori tentang atom dan molekul
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H