"Kamu ngapain hujan-hujan kesini?"
"Kamu cantik. Aku pengin ketemu kamu."
"Iiiihhh gombal. Kan bisa besok ajaaa. Nanti kamu sakit loh."
"Aku bawa sesuatu buat kamu."
"Apa?" Tiba-tiba dia berjongkok di depanku dan meraih tanganku. Kemudian dia memakaikan cincin di tanganku.
"Aku mencintaimu, Senja. Aku sangat sangat mencintaimu. Aku ingin selalu di sampingmu, ingin selalu bersamamu. I love you." Kemudian dia bangkit dan memelukku. Aku pun berbalik memeluknya.
"Makasih Rey. Aku bahagia banget bisa dimiliki sama kamu. Aku juga mencintaimu." Kataku sambil menangis haru.
Kemudian tiba-tiba terdengar suara benturan yang keras dan kudapati Rey terjatuh dari motornya serta bergelimangan darah. Aku menghampirinya dan meletakkan kepalanya di pangkuanku.
"Aku mencintaimu, Senja. Sangat mencintaimu. Tapi Tuhan berkehendak lain, aku ngga punya banyak waktu untuk menjagamu dan membahagiakanmu. Berjanjilah kamu bisa bahagia tanpa aku. Dan cobalah membuka hatimu untuk orang yang bisa membuatmu tersenyum agar aku bisa pergi dengan tenang."
Aku menangis sejadi-jadinya. Aku tak siap menyaksikan ini. "Rey bukannya kamu janji bakal terus di sampingku. Tapi kenapa sekarang pergi? Reeeyyyy." Aku terus menangis sampai pandanganku mulai memburam dan semakin putih, samar-samar kulihat Steve berdiri di sampingku dan Rey tersenyum ke arahku dan Steve. Kemudian semuanya lenyap.
***