Mohon tunggu...
ANITA FITRY LUMBANTORUAN
ANITA FITRY LUMBANTORUAN Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Magister Akuntansi Unversitas Mercu Buana 55520120002. Dosen Prof.Dr.Apollo.M.Si.Ak

Mahasiswi Magister Akuntansi Unversitas Mercu Buana 55520120002. Dosen Prof.Dr.Apollo.M.Si.Ak Diberkati untuk menjadi Berkat

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

TB2_Cara Memahami Peraturan Perpajakan Internasional Pendekatan Seni dan Etis_Penggelapan dan Penghindaran Pajak_Prof.Dr.Apollo

24 Mei 2022   17:14 Diperbarui: 24 Mei 2022   18:18 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cara Memahami Peraturan Perpajakan Internasional Pendekatan Seni dan Etis/koleksi pribadi

Pada tahap produksi ini akan membutuhkan yang namanya seorang pekerja yang memiliki keahlian menciptakan sesuatu yang luar biasa dan tentunya dengan kualitas tinggi. Produksi sebuah karya seni bisa saja dilakukan oleh satu orang atau sekumpulan orang yang saling bekerja sama untuk mendapatkan sesuatu yang lebih luar biasa lagi. 

Dalam berbagai karya seni selalu ada dibuat siapa yang pemilik atau pembuat karya seni tersebut misalnya saja "yang dibuat oleh Raden Kumal pada tahun xxxx", 

itu bukan semata-mata hanya untuk gaya-gayaan saja tetapi untuk mengingatkan kita bahwa sebuah karya seni itu mahal karena harus melalui banyak proses yang tidak mudah dan tentunya dengan ide atau hasil pemikiran yang berkualitas yang melatarbelakanginya. 

Pada tahap terakhir dari sebuah seni ini adalah seluruh keahlian yang melibatkan fisik seperti memahat yang telah dilakukan oleh para seniman akan diterapkan dalam sebuah karya seni yang sifatnya massif, yang penuh dengan yang namanya simbolisasi seperti sebuah candi yang sangat terkenal yaitu candi Borobudur. 

Telah lengkap semua tahapannya kita bahas, proses seni seperti yang sudah dijelaskan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa seni merupakan gabungan dari ide atau hasil pemikiran, keahlian yang melibatkan keterampilan fisik dan menghasilkan sebuah hasil akhir yang termanifestasi dalam sebuah bentuk atau sebuah gerakan.

Disamping dari pemahaman yang didapat melalui pengkajian defenisi seni yang terdapat dalam Kamus Bahasa Indonesia, pemahaman dan penghargaan dari sebuah seni, dapat ditingkatkan dengan menanyakan berbagai pertanyaan seperti apa itu tujuan dari penciptaan sebuah seni dan apa alasan seni tersebut dibuat atau diciptkan. 

Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan diatas dapat bervariasi tergantung dari sudut mana kita mengambil jawabannya. 

Alasan mendasar adalah karena seni bisa ada karena sebab atau alasan yang berbagai macam sesuai dengan kondisi individu atau sekelompok orang yang membuatnya. Mungkin juga kita tidak akan bisa memperoleh sebuah defenisi tentang seni itu sendiri, namun kita tetap bisa mendapatkan dan memahami tentang seni dengan melalu yang bisa seni lakukan untuk pemahaman kita.

Seni itu sendiri menciptakan sebuah keindahan. Tidak dapat kita pungkiri lagi bahwa sebuah seni selalu hadir dalam bentuk keindahannya. Sejak zaman nenek moyang kita keindahan adalah sesuatu yang dicari-cari oleh manusia. 

Pada mulanya manusia hanya merujuk kepada ciptaan Tuhan yang tidak lain dari alam untuk diaplikasikan dalam sebuah seni yang dibuat. Saat keindahan yang terdapat dalam alam tidak lagi cukup, maka manusia selalu berupaya untuk meningkatkan standar keindahan itu sendiri yang dianggap lebih baik dari alam sebuah bentuk yang dianggap lebih ideal. 

Seperti yang kita ketahui sebuah bangsa yaitu bangsa Yunani klasik sangatlah mencintai atau sangat terobsesi dengan kecantikan, dan sangat tertarik dengan berbagai formula matematis untuk menemukan sebuah bentuk yang sempurna yang belum pernah ada sebelumnya dan bahkan tidak pernah ada dan dikenal oleh alam, 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun