Mohon tunggu...
ANITA FITRY LUMBANTORUAN
ANITA FITRY LUMBANTORUAN Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Magister Akuntansi Unversitas Mercu Buana 55520120002. Dosen Prof.Dr.Apollo.M.Si.Ak

Mahasiswi Magister Akuntansi Unversitas Mercu Buana 55520120002. Dosen Prof.Dr.Apollo.M.Si.Ak Diberkati untuk menjadi Berkat

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

TB2_Cara Memahami Peraturan Perpajakan Internasional Pendekatan Seni dan Etis_Penggelapan dan Penghindaran Pajak_Prof.Dr.Apollo

24 Mei 2022   17:14 Diperbarui: 24 Mei 2022   18:18 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cara Memahami Peraturan Perpajakan Internasional Pendekatan Seni dan Etis/koleksi pribadi

Si klien menganggap bahwa ide praktisi bukanlah sesuatu yang bisa dihitung dengan jelas dan bisa dilihat seperti bahan produksi dan biaya produksi sebuah perusahaan itulah makanya sangat susah dalam penentuan harga sebuah desain visual, 

akan memakan waktu yang cukup lama untuk tawar menawar dan bernegosiasi antara para praktisi (yang membuat desain) dan klien (yang memiliki sebuah perusahaan).

 Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai apa arti seni itu, dapat dilihat dari dua macam pendekatan. Pendekatan pertama yaitu penjelasan mengenai beberapa defenisi kata seni yang diambil dari berbagai sumber seperti dari kamus maupun situs online, disana akan banyak kita temukan apa itu defenisi seni. 

Yang kedua yaitu pendekatan yang dapat dilakukan dengan melalui pembahasan tentang sebab dan tunjuan seni tersebut diciptakan.

Merujuk pada defenisi diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa menurut kamus besar bahasa Indonesia, seni merupakan gabungan dari sebuah pemikiran, sebuah keahlian yang juga melibatkan keterampilan fisik dan hasil akhir yang didapat dapat berupa sebuah bentuk atau gerakan. Yang berarti seni tersebut adalah sebuah proses. Secara garis besarnya, proses ini dapat dibagi menjadi 3 bagian . 

Bagian pertama akan dimulai dengan sebuah ide atau hasil pemikiran individu. Tidak ada satupun karya seni yang bisa dihasilkan tanpa adanya ide. Ide itu sendiri merupakan latar belakang atau nafas atau nyawa dari karya seni itu sendiri, jadi kalau tidak ada ide maka karya seni tidak akan pernah ada. 

Di Indonesia banyak sekali candi-candi peninggalan hasil karya seni nenek moyang kita zaman dahulu bahkan sebelum negara ini dibentuk. Dimana candi-candi tersebut sudah diakui sebagai warisan sejarah dari nenek moyang kita yang mempunyai nilai seni yang masih sangat berharga sampai sekarang, buktinya karya seni tersebut bisa menjadi wisata yang dapat meraup banyak keuntungan untuk negara. 

Yang menjadi pertanyaan adalah apakah candi-candi tersebut dibangun hanya untuk mementingkan keindahan semata saja, tanpa adanya suatu ide atau hasil pemikiran yang menjadi latar belakang pembangunannya? Apakah setiap bentuk dan ornament yang ada dalam candi tersebut hanyalah dekorasi semata tanpa ada ide atau pemikiran yang mendasarinya? 

Dan apakah jumlah tingkatan atau jumlah tangga yang ada pada candi tersebut semata-mata hanyalah kebetulan belaka? Jawaban dari beberapa pertanyaan diatas adalah tidak. Candi tersebut dibangun dengan ide atau pemikiran individu atau gabungan dari ide atau pemikiran individu-individu atau sekelompok orang yang melatarbelakanginya. Hasil beberapa penelitian menunjukkan bahwa candi-candi tersebut dibangun untuk tempat beribadah bagi penganut agama Buddha yang berasal dari aliran Mahayana.

Setelah ide atau pemikiran yang mendasari suatu karya seni sudah berhasil diperoleh, maka selanjutnya seni tersebut akan memasuki tahap selanjutnya yaitu tahap kedua. 

Dalam tahap kedua ini dinamakan proses produksi. Mengingat bahwa karya seni adalah sebuah produk yang berkualitas yang dapat dicerminkan baik dari segi kehalusannya, keindahannya, kemegahannya dan lain sebagainya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun