Mohon tunggu...
Anita Kencanawati
Anita Kencanawati Mohon Tunggu... Penulis - Ketua WPI (Wanita Penulis Indonesia) Sumut

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Jejak Jalan Berkabut Luka (Episode-18)

19 Maret 2022   10:26 Diperbarui: 19 Maret 2022   10:33 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun, tenyata aku salah. Suatu malam, aku menjadi korban penjambretan yang tak pernah aku bayangkan.

Sudah pukul 21.00 WIB. Sudah beberapa kali aku masuk ke ruang layouter. Tapi tiga halaman berita yang sudah kuedit sejak sore dan kuserahkan pada bagian layouter, belum juga selesai dilayout.  

"Belum siap juga ya, Wan?" tanyaku pada Iwan yang sedang melayout halaman redaktur lain.

"Belum, Kak. Ini masih mengerjakan halaman Bang Yudi," jawab Iwan.

Aku menarik nafas. Sudah tiga hari ini aku pulang lewat jam sepuluh malam. Entah mengapa, sekarang Iwan selalu mendahulukan halaman redaktur lain untuk dilayout. Setelah itu, baru halamanku.

Pukul 10.46 WIB, akhirnya Iwan memberitahu kalau halamanku sudah selesai dilayout. Segera kuperiksa hasil layout halamanku yang sudah diprint Iwan. Setelah selesai, kemudian kuparaf.

Hujan rintik-rintik menemaniku pulang, malam itu. Sejak maghrib, hujan memang sudah turun dan belum berhenti ketika aku pulang. Jalanan basah, dan sangat sepi. Aku menjalankan sepeda motorku dengan agak kencang dari biasanya.

Setelah sampai di jalan besar menuju rumahku, aku menarik nafas lega. Tentu saja aku merasa lega. Selama ini, jalan besar menuju ke rumahku dikenal sebagai kawasan yang aman bagi kami, warga setempat. Sebab, ada rumah kepala preman yang sangat ditakuti orang, di situ.

Orang luar, selalu takut jika melewati jalan itu. Apalagi ketika mereka lewat tepat di depan rumah kepala preman tersebut. Selalu ramai anggota kepala preman itu berjaga-jaga di jalan sekitar rumah ketuanya.

Bagi warga setempat, keberadaan rumah kepala preman di jalan itu justru membuat warga bagai dilindungi. Sebab, tak ada preman usil yang berani mengganggu warga setempat.

Kepala preman akan memberi hukuman kepada preman yang berani mengganggu warga setempat. Begitu pula, tidak ada rumah warga yang dimalingi. Kalau sampai terjadi, malingnya akan dikejar kepala preman sampai dapat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun