Kita berangkat menggunakan 4 perahu mesin, perjalanan dekat banget hanya 30 menit sampee, wush wush wush,, sampe dech di Pantai. Sesampai disitu yang cowok mengambil kelapa muda yang cewek siap siap dech buat api untuk bakar ikan,, makan dengan suami dan nasi beralaskan daun pisang sungguh nikmat didukung dengan angin pantai yang sejuk,, duchh jadi kangen kan kalo disuruh cerita gini,,
Selesai makan ya udah kita menikmati pantai itu anak kecil berlarian di pinggir pantai, berenang, tiduran di pinggir pantai yg nyaman. Karena berhubung saya kurang pandai berenang, yang saya lakukan hanya berfoto,, hahahahha, mainan air di pinggir pantai sambil liatin ikan kecil -- kecill dan berfoto di spot spot yang bagus.Â
Sekitar 3 -- 4 jam sudah dimanjakan sama suasana pantai kita memutuskan untuk pulang, sebelum pulang ditutup dengan acara gebyur air, bagi yang pakaian nya belum basah harus digebyur,, ya karena saya dan suami cuma berfoto saja yaudah dech pasrah kita digebyur. Hahhahahahha, puas puas puas.. Puaslahh,,,
Sebelum pulang tidak lupa kami mampir di air terjun orang disana menyebutnya Waai Ulah. Airnya jernih banget, segar dan arusnya lumayan deras.Â
Habis kena air asin ke air segar Ya Allah, bersyukur pokoknya masih bisa merasakan keindahan ciptaan Allah. Waai Ulah tersebut dipergunakan oleh warga kampung untuk mencuci dan minum, samping waai ulah adalah hutan yang banyak ditumbuhi pohon kelapa pala, cengkeh dll.Â
Pantas saja ya kita dulu dijajah, Belanda tau terlebih dahulu kekayaaan yang dimiliki oleh Indonesia. Setelah puas main di Waai Ulah kita pulang dan istirahat.Â