Mohon tunggu...
Anis  Sugiharti
Anis Sugiharti Mohon Tunggu... Petani - Perjalanan seribu mil dimulai dengan satu langkah

Alam menginspirasi, manusia berimajinasi

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Sejauh Mata Memandang di Pulau Tengah, Namlea

19 Oktober 2020   13:36 Diperbarui: 19 Oktober 2020   13:48 680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Persiapan Keberangkatan
Persiapan Keberangkatan

Perjalanan berlayar ini kita hanya menyisiri desa -- desa pinggiran di sekitar  Pulau Buru, udara di malam hari ya beuhhh jangan ditanya udara sangat dingin banget secara disana itu masih hijau dan pepohonan besar besar. Berlayar di malam hari ditunjukkan lagi hamparan bintang yang begitu banyak menurut saya itu salah satu kebesaran Allah. Takjub dan TOP banget. 

Kegiatan di kapal kita menonton film bareng nyemal nyemil bareng dan berbagi cerita. Saking asyiknya bercerita waktu gk terasa dan sekitar pukul 01.00 WIT Alhamdulillah kami semua selamat sampai tujuan di Pulau Tengah dan I'm coming mertua tersayang. 

Sesampai di pulau tersebut hal yang saya lihat adalah kegelapan, disana belum ada jaringan listrik, sinyal pun tak ada, selama ini kampung hanya mengandalkan pilar (obor) itupun hanya di beberapa titik dan lampu tenaga surya itupun kalo cuaca panas klo cuaca hujan alamat gelap gulita. Saya serasa terdampar dan tersesat di pulau.

Day 3

Setelah sampai di rumah mertua, kita masak bareng untuk persiapan sahur bersama keluarga. Menu yang dihidangkan ikan segar baru selesai dipancing, rata -- rata warga disana pergi memancing ikan sekitar 21.00 dan kembali pukul 02.00 -- 03.00 pas dech waktu sahur. 

Memang beda ya ikan yang barusan dipancing bener bener nikmat saking nikmatnya saya makan ikan tongkol 4 ekor. Ups ketahuan dech sama mertua, Ternyata menantuku makan nya banyak,, hahahahhaha. Tanda imsyak sudah dibunyikan dan langsung menuju ke masjid belakang rumah untuk shalat berjamah. 

Selepas sholat maafkan, kami tertidur pulas, cuapek poll habis perjalanan panjang ini. Sekitar pukul 09.00 WIT kami bangun dan barulah mendengar suara kehidupan dari pulau tersebut. Anak -- anak kecil membuat obor untuk persiapan malam takbir, para ibu mengupas singkong (makanan pokok) untuk dibuat suami. 

Pasti pada bingung kan kok singkong bisa dibikin suami?? Tidak ada yang tahu pasti kenapa nama makanan ini diberi nama suami, tapi yang pasti yang satu ini bukan berbentuk manusia ya.

Suami itu adalah makanan khas dari Ambon dan Bau -- Bau (Sulawesi) cara membuatnya cukup singkong diparut, diperas airnya lalu dikukus dech, dari segi rasa ya hambar biasanya dipadupadankan dengan ikan bumbu kuning atau bening dan sambal colo colo. 

Suami adalah makanan pengganti nasi, disana jarang banget pada makan nasi kebanyakan makan singkong atau papeda, kalao gk makan singkong rasanya perut belum mantap, perut masih lapar dan bergetar badan, berbanding terbalik dengan saya kalau belum makan nasi saya gemetar. Waktu disana begitu cepat tiba -- tiba sudah sore saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun