"Maaf, aku tidak bisa tidur dengan laki-laki. Mengertilah. Aku takut nanti akan terjadi seperti tadi."
"Baiklah, aku janji tidak akan melakukan apa-apa padamu. Atau aku akan tidur di sofa saja. Kau yang di tempat tidur. Bagaimana?"
Kali ini aku melihatnya bukan sebagai lelaki yang tadi pernah akan melumatku. Sepertinya janji itu bisa dipertimbangkan. Tapi apa iya aku akan aman?
Timpukan  alasan memukuli kepala. Hatiku ingin terus bersamanya, namun ketakutan diapa-apakan juga memberatkan pengambilan keputusan. Apa yang sebaiknya kulakukan?
Bersambung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H