Mungkin mereka pacaran. Hari itu hujan tak turun, malah terasa sangat terik dan panas. Aku pergi pulang dengan hati sedih. Mulai saat itu aku tidak menaruh perasaan apapun lagi pada Andri. Aku akan belajar sungguh-sungguh agar aku bisa lulus ujian, dan masuk Universitas favorit.Â
***
2 minggu setelah itu, aku lebih terlihat serius. Wajahku tak ramah seperti biasanya. Aku siap ujian. Aku akan melupakan semua urusan yang tak penting dan fokus pada semua yang ada untuk masa depan.Â
Hujan deras seolah merestui apa yang menjadi niatku saat itu. Andri beberapa kali kulihat, mencari-cari pandang kepadaku dari arah tempat duduknya. Tapi aku tidak mempedulikan apapun lagi. Lulus dan Lolos adalah mimpiku sekarang. "Aku bisa" Dalam hatiku.Â
***
Sebulan sudah ujian demi ujian aku lewati. Aku Lulus dan Lolos diterima Universitas favorit di kotaku.Â
Bahagianya hari itu menerima kabar baik yang sangat menggemparkan keluargaku. AyahIbu, dan adikku turut bahagia dengan semua hasil belajar ku. Mereka bangga dengan kerja keras ku.Â
Tak lama kemudian, Â ada seorang pria mengetuk pintu rumahku. Aku lihat dia adalah Andri. Dia membawa sebuah koper yang dia seret. Aku membuka pintu dan bertanya mengapa dia datang.Â
Dia berpamitan kepadaku. Katanya, dia akan mengambil pendidikan sperti ayahnya. Dia akan menjadi seorang dokter.Â
"Nis, aku tau kamu diam-diam suka sama aku kan? " Dia bertanya dengan PD-nya.Â
"Ke PD-an deh kamu Dri. Aku gak suka kok sama kamu. " Aku tau aku bohong. Tapi aku tak bisa mengutarakan perasaanku yang sebenarnya.Â