"Nis, nyontek donk! " Ada suara dari belakang yang aku kenal. Namun tiba tiba jantungku berdebar. Â Perlahan aku menoleh nya, ternyata Andri. Dia belum mengerjakan tugasnya. Ya ampun dalam hatiku.Â
Aku bergegas mengeluarkan buku catatan ku dan memberikannya pada Andro, namun buku itu diambil Fitri. Si ketua genk kecantikan yang suka banget bully orang. Aku hanya bisa diam saja saat itu. Andri pun tak berkata apa-apa, dia hanya bilang "ups, nanti aku yang ambil bukumu".Â
Aku duduk-duduk saja sambil memperhatikannya mencatat jawaban tugas entah dari bukuku atau buku teman-teman yang lain. Aku rasa dia sangat tampan dalam  keadaan serius. Pikiranku jadi melayang, bagaimana jika aku ada di hadapannya, dan dia menyatakan cintanya dengan serius padaku. " Ohh ya ampunnnn..... " Ternyata suaraku terdengar teman-teman yang lain. Mereka semua menoleh ke arahku.Â
Tentu saja wajahku berubah menjadi merah. Aku hanya bisa nyengir sampai semua terkondisikan kembali.Â
Tiba-tiba dia berjalan ke arahku, dan memberikan buku tugasku.Â
"Makasih ya, tadi aku nyontek dari bukumu." Kata dia tersenyum.Â
"Ahhh... Senyumannya." Dalam hatiku.Â
Dia kembali ke tempat duduknya da kami semua belajar karna bel sudah berbunyi..Â
***
Seperti kemarin, aku menunggu angkot ku di dekat halte bus. Lagi-lagi aku melihatnya., namun kali ini dia berdua dengan Fitri. Mereka berjalan bersama, dan tertawa bersama sama. Hatiku saat itu sakit. Seperti tersayat namun tak berdarah. Ingin aku menangis sekuatnya namun malu dilihat banyak orang. Aku hanya bisa murung dan cemberut.Â
Mereka lewat didepanku. Fitri dengan wajah judes nya berjalan dengan sombongnya sambil melirik sinis padaku. Andri tersenyum namun dia tak menyapaku.Â