Mohon tunggu...
Cahyani Yusep
Cahyani Yusep Mohon Tunggu... Wiraswasta - Ani

Sederhana dan suka mempelajari hal hal yang baru

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Cerita tentang Hujan] Hujan, Aku Merindunya

11 Februari 2020   11:56 Diperbarui: 11 Februari 2020   13:29 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Nis, nyontek donk! " Ada suara dari belakang yang aku kenal. Namun tiba tiba jantungku berdebar.  Perlahan aku menoleh nya, ternyata Andri. Dia belum mengerjakan tugasnya. Ya ampun dalam hatiku. 

Aku bergegas mengeluarkan buku catatan ku dan memberikannya pada Andro, namun buku itu diambil Fitri. Si ketua genk kecantikan yang suka banget bully orang. Aku hanya bisa diam saja saat itu. Andri pun tak berkata apa-apa, dia hanya bilang "ups, nanti aku yang ambil bukumu". 

Aku duduk-duduk saja sambil memperhatikannya mencatat jawaban tugas entah dari bukuku atau buku teman-teman yang lain. Aku rasa dia sangat tampan dalam  keadaan serius. Pikiranku jadi melayang, bagaimana jika aku ada di hadapannya, dan dia menyatakan cintanya dengan serius padaku. " Ohh ya ampunnnn..... " Ternyata suaraku terdengar teman-teman yang lain. Mereka semua menoleh ke arahku. 

Tentu saja wajahku berubah menjadi merah. Aku hanya bisa nyengir sampai semua terkondisikan kembali. 

Tiba-tiba dia berjalan ke arahku, dan memberikan buku tugasku. 

"Makasih ya, tadi aku nyontek dari bukumu." Kata dia tersenyum. 

"Ahhh... Senyumannya." Dalam hatiku. 

Dia kembali ke tempat duduknya da kami semua belajar karna bel sudah berbunyi.. 

***

Seperti kemarin, aku menunggu angkot ku di dekat halte bus. Lagi-lagi aku melihatnya., namun kali ini dia berdua dengan Fitri. Mereka berjalan bersama, dan tertawa bersama sama. Hatiku saat itu sakit. Seperti tersayat namun tak berdarah. Ingin aku menangis sekuatnya namun malu dilihat banyak orang. Aku hanya bisa murung dan cemberut. 

Mereka lewat didepanku. Fitri dengan wajah judes nya berjalan dengan sombongnya sambil melirik sinis padaku. Andri tersenyum namun dia tak menyapaku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun