2. Demokrasi Terpimpin (1959-1965)
Demokrasi Terpimpin ditandai dengan terpusatnya kepemimpinan pada presiden Ir. Soekarno. Penerapan prinsip-prinsip demokrasi ini sangat tidak tepat. Dapat terlihat dari kebijakan mengangkat presiden seumur hidup, menghilangkan pemilu presiden pada masa itu, melemahnya peran lembaga perwakilan rakyat, lahirnya absolutisme yang memusatkan kekuasaan kepada presiden, dan ketegangan pers.
3. Demokrasi Pancasila Masa Orde Baru (1965-1998)
Karena banyak kekurangan dari sistem demokrasi terpimpin, serta pecahnya Peristiwa G30S/PKI, Soekarno akhirnya menyerahkan kekuasaanya kepada Soeharto. Masa pemerintahan Soeharto ini juga dikenal dengan masa Orde Baru. Era pemerintahan Soeharto ini tercetusnya Demokrasi Pancasila.Â
Penamaan itu diambil karena demokrasi pada masa ini dibuat mengacu pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Demokrasi Pancasila jauh lebih baik dari Demokrasi Terpimpin, tetapi sistem politik ini masih tidak memberikan ruang untuk berdemokrasi dalam kehidupan politik. Sehingga maraknya kasus korupsi, kolusi, nepotisme (KKN) hingga terjadinya krisis moneter pada tahun 1997.
4. Demokrasi Reformasi (1998-sekarang
Setelah lengsernya pemerintahan soeharto, maka terbentuknya awal era  reformasi yang mengubah sistem demokrasi di Indonesia menjadi lebih baik. PPrinsip-prinsip demokrasi pun sangat tercermin dalam pemerintahan. Seperti, kebebasan pers dikembalikan dengan pembubaran lembaga-lembaga anti kebebasan pers, rakyat mendapatkan haknya untuk menyalurkan pendapat dan aspirasi.
Sampai saat ini, demokrasi masih menjadi nilai penting dalam kehidupan bermasyarakat dan berpolitik di Indonesia. Nilai-nilai demokrasi dapat ditanamkan melalui pendidikan di sekolah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H