Mohon tunggu...
Anggi Ria Meisaroh
Anggi Ria Meisaroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Agroekoteknologi 2021

Pecinta seni dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Integrasi Iman dan Ilmu

10 Desember 2021   14:20 Diperbarui: 10 Desember 2021   14:37 1239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

4. Dalam pengertian ini, Islamisasi perlu menghancurkan kekuatan tradisional yang tidak memiliki kerangka justifikasi yang jelas. Pada saat yang sama, Islamisasi dalam konteks ilmu pengetahuan merupakan upaya untuk mengintegrasikan penemuan objek ilmiah, yang harus dianggap sebagai awal dari integrasi proses kehidupan Muslim.

5. Bagi al-Faruqi, integrasi ilmu dicapai dengan memasukkan pengetahuan baru ke dalam warisan Islam, menghilangkan, mengubah, menafsirkan kembali dan menyesuaikan komponennya sebagai pandangan dunia Islam (Weltanschauung-Islam) dan menentukan nilainya.

Umat Islam tidak harus bertindak untuk upaya integrasi ini dalam kerangka pengetahuan modern, mereka dapat menggunakan khazanah Islam klasik tanpa harus melindunginya, karena beberapa tren tidak relevan dengan perkembangan modern. Bagi Osman Bakar, integrasi merupakan upaya memberikan model alternatif bagi ilmu pengetahuan modern. Upaya ini dilakukan untuk mengembangkan kajian yang mencakup seluruh alam semesta dan penerapan teknologi berdasarkan prinsip-prinsip Islam

  • Integrasi Iman dan Ilmu

Pada dasarnya ilmu digunakan untuk menjawab atau memecahkan masalah manusia, sehingga dengan kemajuan ilmu pengetahuan, kesejahteraan hidup manusia juga meningkat. Perkembangan ilmu pengetahuan dalam empat tahun terakhir sangat dipengaruhi oleh para filosof Timur dan Barat, yang menyebabkan ilmu pengetahuan menjadi terlalu rasional dan frustasi.

Semua agama termasuk Islam memandang positif suatu ilmu/sains, karena suatu pengetahuan memiliki peran yang sangat fundamental sekali bagi eksistensi manusia di muka bumi ini. Islam memberikan perhatian yang besar terhadap ilmu. Apapun bentuk ilmu itu, selama bisa memberikan kemanfaatan, maka ilmu tersebut harus dicari. Allah dan Rasul-Nya tidak menyebut suatu disiplin ilmu tertentu yang menjadi penyebab seseorang akan diangkat derajatnya oleh Allah SWT, demikian juga tidak menyebut dengan menunjuk ilmu-ilmu tertentu untuk dipelajari.

Namun, sampai saat ini, mayoritas hampir masyarakat muslim masih melakukan kategorisasi ilmu yang dikotomi menjadi dua ilmu, yakni ilmu dunia (sains) dan ilmu akhirat (agama). Pembagian ini secara tidak langsung menjadikan banyak umat Islam beranggapan bahwa mempelajari ilmu-ilmu sains, seperti kedokteran, biologi, ekonomi, matematika atau yang lain dikategori sebagai fardhu kifayah. Akibat dari sikap ini, tidak diwajibakan semua umat Islam mempelajari ilmuilmu tersebut. Sebaliknya, mempelajari ilmu-ilmu agama, seperti tasawuf, fiqih, aqidah, tajwid, bahasa Arab atau yang lain bisa termasuk kategori fardhu ain. Dengan kata lain, semua umat Islam wajib mempelajarinya. Jika tidak mempelajari, dia termasuk hamba yang melanggar perintah Allah.

Apabila Pandangan ini dikorelasikan dengan firman Allah dan hadis Rasul di atas, tidak hanya salah, akan tetapi pandangan ini bisa merusak bangunan aqidah. Umat Islam seharusnya meyakini bahwa semua ilmu datangnya dari Allah, baik ilmu umum atau agama dan tidak perlu dimunculkan dikotomi antara keduanya.

Sependapat dengan penjelasan di atas, Murtadha Mutahhari mengungkapkan tentang iman dan sains. Keduanya merupakan karakteristik khas insani. Manusia mempunyai kecenderungan untuk menuju ke arah kebenaran dan wujud-wujud suci, dan tidak dapat hidup tanpa menyucikan dan menuju sesuatu. Ini adalah kecenderungan iman yang merupakan fitrah manusia. Di pihak lain, manusia juga memiliki kecenderungan untuk selalu ingin memahami alam semesta dan kemampuan untuk memandang masa lalu, sekarang dan masa mendatang, yang semuanya merupakan ciri khas sains. Karena iman dan ilmu merupakan karakteristik insani, maka pemisahan antara keduanya justru akan menurunkan martabat manusia. Iman tanpa ilmu mengakibatan fanatisme dan kemunduran, tahayyul dan kebodohan. Sebaliknya ilmu tanpa iman akan digunakan untuk mengumbar hawa nafsu, kerakusan, ekspansionisme, ambisi, kesombongan, kecurangan dll.

  • Langkah-Langkah Integrasi 

Ketika mengeluarkan suatu ide besar yang dikemukakan oleh para intelektual atau ilmuwan pasti ada suatu cara maupun langkah-langkah yang harus dilakukan agar tercapai suatu hal yang diinginkan. Dengan begitu penulis mengambil salah satu langkah dari tokoh yang memiliki konsep tentang integrasi. Ismail Raji Al-faruqi sebagai tokoh pemabaharu Islam yang membahas tentang integrasi agama dan sainsmemberikan suatu langkah-langkah yang sistematis untuk mencapai ide tersebut, diantaranya:

  • Penguasaan Disiplin Ilmu Modern: Penguraian Kategoris mengenai disiplin-disiplin ilmu dalam kemajuannya di zaman sekarang harus dipecah menjadi kategori-kategori, prinsip-prinsip, metodologi - metodologi, problema-problema, dan tema-tema yang mencerminkan daftar isi dalam sebuah buku teks (pelajaran) dalam bidang metodologi disiplin ilmu yang bersangkutan.
  • Survei Disiplin Ilmu: Apabila kategori-kategori disiplin ilmu telah dipilah-pilah, maka suatu survei secara menyeluruh harus ditulis untuk setiap disiplin ilmu, seperti mengenai asal-usul dan perkembangannya serta pertumbuhan metodologinya, perluasan cakrawala wawasannya, sumbangan-sumbangan pemikiran yangberikan oleh para tokoh utama, memberikan bibliografi dengan singkat, dan mencantumkan karya-karya tepenting.
  • Langkah-langkah Integrasi Iman dan Ilmu dalam kehidupan Sehari-hari

Pertama, memetakan konsep keilmuan dan ke-Islaman. Guru perlu diajak bertamasya bersama al-Quran ke alam ilmu pengetahuan, dengan cara mengklasifikasikan sains secara sistematis ke dalam  berbagai disiplin ilmu atau tema-tema yang dikehendaki. Dengan kata lain, guru disarankan terlebih dahulu menjelajahi tema-tema sains yang ada di dalam al-Quran.

Kedua, memadukan konsep keilmuan dan keislaman. Kerja ini, mengintegrasikan konsep, bukan rumus-rumus. Yaitu mencari titik kesamaan antara sains dan Islam. Tegasnya,  antara  al-Quran atau  hadist dan sains dicoba diintegrasikan sehingga satu sama lain saling memperkokoh dalam membuka tabir kegaiban akan realitas konkret yang disabdakan Allah swt. Dalam  ayat-ayat-Nya, baik yang qauliyah maupun kauniyah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun