Mohon tunggu...
Andri Kurniawan
Andri Kurniawan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Tulislah apa yang kamu pikirkan, cintailah apa yang menjadi milikmu. Kita semua berjalan menuju kesuksesan dengan caranya masing-masing, sebab ada yang harus dinanti, didoakan, serta diusahakan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Ayah, Mengapa Keluarga Kita Begini

13 Juni 2024   13:30 Diperbarui: 13 Juni 2024   13:33 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bayangan anak perempuan bersama sang ayah (sumber: kompas.com)

 "Ibuku sudah memberikan segalanya untukku, tapi aku selalu merasa ada yang kurang."

Ardi meraih tangan Laras dan menggenggamnya erat. 

"Laras, kamu sudah melalui banyak hal yang berat. Tapi kamu tetap berdiri kuat di sini. Kamu luar biasa."

Laras menatap Ardi dengan mata berkaca-kaca. Untuk pertama kalinya, dia merasa ada seseorang yang benar-benar peduli padanya. 

Dalam momen itu, Laras menyadari bahwa dia tidak perlu menjalani hidup ini sendirian. Ada orang yang siap untuk berbagi beban dan mendukungnya.

Sejak hari itu, hubungan Laras dan Ardi semakin erat. Ardi menjadi tempat berlindung bagi Laras, seseorang yang bisa dia percayai dan andalkan. 

Bersama Ardi, Laras belajar untuk membuka dirinya dan menghadapi ketakutan serta luka dari masa lalunya.

Perjalanan Laras untuk pulih dari trauma masa kecilnya tidaklah mudah. Dia sering mengalami mimpi buruk dan rasa cemas yang mendalam. 

Bersama dengan dukungan Ardi, dia perlahan belajar untuk menghadapi ketakutan-ketakutan itu. Ardi selalu mengingatkannya bahwa masa lalunya tidak menentukan masa depannya.

Laras mulai terlibat dalam berbagai kegiatan di kampus, bergabung dengan organisasi mahasiswa, dan membantu mengajar anak-anak kurang mampu di lingkungan sekitar. 

Dia menemukan kebahagiaan dalam membantu orang lain dan melihat senyum di wajah mereka. Aktivitas-aktivitas ini memberinya rasa tujuan dan membantu menyembuhkan luka di hatinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun