Mohon tunggu...
Andri Kurniawan
Andri Kurniawan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Tulislah apa yang kamu pikirkan, cintailah apa yang menjadi milikmu. Kita semua berjalan menuju kesuksesan dengan caranya masing-masing, sebab ada yang harus dinanti, didoakan, serta diusahakan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Ayah, Mengapa Keluarga Kita Begini

13 Juni 2024   13:30 Diperbarui: 13 Juni 2024   13:33 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bayangan anak perempuan bersama sang ayah (sumber: kompas.com)

Di sebuah kota kecil yang tenang, terdapat seorang wanita muda bernama Laras. Laras adalah sosok yang cantik dan cerdas, tetapi di balik senyumnya yang memikat, tersembunyi luka mendalam dari masa lalunya. 

Laras adalah anak dari keluarga yang sudah hancur berantakan—broken home.

Sejak kecil Laras sering mendengar suara pertengkaran orang tuanya yang menggelegar di malam hari.

Ayahnya adalah seorang pengusaha yang sukses, sering pulang larut malam dalam keadaan mabuk. 

Ibunya seorang wanita rumah tangga yang dulu ceria, kini berubah menjadi sosok yang dingin dan penuh amarah akibat pengkhianatan suaminya. 

Pertengkaran demi pertengkaran akhirnya mencapai puncaknya ketika ayah Laras pergi meninggalkan mereka untuk selamanya saat Laras berusia sebelas tahun.

Ketika ayahnya pergi, Laras dan ibunya harus berjuang untuk bertahan hidup. Ibunya mengambil beberapa pekerjaan sekaligus untuk menghidupi mereka. 

Laras yang masih sangat muda, harus belajar menjadi dewasa lebih cepat dari seharusnya. Dia mulai membantu ibunya bekerja selepas sekolah dan bahkan di akhir pekan.

Di sekolah, Laras adalah murid yang pintar dan rajin. Dia selalu mendapatkan nilai terbaik di kelasnya. 

Prestasi akademik yang gemilang itu tidak mampu menghapus rasa kesepian yang menyelimuti hatinya. 

Dia sering melihat teman-temannya dijemput oleh ayah mereka, sedangkan dia hanya bisa pulang sendiri dengan berjalan kaki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun