Romansa awal
KKN kali ini membawa seorang mahasiswa polos dari kota besar ke sebuah desa terpencil di lereng Gunung Teduh. Amir nama mahasiswa tersebut.
Terletak jauh dari hiruk-pikuk kota, desa ini menawarkan pemandangan alam yang memukau dengan sawah terhampar luas dan sungai yang jernih mengalir.
Di antara rombongan KKN, ada seorang gadis yang mencuri perhatian semua orang, termasuk Amir. Namanya Aluna, gadis tercantik yang pernah Amir lihat.
Aluna bukan hanya cantik, tapi juga cerdas dan penuh semangat. Wajahnya selalu dihiasi senyum manis yang membuat siapapun yang melihatnya ikut tersenyum.
Hari pertama di desa, Amir dan teman-teman KKN disambut oleh Kepala Desa Pak Budi.
"Selamat datang di Desa Teduh. Kami harap kalian bisa membantu kami di sini, sekaligus belajar dari kehidupan desa," ucap Pak Budi penuh keramahan.
Amir dengan ketidakpercayaan dirinya selalu merasa canggung saat berada di dekat Aluna. Dia hanya bisa mengagumi dari jauh, sementara Aluna tampak sibuk dengan tugas-tugasnya, berinteraksi dengan penduduk desa dengan mudah dan memimpin kegiatan KKN dengan cekatan.
Suatu hari, kelompok KKN mendapat tugas untuk mengajari anak-anak desa di sekolah. Amir yang sebenarnya lebih suka bekerja di balik layar, harus mengumpulkan keberanian untuk mengajar anak-anak.
Ketika dia mulai gugup di depan kelas, Aluna dengan lembut datang membantunya.
“Ayo, kamu bisa kok, Amir. Anak-anak ini hanya butuh kasih sayang dan kesabaran,” katanya sambil tersenyum.