Mohon tunggu...
Andre Vincent Wenas
Andre Vincent Wenas Mohon Tunggu... Konsultan - Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Industri Gula Indonesia, Kenangan Manis yang Jadi Pahit?

11 Maret 2020   01:23 Diperbarui: 11 Maret 2020   01:23 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Entah sampai kapan cerita tentang penentuan dan pembagian kuota importasi gula mentah ini akan berulang terus. Akan berulang terus lantaran memang dipelihara supaya begitu terus. Tentu hanya setan yang bercokol di ruang-ruang gelap konspirasi yang tahu.

Semua sudah tahu sama tahu, bahwa cerita soal jebloknya supply-demand gula bukanlah barang baru. Diulang terus setiap tahun. Ini seperti keledai idiot yang jatuh ke lubang yang sama berkali-kali. Mungkin lubangnya enak, sehingga mesti diupayakan sedemikian rupa supaya lubang itu tetap ada.

Industri gula di Indonesia memang pernah punya kenangan yang manis, namun sekarang sudah jadi kenyataan yang pahit.

11/03/2020

*Andre Vincent Wenas*, Sekjen *Kawal Indonesia* - Komunitas Anak Bangsa

Beberapa sumber berita: [1] [2] [3] [4]

dokpri
dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun