Mohon tunggu...
Andra Fembriarto
Andra Fembriarto Mohon Tunggu... -

Gua Andra Fembriarto. Penikmat hidup. Penggiat kebahagiaan. Pembuat film. Tenggelam dalam musik. Makan layak, hidup layak. Amarana.\r\nAyo kita bagi-bagi cerita yang kita dapat dari berjalan-jalan! Yuk!

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Penggalan Loro Blonyo 1: Sri dan Sadono - Pancasila

3 Juni 2011   13:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:54 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sadono terdiam karena tiba-tiba ia berpikir.

Sri dan Sadono terhanyut ombak-ombak suara lingkungan. Percakapan-percakapan dalam area makan itu membaur membuat lautan suara manusia.

"Jadi diem..." Sri melanjutkan...

Sadono melanjutkan makannya, "Orde Pancasila, generasi yang mengilhami kembali arti sebenarnya Pancasila. Gw baru inget gw dulu pernah punya teori tentang maksudnya Pancasila tuh sebenernya apa."

"Oh yah? Tolong jelaskan pada saya, Bung."

Sadono tergelitik, "baiklah, Mba. Kayaknya..." Sadono memulai, "Kayaknya kalo kita melihat Pancasila sebagai suatu produk sejarah itu agak terlalu... taking it for granted deh. Masudnya... iya, itu dibuat 60an tahun yang lalu, tapi sebenarnya sangat relevan bagi bangsa kita jaman sekarang."

"Lanjut..." Sri meneguk ice thai teanya.

"Kadang gw mikir, orang-orang yang merumuskan Pancasila tuh jenius! Mereka bisa mengantisipasi permasalah-permalahan bangsa yang kita hadapi sekarang. Secara filosofis urutan sila-silanya sangat terstruktur loh, dari yang paling penting dan mendasar ke-"

"Paling ga penting?"

Sadono memicingkan mata, "ke sila yang menyebutkan tujuan semula kita menjadi suatu bangsa."

Sri mulai tertarik. Dan dia memancing penjelasan lebih lanjut, "Sila pertama..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun