"Untuk pawang mobil," jelas Sri, "Oh bakal berguna banget untuk bikin ga macet Jakarta."
Sekarang Sadono yang merasa Sri konyol dan memberikan ekspresi 'lo jayus' yang sama pada Sri. Sri merasa tersinggung sedikit kemudian melemparkan cabe ke muka Sadono. Sadono terkejut senyum.
"Oh jadi ga boleh nih ngejek balik?," ejek Sadono, "mainnya otoriter ih, Orde Baru ih!"
"Biarin! Setidaknya sikap otoriter bisa menertibkan orang-orang kayak lo!"
"Oh gitu? Dengan menindas gw pake cabe?"
"Dan saos," kemudian Sri memeperkan saos ke tangan Sadono. Sadono tercengang.
"Agh jorok banget sih! Buang-buang makanan pula!"
Sri hanya tersenyum. Sadono membalasnya dengan senyuman sinis... tapi perlahan menjadi senyuman hangat.
Tiba-tiba Sri mengganti topik dan mulai makan, "Kalo gw Orde Baru. Lo orde apa?"
Sadono melihat Sri yang langsung menyantap makanannya, "Monggo loh, makanannya dimakan. Ga doa dulu?"
Sri lupa! Dia langsung cepat-cepat membuat tanda salib dan berdoa sebentar. Sadono juga mengikutinya tapi secara Islam.