Mohon tunggu...
Ando Ajo
Ando Ajo Mohon Tunggu... Administrasi - Freelance Writer

Asli berdarah Minang kelahiran Melayu Riau. Penulis Novel Fantasytopia (2014) dan, Fantasytopia: Pulau Larangan dan Si Iblis Putih (2016). Find me at: andoajo.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Artikel Utama

Descendant

15 Desember 2015   18:23 Diperbarui: 17 Desember 2015   01:31 669
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Duaakh…

Ia pun tewas dengan tulang punggung patah.

Para hulubalang yang tersisa mulai khawatir. Tanpa ada komando sama sekali, kesemuanya mengeluarkan senjata. Mereka-mereka yang berpakaian ala hulubalang menghunus keris dan golok, sementara yang berpakaian jaket hitam dari kulit dan celana jeans yang senada mengacungkan senjata api.

Si orang tua mengunjuk seringai, sesaat berubah menjadi tawa menggema. Saat itu juga tubuhnya membesar dan menjadi lebih tinggi, dan sosoknya bertransformasi menjadi berlainan.

Para prajurit istana bergidik. Yang mereka hadapi sekarang memang bukanlah manusia, namun sesuatu yang lebih mengerikan. Inyiak Balang.

Panik dan ketakutan yang terpampang di wajah, membuat mereka menyerang membabi buta. Letusan senjata api, sabetan golok, dan tikaman keris seumpama curah hujan. Namun sosok setengah harimau itu tak gentar. Sekali bergerak, tubuhnya melesat laksana kilat. Setiap gerakan tangan, kaki, dan ekor panjangnya, selalu dibarengi jeritan memilukan dari pria-pria pengeroyok.

Hingga tersisa seorang saja. Prajurit ini telah lebih dulu mengambil jarak. Belasan rekannya tewas mengenaskan. Bergelimpangan begitu saja menutupi lantai hutan dengan darah dan isi perut terburai.

Nyali yang menciut memaksa sepasang kakinya untuk menjauh. Berputar arah, dan lari terbirit-birit meninggalkan medan pembantaian. Sosok setengah harimau mengaum dahsyat, sebelum tubuhnya menciut, dan kembali seperti sediakala.

 

***

Tiga tahun yang lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun