(Translet: “Jangan takut, Nak. Tidak selamanya langit akan gelap. Tidak selamanya pula laut membuncah.”)
Puti sesegukkan, menangis dalam pelukan si orang tua. Untuk sesaat ia bisa merasa jika dirinya telah selamat dari tangan orang-orang suruhan Tuan Gadih Bamuluik Manih.
“Inyiak, sia?” tanyanya kemudian. (“Inyiak, siapa?”)
Pria tua mengulas senyum, membelai rambut hitam kusam sang gadis belia.
“Harimau Champa.”
Sepasang mata Puti nyaris saja melompat keluar, tak percaya pada pendengarannya, alih-alih penglihatannya sendiri. Apa pun itu, Puti yakin sekarang ia terlindungi. Dan pelukan pada tubuh pria tua semakin erat, layaknya pelukan pada ayah kandung sendiri.
Pria tua kembali tertawa, halus dan menenangkan.
-----bersambung^^-----
Dari berbagai sumber.