Mohon tunggu...
Ando Ajo
Ando Ajo Mohon Tunggu... Administrasi - Freelance Writer

Asli berdarah Minang kelahiran Melayu Riau. Penulis Novel Fantasytopia (2014) dan, Fantasytopia: Pulau Larangan dan Si Iblis Putih (2016). Find me at: andoajo.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Fikber 3] GGS a.k.a Gue Gak Sial-lagi

30 November 2015   14:27 Diperbarui: 1 Desember 2015   11:32 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Gie,”

 

 

Tiga Hari kemudian.

Ben yang akhirnya bisa bekerja di perusahaan IT terkenal tersebut ditempatkan oleh atasan untuk mengabdi di anak-cabang perusahaan yang ada di Malang. Ben merasa beruntung, meski ia akan bekerja jauh dari tanah kelahirannya, tapi itu tidak masalah. Demi masa depan. Nyak dan Babeh serta adiknya mendukung penuh.

Lebih beruntung lagi, Ben ternyata bermitra langsung dengan Bay sahabatnya itu. Meski Bay mengomel panjang-pendek karena harus dimutasi ke Malang. Dan tambah beruntung—setidaknya itu yang dirasakan Ben—perjalanan ke Malang kali ini menggunakan Kereta Api Eksekutif yang keseluruhan akomodasinya dibiayai oleh perusahaan. Ben bangga berbunga-bunga saat mendengar ucapan itu dari mulut Pak Nugie.

Di sinilah Ben, tiada merasa kaku dan kebas mengumbar senyum, menikmati panorama lewat  jendela di sisi kirinya, di dalam gerbong ketiga. Sementara Bay, telah terlelap pulas sedari tadi. Ben terkekeh, sebab bisa mendengar dengkuran keras sahabatnya itu. Ben masih merasa bermimpi mendapat semua kemewahan ini. Pertama kali dalam hidupnya, ia merasa sangat dibutuhkan orang.

Ben bangkit, merasa si otoy-nya harus “melapor” dulu ke toilet di belakang sana. Saat melangkah melewati beberapa penumpang, Ben melihat seorang pria lebih setengah abad tengah bercakap-cakap dengan seseorang.

“Adikku tersayang ini, memang jago tidur, Ran,” ujar seorang yang berpakaian ala-ala Sherlock Holmes.

Tapi Ben malah sunggingkan senyum, sepertinya Ben mengenal sosok itu. Pakaiannya, tubuh setengah tambunnya, kumisnya… Haa—benar sekali! Jerit ben di hati. Itu gambaran Inspektur Megure dalam serial komik Detektif Conan yang sering dibaca Ben.

Tapi… Ran? Apakah cewek juga seperti Ran Mouri dalam serial yang sama?! Ben penasaran untuk mempercepat langkahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun