Selama perjalanan, harimau tak henti-hentinya menggigil. Inilah kali pertama dalam hidupnya bertemu Tempias.
Di tepi sebuah sungai, kedua pencuri menemukan sampan. Karung ditaruh ke atas sampan. Dengan cepat keduanya mengayuh sampan ke hilir.
Jauh mendayung, hingga pagi menjelang, suasana remang, pencuri yang mendayung di belakang memikirkan sesuatu. Sedari tadi ia penasaran. “Benarkah yang kuambil seekor kambing?”
Pencuri itu memutuskan untuk memeriksa langsung. Ia membuka ikatan karung. Pencuri di depan pun ingin melihat. Namun, alangkah kagetnya mereka berdua ternyata di dalam karung adalah seekor harimau besar.
“Ha—harimau…!”
Teriak kedua pencuri dan menghambur ke dalam sungai. Begitupun harimau, saking takut dan kagetnya, harimau pun berteriak histeris.
“Te—te—mpias…!”
Harimau pun mencebur ke dalam sungai, berenang cepat ke tepian. Dan meneruskan larinya ke dalam hutan sambil terus berteriak.
“Tempias… Te—tempias mengamuk!”
Seekor monyet melihat itu dan berseru, “Oii, Kak Harimau, kenapa kau lari seperti dikejar setan?”
“Apa kau tidak tahu, Nyet. Te—tempias mengamuk. Mengerikan,”