Mengingat kehadiran tambang semen hanya untuk sesaat. Setelah berakhirnya masa penambangan kemungkinan besar tanahnya tidak dapat depergunakan lagi. Serta pada tanah bekas tambang tersebut kemungkinan besar pepohonan tidak dapat tumbuh kembali.Â
Sehingga kekurangan air pun tentu dirasakan warga sekitar. Bukan hanya kekurangan air, bahkan warga sekitar berpotensi besar untuk terkena sakit lantaran udara telah tercemar dengan kotoran debu tambang semen.
Sedangkan, apabila tanah itu tetap alami, maka para petai terutama para pemilik tanah yang dijadikan lokasi tambang semen tetap dapat mempergunakan tanah tersebut sepanjang hayat hidup mereka.
 Serta air pun tetap jaya karena lingkungannya tetap terjaga, pepohonan tetap bertumbuh. Dengan demikian, disarankan agar rencana pabrik tambang semen di kampung Luwuk dan Lengko Lolok, Manggari Timur dipindahkan. "Biarkan Tanah Nuca Lale Tetap Alami".
Terkait dengan rencana bupati Agas untuk merelokasi kampung Lenko Lolok, itu berdampak pada potensi kehilangan identitas budaya yang secara turum temurun telah mereka pertahankan. Meningat kampung Lengko Lolok merupakan suatu entitas sosial masyarakat yang memiliki beraneka ragam adat istiadat sebagai identitas budaya.
Â
Catatan: Artikel ini merupakan opini semata. Untuk itu, segala kekurangannya menjadi bahan diskusi bersama.
Referensi: Media Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H