selanjutnya menggambarkan kesulitan dan kebingungan penulis dalam menuangkan ide dan
perasaannya menjadi karya sastra.
Keseluruhan puisi ini menegaskan bahwa penulis, meskipun mengakui keterbatasannya, tetap
setia pada ekspresi dan perasaannya. Penulis tidak hanya menolak aturan dan norma yang
mengikatnya, tetapi juga menciptakan karya sastra yang autentik dan sesuai dengan sukma
(perasaan dalam diri).
Dengan demikian, melalui puisi "Bukan Beta Bijak Berperi," Rustam Effendi memberikan
gambaran tentang perjuangan dan kepribadiannya dalam mengungkapkan realitas hidup pada
masa tersebut, sekaligus mengajak pembaca untuk merenung tentang nilai kebebasan dan
autentisitas dalam menciptakan karya sastra.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H