Mohon tunggu...
Andini Diniyah
Andini Diniyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

sedang berkuliah di UIN KHAS JEMBER

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Teori Kognitivisme dan Penerapannya dalam Pembelajaran

31 Maret 2024   20:15 Diperbarui: 31 Maret 2024   20:18 954
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Teori pembelajaran kognitif mempunyai kekurangan sebagai berikut :

Teori ini tidak komprehensif untuk semua tingkat pendidikan, sulit untuk dipraktikkan, terutama pada tingkat lanjutan: beberapa prinsip seperti kecerdasan sulit dipahami dan pemahamannya masih belum lengkap.

Ciri-Ciri Belajar Menurut Aliran Kognitivisme

  • Pembelajaran kognitif ciri khas dengan perolehan dan pembelajaran menggunakan bentuk-bentuk representasi yang mewakili objrk-objek yang diungkapakan atau disajikan kepada seseorang melalui kesan, ide, symbol, dan lain-lain, semuanya bersifat mental. Misalnya, seseorang bercerita tentang pengalamannyasaat berpergian ke luar negeri, untuk Kembali ke negara asalnya. Tempat-tempat yang dia kunjungi selama tinggal di negara lain tidak dapat dibawa Kembali, begitu pula warga negaranya sendiri. Saat itu ia sedang bercerita, namun awalnya emosi, pikiran, dan kesannya dituangkan dalam kata-kata dan disampaikan kepada orang-orang yang mendengar cerita tersebut.
  • Model pembelajaran kognitif menyatakan bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh kesaadaran dan pemahamannya terhadap situasi sejalan dengan tujuan belajarnya. Pembelajaran perubahan merupakan sebuah kesadaran dan pemahaman, namun tidak serta merta bisa dilihat sebagai tindakan nyata.
  • Berikut ini adalah beberapa ciri teori kognitivisme:
  • Perhatikan proses berpikir anak, bukan hanya hasilnya.
  • Selain memastikan bahwa respons siswa akurat, instruktur perlu memahami metode yang digunakan siswa untuk mencapainya. Seorang guru mungkin dianggap berada dalam posisi memberikan pengalaman yang dimaksudkan apabila ia mengetahui strategi yang digunakan siswa untuk sampai pada kesimpulan tertentu dan memperhatikan proses kognitifnya guna menyusun observasi pembelajaran yang sesuai.
  • Mengutamakan kemandirian dan partisipasi aktif siswa dalam kegiatan kelas.
  • Alih-alih menekankan pengajaran pengetahuan prefabrikasi, anak-anak didorong untuk menemukan pengetahuan mereka sendiri melalui interaksi alami dengan lingkungannya. Oleh karena itu guru harus merencanakan berbagai kegiatan yang melibatkan dunia nyata.
  • Menyadari bahwa setiap orang adalah unik dalam hal laju perkembangannya.

Menurut tesis Piaget, meskipun siswa tumbuh pada tingkat yang berbeda-beda, mereka semua melalui rangkaian perkembangan yang sama. Oleh karena itu, guru dapat mencoba merencanakan pembelajaran sehingga siswa berpartisipasi dalam kelompok kecil dibandingkan seluruh kelas.

Pembelajaran Menurut Aliran Kognitivistik Gagne

Robert. M. Gagne, dalam bukunya Conditioning of Learning, menyataka: "Pembelajaran adalah perubahan sifat dan kemampuan manuasia yang berlangsung selama jangka waktu tertentu dan siap beradaptasi dengan proses perkembangan." Ini tidak adaptif. Pembelajaran adalah perubahan kemampuan manusia. Setelah belajar terus menerus, yang tidak hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan.

Gagne berpendapat bahwa belajar dipengaruhi oleh factor eksternal diri dan factor internal diri, keduanya saling berinteraksi. Gagne mendifinisikan pembelajaran sebagai suatu mekanisme yang melaluinya seseorang menjadi anggota Masyarakat yang kompleks dan berfungsi. Karena kompetensi mencakup keterampilan, pengetahuan, sikap (perilaku), dan nilai-nilai yang diperlukan manusia, maka belajar merupakan hasil dari berbagai tindakan yang selanjutnya disebut keterampilan. Keterampilan ini di peroleh siswa melalui rangsangan dan lingkungan serta melalui proses kognitif.

Menurut Gagne, belajar adalah serangkaian proses yang terjadi dlam diri setiap individu sebagai akibat dari perubahan rangsangan yang berasal dari peristiwa eksternal lebih bermakna, kondisi tersebut harus diorganisasikan ke dalam serangkaian  peristiwa pembelajaran (metode atau perlakuan). Selain itu, penyesuaian kondisi eksternalmemerlukan berbagai rangsangan yang dapat diterima melalui panca Indera, yang disebut media atau sumber belajar.

Pembelajran menurut Gagne hendaknya mampu menimbulkan peristiwa belajar dan proses kognitif. Peristiwa pembelajaran (instructional events) adalah peristiwa dengan urutan sebagai berikut:

  • Menimbulkan minat dan memusatkan perhatian agar peserta didik siap menerima pelajaran. Peserta didik tidak selalu siap dan terfokus perhatiannya pada awal pembelajaran .Guru perlu menimbulkan minat dan perhaatian peserta didik melalui penyampaian sesuatu yang baru, aneh, kontradiksi atau kompleks.
  • Menyampaikan tujuan pembelajaran agar peserta didik tahu apa yang diharapkan dalam belajar itu. Hal ini dilakukan agar peserta didik tidak menebak-nebak apaa yang diharapkan dari dirinya oleh guru. Mereka perlu mengetahui unjuk kerja apa yang akan digunakan sebagai indicator penguasaan pengetahuan atau ketermpilan.
  • Mengingat Kembali konsep atau prinsip yang telah dipelajari sebelumnya yang merupakan prasyarat. Banyak pengetahuan baru yang merupakan kommbinasi dari konsep, prinsip atau informasi yang sebelumnya telah dipelajari, untuk memudahkan mempelajari materi baru.
  • Menyampaikan materi pembelajaran. Dalam menjelaskan materi pembelajaran, menggunakan contoh, penekanan untuk menunjukkan perbedaan atau bagian yang penting, bauk secara verbal maupun menggunakan feature tertentu (warna, huruf miring, atau garis bawah).
  • Memberikan bimbingan atau pedoman untuk belajar. Bimbingan diberikan melalui pertanyaan-pertanyaan yang membimbing proses/alur pikir peserta didik. Perlu diperhatikan agar bimbingan tidak diberikan secara berlebihan
  • Membangkitkan timbulnya unjuk kerja (merespon) peserta didik. Peserta didik diminta untuk  menunjukkan apa yang telah dipelajari, baik untk meyakinkan guru maupun dirinya sendiri.
  • Memberikan umpan balik tentang kebenaran pelaksanaan tugas (penguatan). Umpan balik perlu diberikan untuk membantu peserta didik mengetahui tentang sejauh mana kebenaran  atau unjuk kerja yang dihasilkan.
  • Mengukur atau mengevaluasi hasil belajar. Pengukuran hasil belajar dapat dilakukan melalui tes maupun tugas (misalnya kerja labotarium). Perlu dipertimbangkan validitas dan reabilitas tes yang diberikan dan hasil observasi guru.
  • Memperkuat retensi dan transfer belajar. Retensi dapat ditingkatkan melalui Latihan berkali-kali menggunakan prinsip yang dipelajari dalam konteks yang berbeda. Kondisi atau situasi pada saat transfer belajar diharapkan terjadi, harus berbeda. Memecahkan masalah dalam suasana di kelas akan sangat berbeda dengan suasana rill yang mengandung resiko
    Menurut Gagne, perkembangan perilaku merupakan hasil efek kumulatif pembelajaran karena pembelajaran berkontribusi pada adaptasi yang diperlukan untuk pengembangan proses logis. Lebih lanjur beliau menjelaskan bahwa belajar bukanlah sebuah proses tunggal. Menurut Gagne, pembelajaran tidak dapat didefinisikan begitu saja karena bersifat kompleks.

Setelah meneliti tantangan pembelajaran yang kompleks, Gagne sampai pada kesimpulan bahwa mempelajari pengetahuan dasar atau keterampilan sederhana berdampak pada terjadinya pembelajaran yang lebih kompleks. Gagne mengemukakan bahwa kemampuan belajar terbagi dalam 5 kelompok, yaitu sebagai berikut:

Kemampuan kognitif, atau kemampuan menggunakan simbol-simbol untuk berkomunikasi dengan lingkungan sekitar. Di antara kemampuan tersebut adalah:

  • Asosiasi dan koneksi, yang melibatkan menghubungkan suatu tanda dengan peristiwa atau fakta tertentu.
  • Diskriminasi (membedakan dua simbol).
  • Konsep (menjelaskan suatu metode atau pengertian).
  • Aturan (mengintegrasikan banyak ide dengan cara tertentu).
  • Aturan yang lebih tinggi (menyelesaikan masalah dengan menggunakan aturan lain).
    Strategi atau taktik kognitif mengacu pada kemampuan siswa untuk mengendalikan perhatian, pembelajaran, ingatan, dan proses berpikir mereka sendiri. Informasi verbal, yang mencakup kemampuan mengidentifikasi dan mengingat terminologi, fakta, dan rangkaian fakta yang bersama-sama membentuk suatu kumpulan pengetahuan. Kemampuan motorik, atau kemampuan merencanakan tindakan agar berkembang dengan lancar, logis, dan tepat waktu. Sikap siswa adalah suatu keadaan yang mengubah atau mempengaruhi keputusannya untuk bertindak. Sikap ini memadukan unsur kognitif, komponen afektif (atau emosional), dan demonstrasi tindakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun