MELEPAS BERAS KEPADA PASAR
HULU DAN HILIR
Sejak lama sudah bangsa dan negara ini mempunyai ketergantungan terhadap beras sebagai pangan, tidak hanya golongan masyarakat tertentu yang tergantung terhadap , tetapi semua lapisan masyarakat tersentuh dengan dampak atas keberadaan beras. Sedikit saja info tentang negatif mengenai beras akan menjadi isu nasional, entah factor ketersediaan dan/atau factor instabilitas harga akan membuat sebagian pihak bertanya-tanya dan  karena banyaknya pihak yang berkepentingan terhadap beras maka isu tentang beras akan segera merebak.Â
Hal ini merupakan salah satu indikasi adanya suatu permasalahan yang belum juga terselesaikan dengan baik, terutama bagi Pemerintah sebagai pihak yang berkepentingan juga terhadap beras sebagai pengelola negara. Beberapa tahun terakhir permasalahan beras menjadi polemic yang tidak berkesudahan.Â
Sebab itulah tulisan ini dibuat sebagai bentuk keprihatinan terhadap carut marut pengelolaan beras khususnya oleh Pemerintah. Walaupun mungkin tidak akan tuntas merumuskan permasalahan dan mencari solusi untuk pengelolaan beras oleh Pemerintah, setidaknya diharapkan dengan adanya tulisan ini Pemerintah menjadi lebih komprehensif mengelola perberasan nasional.
Beras adalah komoditi pangan yang sangat bergantung pada alam dan manusia, meskipun dapat diperbarui melalui ekstensifikasi dan intensifikasi pertanian.Â
Membahas perberasan tidaklah dapat dilihat dari satu sudut pandang tertentu saja, harus dipikirkan secara komprehensif mulai dari hulu sampai ke hilir. Di sisi hulu, pasokan beras dari produsen (petani dan penggilingan) menentukan banyaknya persediaan. Di sisi hilir, banyaknya masyarakat yang membutuhkan beras menentukan besarnya permintaan.
PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS
Bahasan tentang produksi tidak bisa dilepaskan dari permasalahan terkait produktivitas yaitu seberapa besar hasil produksi yang dapat diperoleh dari suatu luasan dan periode waktu tertentu. Produksi dan produktivitas padi berada di sisi hulu menentukan jumlah pasokan yang dapat disediakan untuk kebutuhan pangan masyarakat. Tentunya produksi dari dalam negeri yang diutamakan sebagai sumber pasokan, walaupun belum tentu dapat dipenuhi sepenuhnya dari dalam negeri.Â
Sebagaimana diketahui bahwa ketahanan pangan adalah hal strategis dalam konteks kenegaraan, terutama bagi Pemerintah selaku pemangku jabatan yang mengelola negara. Dalam hal ini Pemerintah berkepentingan terhadap ketersedian pangan khususnya beras sebagai pangan pokok.Â
Dengan kata lain kebutuhan pangan pokok masyarakat yakni beras harus dapat dipenuhi oleh Pemerintah. Berapa jumlah yang harus disediakan tentu juga harus melihat seberapa besar kebutuhan masyarakat terhadap beras. Menyandingkan angka produksi nasional beras dengan kebutuhan masyarakat akan didapati apakah swasembada pangan terwujud atau tidak.