Mohon tunggu...
Andi Muhammad Husein Mazhahiri
Andi Muhammad Husein Mazhahiri Mohon Tunggu... Mahasiswa - tidak tampan tapi suka mandi dan suka kamu

love of my life

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Politik Berbasis di Masyarakat

22 Juni 2021   20:57 Diperbarui: 30 Juni 2021   02:07 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : https://www.popularmechanics.com/science/a33372667/earth-cubes-plato-theory/

Pengertian politik menurut para tokoh :

Plato

Menurut Plato politik merupakan fungsi dan peran dalam masyarakat.

Aristoteles 

sumber : https://www.dreamstime.com/illustration/aristotle.html
sumber : https://www.dreamstime.com/illustration/aristotle.html

Menrut Aristoteles politik merupakan hubungan sosial dalam masyarakat

Dari kedua definisi di atas bisa ditarik istilah, bahwasannya politik bertumpu pada masyarakat.

Maka dari itu politik sangat erat hubungannya dengan masyarakat, tentu politik memiliki peranan penting dalam pembentukan tatanan sosial baik secara horizontal maupun vertical sebagai tujuannya.

Karena politik berkaitan dengan masyarakat maka orientasi politik harus mampu menjadi wadah dari semua persoalan yang ada di masyarakat.

Berbicara terkait politik basis masyarakat setidaknya ada tiga titik pembahasan yaitu hak, kebebasan dan keadilan baik sebagai individu maupun kelompok.

            Sebelum memasuki pembahasan tentang politik berbasis dalam masyarakat tentu perlu kita dudukkan terlebih dahulu  apa saja unsur-unsur pembentuk masyarakat.

Menurut pandangan Muhammad Baqir Shadr ada empat unsur pembantuk masyarakat dalam filsafat sejarah, yaitu:

  • Manusia
  • Alam
  • Ikatan batin manusia dengan manusia dan manusia dengan alam
  • Tuhan

Dalam fislsafat sejarah masyarakat menjadi supra struktur dan infra strukturnya adalah jiwa manusia, ikatan batin manusia dengan manusia maupun manusia dengan alam menjadi sangat penting bahwa masyarakat tidak akan lepas dari dua ikatan tersebut. 

Penyucian batin menjadi sangat penting karena akan menentukan bentuk-bentuk hubungan kita dengan alam dan manusia bagaiamana kita akan memberlakukan alam dan manusia di dalam kehidupan kita, tentu batin manusia ditentukan oleh gagasan dan kehendak artinya perubahan dalam masyarakat akan diraih jika kita mampu melakukan tazkiyatun nafs. 

Alam dan manusia merupakan objek yang tidak bebas nilai artinya keduanya perlu diberlakukan sebagaimana mestinya, alam tidak dijadikan sebagai sumber eksploitasi belaka yang berakibat pada rusaknya alam maka dari itu mansuai harus mampu merawat dan mengkondisikan alam begitu juga dengan hubungan manusia dengan manusia sebagai bentuk dari hubungan kita dengan tuhan melalui nikmat-nikmatnya maka penyucian jiwa sangatlah penting dalam kehidupan bermasyarakat.

Unsur ke 4 adalah tuhan, artinya tuhan hadir dalam pengendaliannya terhadap makhluknya seperti menurunkan kitab suci, nabi tuhan tidak hanya hadir dalam pesan-pesan tetapi tuhan juga melakukan pembimbingan-pembimbingan tidak membiarkan manusia begitu saja. maka tujuan bermasyarakat adalah agar kita Kembali pada tuhan sebagai tujuan akhirnya (hakiki).

Al-Qur'an memberikan isyarat kepada kita tentang penyucian jiwa yaitu surah Ar-ra'ad (11)

"Sesungguhnya allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sehingga mereka merubah nasib mereka sendiri".

Dari ayat diatas bisa disumpulkan bahwa penyucian jiwa harus diawali oleh setiap diri individu debagai jihad besar lalu setelah jihad itu didapatkan maka selanjutnya adalah masyarakat, artinya tidak akan mungkin bisa didapatkan penyucian jiwa dalam masyarakat tanpa kita memulai dari diri kita masing-masing sebagai jihad besar, seperti cerita nabi Ketika pulang dari perang badar dan salah satu sahabat berkata kepada nabi "kita pulang dari jihad yang sangat besar" lalu nabi berkata "sungguh jihad ini kecil karena jihad yang besar adalah menaklukkan hawa nafsu" dari cerita ini menunjukkan bahwa kesucian jiwa individu menjadi menjadi sangat penting dalam pembentukan masyarakat yang Kembali pada tuhan dan unsur terpenting dalam masyarakat dalah tuhan.

Intinya perubahan sejarah ditentukan oleh jiwa atau batin manusia sebagai infra struktur .

Politik berbasis di masyarakat arinya politik bertumpu pada masyarakat melalui kekuatan sejarahnya atau individu ke masyarakat. Maka politik harus bersandar pada 4 unsur pembentuk masyarakat diatas. Maka basis sejarah menjadi sebagai bahan penawaran terhadap masyarakat.

Pada unsur ke 4 adalah tuhan otomatis politik juga berkaitan dengan metafisika (spiritual) karena tuhan merupakan unsur terpenting dalam masyarakat maka politik juga harus mampu mengantarkan masyarakat pada tuhan. Jangan sampai kekuasaan tuhan dicidrai oleh hak, kebebasan, keadilan setiap masyarakat.

Kekuatan politik berangkat dari masyarakat menjadi inti bahwa seseorang telah dianggap dewasa dalam hal politik karena awal pembentukan  ikatan-ikatan sebelum berangkat pada sesuatu yang lebih besar.

Jiwa manusia menjadi inti dari politik berbasis di masyarakat yang dimulai dari individu ke kelompok, maka orientasi politik harus berhubungan dengan tuhan sebagai tujuan akhirnya seperti halnya kita menarik tuhan dalam perilaku politik atau sejarah kita.

Politik Untuk Membangun Moral Bersama

Moral Bersama lahir karena adanya perbedaan karakteristik budaya yang ada di masyarakat. Moral Bersama terikat dengan identitas baik itu suku, budaya, agama, moral dan lain sebagainya.

-Moral Bersama dalam islam biasanya dikenal dengan istilah Akhlakul Karimah

-Moral Bersama dalam relasi masyarakat yang tidak melepaskan niali-nilai ketuhanan, kenabian dan peran agama di dalamnya.

Membangun moral Bersama merupakan Gerakan sosial agama/Gerakan sosial berbasis agama.

Melihat masyarakat tentu kita akan menemukan banyak ke khasan dan corak yang dimilikinya baik budaya, agama, tradisi dan lain sebagainya. Perbedaan dalam masyarakat menjadi sesuatu yang niscaya, lalu muncullah moral Bersama yang diambil dari pola-pola kehidupan masyarakat sesuai dengan budayanya, Maka kebijakan-kebijakan politik harus bertumpu pada kebaikan Bersama tidak hanya pada kepentingan kelompok tertentu, jika tujuan politik adalah kebaikan Bersama maka dalam melakukan kegiatan-kegiatan politik mendeskriminasi kelompok tertentu.

Islam mengajarkan kepada kita agar berlaku adil pada setiap perbedaan baik budaya, agama dan tradisinya, agara terciptanya masyarakat yang madani yang penuh kesatuan tanpa adanya konflik di dalamnya. Piagam Madinah menjadi bukti kuat bahwa nabi Muhammad hidup berdampingan dengan masyarakat yang plural nabi Muhammad menghormati dan memberikan hak-hak masyarakat walaupun berbeda. Bahkan nabi Muhammad merumuskan moral Bersama dengan mereka sebagai pedoman dalam hidup bermasyarakat.

Kebijakan politik harus berorientasi pada kebaikan Bersama tanpa adanya diskriminasi karena jika politik hanya dijadikan sebagai alat kepentingan yang cenderung deskriminatif maka akan melahirkan banyak permasalahan-permasalahan dan itu jauh dari cita-cita masyarakat. Maka struktur politik kita harus berangkat dari pola-pola masyarakatsebagai tujuan Bersama.

Setiap perbedaan-perbedaan yang ada di masyarakat tidak boleh kita menggunakan cara pandang agama ataupun madzhab seharusnya menggunakan cara pandang kemanusiaan artinya politik harus berbakti kepada masyarakat.

Sayyidina Ali Karromahullah Wajhah pernah berkata "mereka yang bukan saudara dalam seimanmu maka mereka saudaramu dalam kemanusiaan"

Ayatullah Muthahhari berkata "dalam politik kemanusiaan menjadi prinsip utama karena yang bertuhan adalah manusia, agar tidak bertindak layaknya tuhan.

Pembentukan moral Bersama harus berorientasi menyeluruh pada setiap kepentingan masyarakat, dengan tidak memandang masyarakat dari kacamata agama maupun keyakinannya tapi pandanglah masyarakat dari sisi kemanusiaannya sebagai anggota msyarakat yang memiliki hak dan kewajiban, agar terciptanya politik kemasyarakatan madani seperti yang diterapkan oleh nabi Muhammad pada piagam Madinah.

Jihad Sosial

Ayat-ayat Al-Qur'an tentang jihad sosial


Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar. (QS, Al-Hujurat 15)

Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan. (QS, At-Taubah 20).

Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. (Al-Ankabut 69).

Saling membantu sesama merupakan kewajiban dalam islam bahkan dalam pembentukan moral Bersama sifatnya menyeluruh tidak hanya sesame islamnya, tentu dalam   islam juga menuntut kita agar mengorbankan harta dan jiwa untuk membentuk moral Bersama dalam masyarakat.

Kalau kita melihat lebih rinci lagi tentang surah Al-Hujarat ayat 15 maka disitu kita akan tahu bagaimana Al-Qur'an memberikan kedudukan bagi orang-orang yang berjihad di jalan allah. Kalua kita belajar kaidah Nahwu dalam Bahasa arab ayat diatas didahului oleh kata sebagai huruf taukid yang berarti penekanan yaitu Sesungguhnya, lalu setelah kata ada kata dalam nahwu disebut dengan kafa yang berarti cukup atau hanya. Maka bisa diartikan bahwa hanya orang-orang yang berjihad (berkorban) harta dan jiwanya yang dikatakan orang-orang yang benar.

At-taubah ayat 20, ayat diatas menjelaskan bahwasanya orang-orang yang berjihad harta dan jiwanya disisi allah mendapatkan kedudukan yang sangat tinggi derajatnya, dan itulah orang-orang yang mendapatkan kemenangan.

Pada surah Al-Ankabut ayat 69, pentingnya jihad didalam islam. Di dalam kalimat terdapat dua huruf taukid yang berarti penekanan yaitu dan berarti dalam kalimat itu terdapat dua penekanan yang berarti allah benar-benar memberikan petunjuk bagi mereka yang berjihad di jalan allah, dalam kalimat juga terdapat dua huruf taukid yaitu dan , yang berarti bahwa orang-orang yang berjihad di jalan allah sungguh benar-benar Bersama dengan orang-orang yang berbuat baik.

Dari ayat di atas islam menekankan arti jihad dalam politik berorientasi pada masyarakat sebagai jihad sosial melalui pengorbanan baik harta maupun jiwanya (tazkiyatun nafs) melalui individu ke masyarakat.

Jihad sosial bertumpu pada pengorbanan harta dan jiwa seorang individu ataupun masyarakat hingga mampu membentuk moral Bersama di dalam masyarakat sebagai hasil dari jihad yang telah dilakukan.

Maka membangun kemaslahatan Bersama dalam artian jihad hukumnya wajib demi tercapainya masyarakat yang sadar akan tunggung jawab dan tugasnya.

Pemikiran Politik Taqi Misbah Yazdi

Ada 4 Isu Pokok Dalam Filsafat Politik :

  • Pentingnya masalah sosial
  • Adanya hukum dalam kehidupan sosial
  • Bagaimana mengelola perbedaan kepentingan dalam kelompok
  • Kualifikasi/kelayakan

Pentingnya Masalah Sosial

Dalam masalah sosial Taqi Misbah Yazdi lebih menekankan pada jihad sebagai usaha untuk kemaslahatan Bersama, dengan merujuk pada Al-Qur'an surah Al-hujarat ayat 15 dan surah At-taubah ayat 20 yang telah disebutkan pada pembahasan jihad sosial. Namun pada intinya jihad disini lebih ditekankan pada pengorbanan jiwa dan harta sebagai bentuk jihad sosial . kemampuan membentuk moral bersama dengan kacamata kemanusiaan dengan pengorbanan sebagai jihad kecil yaitu di masyarakat dan jihad besar pada diri individu. Orang-orang yang berjihad di sisi allah mendapatkan kedudukan yang sangat mulya.

Adanya Hukum Dalam Kehidupan Sosial

Kalau berbicara hukum maka terkait dengan Batasan-batasan  artinya masyarakat tidak mungkin bertahan hidup tanpa adanya aturan atau hukum. Hukum disini merupakan hasil dari moral Bersama maka hukum berkaitan sebelum dan sesudah. Tentu hukum sifatnya menyeluruh artinya meliputi segala aspek kehidupan seperti perbedaan kepentingan. Hukum sudah menjadi bagian dari politik itu sendiri sebagai alat untuk mengatasi problem-problem yang ada. Selain itu aturan atau hukum juga berfungsi untuk mencegah terjadinya sebuah konflik dimasyarakat jika terjadi sebuah konflik maka dipastikan ada kelalaian dari penegak hukum maka yang bertanggung jawab disini ialah politik dari tingkat bawah hingga tingkat atas.

Bagaimana Mengelola Masalah Perbedaan Kepentingan Kelompok

Pada poin ini lebih pada penekanan bentuk pengelolaan kemudian banyak muncul pola-pola pengorganisasian kepentingan kelompok seperti kesultanan, patembayan, demokrasi.  

Kualifikasi dan Kelayakan

Keduanya bisa ditinjau dari pengetahuan untuk kepentingan Bersam, keadilan dalam masyarakat dan konsistennya antara pembicaraan dengan Tindakan, maka pemimpin harus lahir dari masyarakat  sebagai bentuk kepercayaan masyarakat dengan kesadaran, tentu perlu adanya penyadaran kepada masyarakat harus sesuai dengan apa yang disampaikan dan harus lahir dari masyarakat, artinya kita perlu membangun politik awal dari masyarakatsebagai gerbang untuk menuju yang lebih besar.

Jihad menjadi unsur penting di dalam politik islam sebagai usaha-usaha pengorbanan baik jiwa maupun maupun harta sebagai landasan terbentuknya moral Bersama dalam masyarakat dengan bentuk-bentuk hukum atau aturan yang sifatnya menyeluruh terhadap perbedaan-perbedaan kepentingan maka politik berbasis di masyarakat menjadi tolak ukut dari kualifikasi ataupun kelayakan seseorang karena masyarakat menjadi gerbang utama sebelum memasuki tingkat yang lebih tinggi.

Pemikiran Politik Baqir Shadr

Pembahasan politik Syyid Baqir Shadr lebih menekankan pada poin ke-3 yaitu bagaimana mengelola perbedaan kepentingan kelompok dan poin ke-4 yaitu kualifikasi/kelayakan dari pemikiran Taqi Misbah Yazdi. Pada poin ke-3 dan ke-4 beliau meletakkan tuhan dalam filsafat politiknya.

Jika kita Kembali melihat pada filsafat sejarah Baqir Shadr terdapat 4 unsur pembentuk masyarakat yaitu: Manusia, Alam, Ikatan manusia, Tuhan. Artinya beliau meletakkan tuhan pada unsur ke-4 dalam filsafat sejarahnya.

 Kehadiran tuhan pada masyarakat artinya tuhan dihadirkan dalam struktur poitik, kenabian merupakan bentuk dari campur tangan tuhan atau tuhan ingin melibatkan dirinya dalam kehidupan sosial tuhan juga menyertakan kitab suci. Maka nabi menjadi perantara kita untuk mencapai tujuan kita yaitu tuhan, artinya nabi membawa manual-manual (aturan) dari allah sebagai informasi.

Tujuan manusia dibagi menjadi dua yaitu: Pertama, tujuan perantara seperti makan kemudian kenyang Kedua, tujuan hakiki atau tujuan akhir. Cita-cita sebagai penggerak sejarah, Artinya tujuan manusia tidak hanya di dunia tetapi juga ada di luar alam ini. Setidaknya kita harus meletakkan apa tujuan kita dalam politik.  Karena filsafat politik juga berkaitan dengan tuhan maka seluruh gerak-gerik politik harus berorientasi pada tuhan sebagai tujuan yang hakiki.

Jika tuhan sebagai tujuan politik kita maka jangan jadikan dunia sebagai cita-citamu, ambillah sekedarnya saja, maka tuhan menaruh Batasan-batasan kepada selainnya, tentu tujuan yang lain selain tuhan sifatnya terbatas (dibatasi), kalau tuhan allah sebagai tujuan kita maka dunia ini hanya tempat persinggahan belaka . di dalam filsafat sejarah masyarakat sebagai tujuan individu tetapi masyarakat bukan tujuan yang hakiki masyarakat hanya menjadi perantara untuk mencapai tujuan individu untuk Kembali ke tuhan, maka jangan jadikan masyarakat sebagai sarana alat kapitalisasi, eksploitasi, korupsi dan lain sebagainya, masyarakat dalam pandangan politik sebagai perantara kita dengan tuhan.

Pada poin ke-4 yang paling layak menjadi pemimpin ialah mereka yang tidak memiliki tujuan kecuali kepada tuhan karena jika tuhan sebagai tujuan akhi maka perjalanan sejarah menjadi sangat baik sebagai pemicu pertumbuhan masyarakat dan sejarah.

Jadi Tuhan sebagai tujuan akhir kita perlu jihad dengan keras seperti jihad keadilan, jihad kebajikan, kesabaran, kesederhanaan dan spriritual.

Keluarga Sebagai Basis Politik Untuk Kemanusiaan

Ikatan dalam keluarga ada yang bersifat umum dan khusus, tetapi dalam masyarakat suami istri terpandang secara subjektif artinya tetap terlihat sebagai perempuan dan laki laki sebagai relasi dengan masyarakat (objektif).

Keluarga sebagai subsistem, harus melakukan pengabdian di dalam masyarakat dan hidup Bersama dalam masyarakat, keluarga harus mampu membangun budaya politik di masyarakat sebagai tugas pokok, maka keluarga menjadi Pendidikan politik dalam masyarakat.

Jika kita berbicara terkait politik tentu juga berkaitan dengan penyucian jiwa (tazkiyatun nafs) maka Kembali kepada individu masing-masing sebagai jihad besar sebelum ke masyarakat sebagai jihad kecil. Namun jihad individu belum cukup karena harus melalui keluarga sebagai modal Pendidikan politik karena di dalam keluarga bisa terlatih bagaimana bisa berbuat adil, sabar, juga spiritualitas.

Nabi Muhammad dalam melakukan politik beliau memulai dari keluarga terlebih dahulu setelah itu berangkat pada aspek yang lebih besar, yaitu masyarakat. Artinya keluarga menjadi gerbang utama sebelum masuk pada masyarakat untuk membangun kemaslahatan bersama.

Jadi kemaslahatan Bersama dalam politik harus lebih ditekankan, keluarga sebagai bagian dari relasi kemasyarakat dipandang secara objektif maka jangan menarik keluarga dalam struktur poltik atau yang biasa disebut politik dinasti, karena buadaya harus ditarik pada pembangunan moral Bersama dalam politik, maka masyarakat harus dipandang dengan kacamata kemanusiaannya (objektif) bukan pada ikatan kekerabatan, agama dan lain-lain.

Membangun Tradisi Politik di Masyarakat

Budaya politik di masyarakat meletakkan 3 Pandangan Dunia yaitu, Ilmiah, Filsafat dan agama.

Sebelum terjun ke masyarakat luas, kita harus membangun budaya politik di dalam keluarga terlebih dahulu melalui tiga pandangan dunia diatas ketiganya itu merupakan Pendidikan yang menentukan cara pandangan keluarga kemudian keluarga membangun budaya politik di masyarakat, artinya setiap apapun yang ada di masyarakat isu-isu harus diletakkan dalam kerangka ilmiah berupa fakta-fakta lalu dibangun atas dasar pandangan dunia filsafat dan pandangan agama.

Sehingga di masyarakat muncul Pendidikan tentang tiga kekuatan pandangan dunia ini maka munculnya kebudayaan yang bernilai tinggi jika dibangun atas tiga pandangan dunia diatas. Maka dari itu banyak bermunculan jenis-jenis budaya yang di dalamanya mengandung banyak pesan, kita tidak boleh anti kebudayaan karena tidak mungkin budaya lahir tanpa adanya filosofi di dalamnya, tentu perlu dikaji secara mendalam, dalam kaidah biasa kita kenal dengan mempertahankan yang baik dan mengambil yang baru yang lebih baik tentu keluarga memiliki peran penuh dalam mentransformasikan 3 pandangan dunia ini untuk mempertahankan tradisi di masyarakat.

Tujuan dari tradisi politik ini tidak lain agar masyarakat masyarakat terdidik, tradisi itu kemudian disadari seperti arti penting klarifikasi, arti penting tabayyun, arti penting data-data, arti penting bagaimana kita berhubungan dengan sesuatu yang terverifikasi terklarifikasi, semua dinamika itu tidak bergantung pada struktur kekuasaan maka itu harus disadari sebagai budaya politik.

Kenapa kita harus membangun tradisi poitik di keluarga terlebih dahulu, karena keluarga sebagai ruang lingkup yang lebih kecil daripada masyarakat maka kita harus berangkat dari keluarga terlebih dahulu sebelum masuk pada masyarakat lua, seperti yang dilakukan oleh nabi beliau membangun tradisi politik dari keluarganya terlebih dahulu lalu kemudian nabi masuk ke masyarakat artinya keluarga memiliki tugas untuk mentransformasikan sebuah tradisi politik kepada masyarakat agar tercipta masyarakat yang sadar dan memiliki budaya dengan nilai tinggi.

Pemikiran Politik Jurgen Habermas

Pemikiran Filsafat Politik Habermas lebih berorientasi pada teori Tindakan komunikasi

Sebagai analisis Bahasa (linguistic).

Komunikasi menjadi titik tolak fundamental dalam mengatasi kemacetan teori-teori kritis sebelumnya, Habermas menurunkannya ke dalam Bahasa yang kemudian bisa menjadi sebuah Bahasa sosial kemudian muncul sebagai 3 model hermeunitika teks, penafsiran, kualitas konsteks.

Dalam tujuannya bagaiaman cara mencapai pemahaman, bagaimana caranya Bahasa harus mampu memberikan pemahaman kepada masyarakat dengan mudah ditangkap, maka Bahasa harus sesuai dengan realitanya bukan keberadannya sebuah ideologi di dalamnya sehingga Bahasa dijadikan sebagai alat penindasan, deskriminasi, manipulasi.

Teori Tindakan komunikasi menjelaskan bagaiana cara kita mengelola bahasa terhadap lawan bicara kita, artinya bahasa juga bisa menjadi alat untuk membangun relasi-relasi dalam membangun masyarakat Maka bahasa sebagai norma artinya bahasa bisa membangun relasi-relasi pemahaman Bersama. Rasionalitas menurut Habermas harus juga siap dalam memilih bahasa dalam menentukan motif dari orang yang berbahasa, maka dari itu perlu melakukan validasi kata atau teks  acuannya apa yang di verbalkan. Karena dalam teorinya hermeunitika Habermas teks/kata yang diverbalkan pasti tidak akan lepas dari penafsir sehinggu terbentuk kualitas konteks, maka bahasa sangat mungkin bisa di kritik.

Kita bisa menguji bahasa kita dengan beberapa klaim yaitu, klaim kebenaran, kelaim kesepakatan, klain otentisitas, klaim konsubjektifitas. Maka bahasa sebagai norma artinya bahasa bisa membangun relasi-relasi pemahaman Bersama.

Maka bahasa sebagai Tindakan politik harus mampu memberikan pemahaman kepada komunikan dengan menggunakan bahasa yang pas dengan kualitas pendengar, agar bahasa tidak menjadi penghambat bagi tercapainya sebuah pesan yang ingin kita sampaikan, tentu komunikator harus mampu menyeleksi bahasa yang akan digunakan demi kepentingan Bersama untuk membangun moral Bersama.

Filsafat Politik Gusdur

Dalam pandangan Gusdur masyarakat dalam sejarah politik tidak satu corak artinya sangat bermacam-macam modelnya. Perbedaan-perbedaan di masyarakat harus dipandang secara objektif, maka kita perlu meletakkan kerangka islam secara objektif pula. Tujuannya agara tercipta moral Bersama kita tidak bisa melihat perbedaan itu menggunakan cara pandang agama, madzhab karena itu akan mengahsilkan kehancuran.

Jika kita memaksakan model kita maka yang terjadi adalah idealisasi ideologi yang berakibat pada benturan pemahaman-pemahaman yang ada di masyarakat.

Islam tidak lepas dari sejarah, bila kita melihat sejarah islam maka islam tidak bisa dipandang sebagai agama yang bebas dari konflik dalam sejarahnya seperti munculnya aliran dan dinasti sperti Khowarij, Syiah Rafidah, bani umayyah, bani abbasiah. Dalam perjalanan sejarahnya mereka saling serang menyerang, maka dalam pandangan Gusdur idealisasi masyarakat tentang sejarah masa lalu/romantisme sejarah.

Isu utama politik dalam pandangan Gusdur

Pentingnya masalah sosial dan hukum

Masyarakat tidak boleh dipandang atau disempitkan melalui perbedaannya baik budaya, agama dan lain-lain.

Dua hal penting dalam kemasyarakatan yaitu, tata kehidupan dan tingkah laku. Hubungan antara tata kehidupan dan tingkah laku dibagi menjadi dua yaitu,  pertama, orientasi nilai pada tatanan kehidupan, (psikologis, sosiologis, sejarah)  kedua, dipengaruhi oleh system/tata keyakinan dengan kata lain keyakinan yang kita anut tidak boleh dipaksakan kepada orang lain kita harus membangun moral Bersama tidak boleh melakukan idealisasi. Maka menjadi penting control sosial pada masyarakat agar kita mengetahui segala aspek kehidupannya melalui aspek psikologi, sosiologis dan sejarah.

Maka politik harus berorientasi pada sosio kultural bukan sosio politik karena akan melahirkan idealisasi, tetapi sosio kultural juga bisa menjadi bahaya jika muncul idealisasi baru tentang gambaran masa lalu, maka kita perlu memiliki data-data lengkap tentang masa lalu secara proporsional sehingga tidak terjadi ideologisasi, masyarakat perlu disadarkan tentang kehidupan yang baik dengan memandang sejarah sebagai landasan ilmiah untuk di transformasikan ke masyarakat dengan catatan sejarah yang komprehensif artinya harus adanya perubahan ideologi sesuai dengan pendekatan sejarah masa lalu yang komprehensif, objektif, realistis, empiris dan ilmiah.

Filsafat Politik Nurcholis Madjid

Konsep kemasyarakatan dalam perspektif Cak Nur seperti pada hadis yang berarti sesungguhnya aku mengutusmu hanya untuk menyempurnakan akhlak.

Cak Nur berpendapat bahwa kemasyarakatan bertumpu pada batin dalam diri masyrakat yang Kembali pada setiap individu, akhlak juga disebut kemasyarakatan. Maka unsur terpenting dalam politik adalah akhlak kemasyarakatan.

Cak Nur mengartikan akhlak ada dua yaitu, akhlak sebagai hubungan kita dengan tuhan dan akhlak sebagai hubungan sosial dalam masyarakat. Akhlak kemasyarakatan harus didasarkan pada ketakwaan individu, ketakwaan akan mengantarkan kita pada taslim (penyerahan diri), ketakwaan yang dimaksud adalah batin yang berorientasi pada keridhoan tuhan dan mengingat tuhan, dengan itu Cak Nur dalam unsur politiknya meletakkan tuhan sebagai unsur terpenting.

Ada dua orientasi akhlak dalam pandangan Cak Nur, yaitu islah (reformasi/perbaikan) dan keadilan.

Islam dalam artian perseorangan adalah tanggung jawab setiap individu artinya bergantung pada pribadi masing-masing bertanggung jawab atas dirinya sendiri, dan akhirnya akan melahirkan kemandirian dan independent tidak bergantung pada orang lain, hal ini akan mengantarkan individu pada kualifikasi kelayakan dalam perspektif Taqi Misbah Yazdi.

Maka hijrah dalam artian kemasyarakatan perpindahan dari individu ke masyarakat, berangkat dari perseorangan dan di transformasikan pada mayarakat, dari individu (ketakwaan) ke masyarakat (akhlak) ketaatan individu (ketakwaan) ketaatan masyarakat (akhlak).

Nabi membangun moral di mekkah lalu menjadi pondasi hijrah ke Madinah, nabi membawa masyarakat moral ke Madinah, nabi juga memulai dari keluarga sebagai pondasi sebelum masuk ke masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun