TES KEBUGARAN JASMANAI TES LARI 1000 METER SISWA KELAS 5 UPT SATUAN PENDIDIKAN SDN 4 SENTUL KOTA BLITARÂ
Andik Rahmad Saleh1, Andi Prisma Mukti2, Andika Danu Pranowo3, Arik Gustanul4, Diki Candra Yuwono5, Irwan Setiawan6, Roviyan Yusuf Eka Wicaksana7
Mahasiswa PPG Calon Guru Prodi PJOK, PPG Universitas Nusantara PGRI Kediri2,3,4,5,7
Dosen PPG Calon Guru Prodi PJOK, PPG Universitas Nusantara PGRI Kediri6
DPL PPG Calon Guru Prodi PJOK, PPG Universitas Nusantara PGRI Kediri1
email: giersalehandik@gmail.com1, prismamuktisaja@gmail.com2, andikadanup022@gmail.com3, arikgust1818@gmail.com4, dikicandrayuwono@gmail.com5, irwansetiawan@unpkediri.ac.id6, yusufroviyan00@gmail.com7
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tingkat kebugaran jasmani siswa melalui tes lari 1000 meter pada siswa kelas 5 di UPT Satuan Pendidikan SDN 4 Sentul Kota Blitar. Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan satu siklus yang melibatkan 26 siswa, terdiri dari 14 siswa putra dan 12 siswa putri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa putra lebih banyak berada dalam kategori "Kurang" dengan rata-rata waktu 6,21 menit, sedangkan siswa putri mendominasi kategori "Sangat Kurang" dengan rata-rata waktu 10,2 menit. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil ini meliputi perbedaan genetik, aktivitas fisik harian, kebiasaan berlatih olahraga, asupan gizi, lingkungan, dan kondisi kesehatan saat tes. Penelitian ini menegaskan pentingnya peran sekolah dan guru PJOK dalam menyediakan program kebugaran rutin, memberikan pemahaman tentang manfaat kebugaran jasmani, serta melakukan evaluasi berkala untuk meningkatkan kondisi fisik siswa.
Kata Kunci: Kebugaran Jasmani, Tes Lari 1000 Meter, Penelitian Tindakan Kelas, Pendidikan Jasmani.
Â
PENDAHULUAN
Kebugaran jasmani merupakan salah satu aspek penting dalam pendidikan jasmani yang berperan dalam mendukung kesehatan dan kemampuan belajar siswa. Pendidikan jasmani merupakan kombinasi antara praktik fisik dan teori keolahragaan. Kebugaran jasmani menjadi fondasi penting dalam pelaksanaan pendidikan jasmani, karena tingkat kebugaran seseorang akan sangat mempengaruhi kemampuannya dalam melakukan aktivitas fisik. Dengan kata lain, kebugaran jasmani adalah kunci untuk menjalani kehidupan sehari-hari dengan optimal. Melalui pendidikan jasmani, kita tidak hanya bergerak, tapi juga belajar tentang olahraga. Kebugaran jasmani yang baik adalah aset berharga karena memungkinkan kita melakukan berbagai aktivitas dengan lebih mudah dan efisien. Sebaliknya, kurangnya kebugaran dapat menghambat produktivitas dan kualitas hidup. Oleh karena itu, menjaga kebugaran jasmani adalah investasi yang sangat menguntungkan bagi setiap individu. (Kurniawan, A. W., Surya, K. K. H., & Kurniawan, R., 2022).
Peningkatan kebugaran jasmani dapat dicapai melalui program latihan fisik yang terstruktur dan berkelanjutan. Komponen kebugaran jasmani mencakup aspek psikomotorik, afektif, dan kognitif. Unsur-unsur kesegaran jasmani, seperti keseimbangan, kelincahan, dan daya ledak, merupakan aspek penting dalam kebugaran jasmani. Nilai-nilai motorik seperti kelincahan, keseimbangan, daya ledak, koordinasi, dan kecepatan menjadi fokus utama dalam pengembangan kebugaran jasmani Z. Arifin, (2018). Pendidikan jasmani tidak hanya berfokus pada aspek fisik, tetapi juga berperan penting dalam pengembangan keterampilan motorik, sosial, kognitif, dan emosional. Kesegaran jasmani yang baik merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan proses pembelajaran secara keseluruhan. Terdapat korelasi yang kuat antara kebugaran jasmani dan kemampuan belajar. Dengan berolahraga secara teratur, kita dapat meningkatkan konsentrasi, daya ingat, dan kemampuan pemecahan masalah. Hal ini menunjukkan bahwa olahraga bukan hanya aktivitas fisik, tetapi juga merupakan investasi untuk masa depan (Darmawan, I. 2017).
Seorang bisa dikatakan memiliki kondisi tubuh yang fit atau kesegaran jasmani yang baik, dimana memiliki kemampuan, kekuatan, daya tahan dan kesanggupan dalam melakukan kegaiatan sehari-hari dengan efisien dan semangat tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti Nuraulia, R. (2019). Kesegaran jasmani secara tidak langsung berkaitan dengan dengan diri seorang siswa, dan itu hal penting yang harus dijaga. Untuk mempertahankan kesegaran jasmaninya, siswa dituntut untuk dapat menjaga kebugaran dengan rutin berolahraga dan memperoleh makanan yang cukup sehat dan menggandung banyak vitamin yang bermanfaat bagi tubuh, oleh sebab itu nantinya siswa bisa menggunakan tenaga dan pikiranya untuk semangat beraktivitas di sekolah Nurcahyo, E. (2014). Dengan itu tingkat kesegaran jasmani siswa yang baik sangat dibutuhkan oleh siswa.
Setelah melakukan penelitian awal untuk dengan melakukan wawancara kepada Guru penjas di UPT Satuan Pendidikan SDN 4 Kota Blitar pada tanggal 11 November 2024. Dari hasil penelitian awal siswa belum pernah dilakukan tes kebugaran jasmani, dan kebugaran jasmani penting bagi siswa karena untuk mengukur kemampuan fisik siswa, menentukan status kondisi fisik siswa, menilai kemampuan fisik sesorang yang merupakan tujuan pengajaran pendidikan jasmani, mengetahui perkembangan fisik siswa dan sebagai bahan untuk memberikan bimbingan dalam meningkatkan kebugaran jasmani Mashud, M. (2019). Dalam (UU No.3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional) yang berisi kewajiban dimana melakukan pembinaan, pengawasan, peningkatan kesehatan dan kebugaran, hal tersebut dalam dunia pendidikan merupakan tanggung jawab seorang Guru PJOK yang secara langsung berhungan dengan olahraga dan juga kebugaran siswa. Serta pihak sekolah bisa bercermin pada (UU No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan) dimana kesehatan olahraga ditujukan untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran jasmani masyarakat, dalam pendidikan formal yaitu sekolah, dengan berbagai upaya di sekolah seperti aktivitas fisik atau olahraga yang benar, baik, terukur, dan teratur, dengan makin tinggi tingkat kebugaran jasmani siswa dapat meningkatkan prestasi siswa.
Dalam tes kebugaran tersebut hanya pada satu bidang tes yaitu dalam tes berfokus pada kemampuan dan kecepatan lari 1000 Meter setiap siswa kelas 5 UPT Satuan Pendidikan SDN 4 Sentul. Dimana pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani dalam hal kecepatan setiap siswa tersebut.
Rumusan Masalah
Bagaimana kebugaran jasmani siswa kelas 5 dalam lari 1000 Meter di UPT Satuan Pendidikan SDN 4 Sentul?
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui dan mengkaji kebugaran jasmani siswa kelas 5dalam lari 1000 Meter di UPT Satuan Pendidikan SDN 4 Sentul
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain PTK dengan satu siklus. Di karenakan penelitian tersebut bisa digunakan sebagai dasar penelitian selanjutnya. Dengan tahapan siklus meliputi empat tahap:
Perencanaan: Dalam perencanaan yang dilakukan digunakan dengan melakukan tes 1000 Meter setiap siswa kelas 5 UPT Satuan Pendidikan SDN 4 Sentul, baik siswa putra dan putri.
Pelaksanaan: Melaksanakan tes kebugaran jasmani lari 1000 Meter dilakukan di lapangan Jatimalang Kota Blitar dengan alat berupa cone, alat ukur waktu (stopwatch) dan juga peluit.
Observasi: Mengamati proses pelaksanaan lari 1000 meter dan mencatat capain dari setiap siswa.
Refleksi: Menganalisis hasil observasi dan tes kebugaran jasmani untuk menentukan langkah perbaikan.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas 5 di UPT Satuan Pendidikan SDN 4 Sentul sebanyak 26 orang, terdiri dari 14 siswa putra dan 12 siswa putri.
Instrumen Penelitian
- Tes kebugaran jasmani (tes lari 1000 Meter).
- Lembar observasi partisipasi siswa.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian tes lari 1000 Meter yang telah dilaksanakan pada tanggal 16 November 2024, Kondisi kebugaran jasmani siswa UPT Satuan Pendidikan SDN 4 Sentul Kota Blitar dengan total sampel 26 dengan siswa putra 14 dan siswa putri 12 secara keseluruhan. Dengan hasil tindakan penelitian hanya dilakukan 1 siklus diperoleh hasil dengan siswa putra mendaptakan hasil paling banyak dengan kondisi kriteria kurang dengan total 8 siswa dari 14 siswa dan siswa putri sangat kurang dengan total 10 siswa dari 12 siswa
Kriteria
Siklus I lari 1000 Meter usia 9-12 tahun
Jenis Kelamin
Putra
Putri
Jumlah Siswa
8
10
Rata-rata waktu
6.21 menit
10.2 Menit
Nilai
Kurang
Sangat Kurang
Berdasarkan rasio di atas, berikut adalah norma untuk jarak 1000 meter usia 9-12 tahun:
Nilai
Putra (Menit:Detik)
Putri (Menit:Detik)
Sangat Baik
3:40
4:15
Baik
3:41 - 4:20
4:16 - 4:50
Cukup
4:21 - 5:00
4:51 - 5:40
Kurang
5:01 - 6:30
5:41 - 7:00
Sangat Kurang
> 6:30
> 7:00
Dari Tabel pemaparan di atas di ambil dari kriteria siswa dengan data berikut :
Kriteria
Siswa Putra
Siswa Putri
Rata-rata waktu putra (menit)
Rata-rata waktu putri (menit)
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
8
2
6.21
6.41
Sangat Kurang
6
10
8.50
10.2
Berdasarkan hasil data penelitian yang diperolah sebanyak siswa putra dalam kriteria kurang sebanyak 8 siswa dengan rata-rata waktu yaitu 6.21 menit dan dalam kriteria sangat kurang sebanyak 6 siswa dengan rata-rata waktu yang diperolah 8.50 menit dan dalam kriteria sangat baik,baik dan cukup tidak ada yang memenuhi kriteria waktu tersebut. Sedangkan untuk siswa putri untuk kriteria kurang sebanyak 2 siswa dengan rata-rata waktu yang diperoleh 6.41 menit, untuk dalam kriteria sangat kurang yaitu 10.2 dengan jumlah siswa yaitu 10 siswa.
Dari pengolahan data tersebut bisa disimpulkan bahwa untuk siswa putra dan putri UPT Satuan Pendidikan SDN 4 Sentul Kota Blitar dalam lari 1000 meter, untuk siswa putra lebih banyak dalam kriteria (Kurang) dan siswa putri dalam kriteria (Sangat Kurang). Hasil akhir data yang diperoleh dengan siswa putra lebih banyak dalam kategori kurang dan siswa putri sangat kurang, bisa dikarenakan banyak faktor yang mempengaruhi hasil lari tersebut, mulai dari genetik masing-masing siswa, aktivitas sehari-hari, dengan siswa yang memiliki waktu atau kecepatan yang bagus bisa karena mereka berlatih di olahraga yang mereka minati bisa juga seorang atlet, lingkungan mereka, gizi yang mereka peroleh dan juga faktor kesehatan mereka sewaktu tes maupun sebelum tes Sepriadi, S., Hardiansyah, S., & Syampurma, H. (2017).  Dan dari penelitian tersebut terdapat perbedaan hasil antara siswa putra dan siswa putri, kenapa bisa tejadi perbedaan antara siswa putra dan putri tersebut, dikarenakan dari komposisi tubuh yang berbeda antara pria dan wanita, ditandai dengan kadar hemoglobin yang lebih tinggi dan persentase lemak tubuh yang lebih rendah pada pria, secara signifikan berkontribusi pada perbedaan kapasitas aerobik maksimal (VO2Max). Massa otot yang lebih besar pada pria juga berperan penting dalam meningkatkan kemampuan tubuh untuk memanfaatkan oksigen  (Candra & Setiabudi, 2016). Dengan hal tersebut hasil dari siswa putra dan putri, mengalami perbedaan pada kebugaran jasmani setiap siswa, dan kebugaran jasmani penting untuk kesehatan siswa serta motivasi dalam semangat belajar mereka.
Menurut Mashud (2019), kebugaran jasmani tidak hanya penting untuk kesehatan fisik, tetapi juga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, meskipun dalam tes yang dilakukan hanya lari 1000 meter. Sekolah perlu memberikan fasilitas dan program yang mendukung kegiatan fisik siswa secara teratur. Guru PJOK memiliki peran krusial dalam merancang kegiatan yang menyenangkan dan efektif untuk meningkatkan kebugaran siswa, serta memberikan pemahaman tentang pentingnya kebugaran bagi tubuh. Evaluasi berkala juga diperlukan untuk memantau perkembangan kebugaran siswa.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di UPT Satuan Pendidikan SDN 4 Sentul Kota Blitar kelas 5, yang berjumlah 26 siswa yang terdiri dari 14 siswa putra dan 12 siswa putri. Dari hasil penelitian yang diperoleh untuk siswa putra dengan rata-rata sangat baik, baik dan cukup tidak terdapat siswa yang menempuh di waktu tersebut, untuk paling banyak dengan kriteria kurang sebanyak 8 siswa dengan rata-rata waktu 6.21 menit dan untuk kriteria sangat kurang 6 siswa dengan waktu rata-rata 8.50 menit. Sedangkan untuk siswa putri dalam kriteria kurang hanya 2 siswa dengan rata-rata waktu yaitu 6.41 menit, lalu untuk kriteria sangat kurang berjumlah 10 siswa dengan rata-rata waktu 10.2 menit dan untuk kriteria sangat baik,baik dan cukup juga tidak terdapat siswa masuk di kriteria waktu tersebut.
Faktor yang mempengaruhi hasil lari tersebut, mulai dari genetik masing-masing siswa, aktivitas sehari-hari, dengan siswa yang memiliki waktu atau kecepatan yang bagus bisa karena mereka berlatih di olahraga yang mereka minati bisa juga seorang atlet, lingkungan mereka, gizi yang mereka peroleh dan juga faktor kesehatan mereka sewaktu tes maupun sebelum tes.
Pentingnya kebugaran jasmani bagi siswa dan peran aktif sekolah, terutama guru PJOK, dalam meningkatkan kebugaran siswa. Mashud (2019) menyarankan agar sekolah menyediakan program kebugaran rutin, guru PJOK merancang kegiatan yang efektif, dan dilakukan evaluasi secara berkala untuk memantau perkembangan kebugaran siswa. Selain itu, guru juga harus memberikan pemahaman kepada siswa tentang pentingnya kebugaran bagi kesehatan dan prestasi belajar.
DAFTAR RUJUKAN
Arifin, Zainul. 2018. "Pengaruh Latihan Senam Kebugaran Jasmani (Skj) Terhadap tingkat Kebugaran Siswa Kelas V Di Min Donomulyo Kabupaten Malang." Journal AL-MUDARRIS 1(1): 22. https://www.researchgate.net/publication/327649617
Chandra, A. N. (2016). Karakteristik Tingkat Kebugaran Kardiorespir asi Siswa Kelas6 SD di Desa Mengwitani Tahun 2014. E-Jurnal Medika, 5(5), 2303--1395
Darmawan, D., & Wahyudin, D. (2018). Model pembelajaran di sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mashud, M. (2019). Analisis Masalah Guru PJOK Dalam Mewujudkan Tujuan Kebugaran Jasmani. Analisis Masalah Guru PJOK Dalam Mewujudkan Tujuan Kebugaran Jasmani. https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/multilateralpjkr/article/view/5704
Nuraulia, R. (2019). Survei analisis tingkat kesegaran jasmani pada siswa SMA Negeri 6 Sinjai (Doctoral dissertation, FIK). http://eprints.unm.ac.id/id/eprint/12568
Nurcahyo, E. (2014). Survei tingkat kesegaran jasmani siswa kelas XI (sebelas) SMA Muhammadiyah 1 Babat Kabupaten Lamongan. Jurnal pendidikan olahraga dan kesehatan, 2(1). https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-pendidikan-jasmani/article/view/8041/8281
Kurniawan, A. W., Surya, K. K. H., & Kurniawan, R. (2022). Jurnal Patriot. 4, 25--35. https://doi.org/10.24036/patriot.v4i1.831
Sepriadi, S., Hardiansyah, S., & Syampurma, H. (2017). Perbedaan tingkat kesegaran jasmani berdasarkan status gizi. Media Ilmu Keolahragaan Indonesia, 7(1), 24-34.
Sholihah, L. A., Hidayati, I. L., & Puspowati, S. D. (2013). Perbedaan Kesegaran Jasmani pada Anak Usia Sekolah Yang Anemia dan Non Anemia di SD Negeri Banyuanyar III Kota Surakarta (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Taufikrahman, T. (2023) Perbedaan Kecepatan, Keseimbangan, dan Kekuatan Anatar Siswa Laki-Laki Dengan Perempuan Kelas IV di SD Negeri Gambiranom, Kecamatran Depok, Kabupaten Sleman,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H