Mohon tunggu...
ANDI ISMAYANI
ANDI ISMAYANI Mohon Tunggu... Mahasiswa - PTIQ

Sejarah Pemikiran Islam

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

PAHAM ISLAM WAHABI DAN PENGARUH PEMIKIRANNYA TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA

12 Januari 2024   13:01 Diperbarui: 15 Januari 2024   15:13 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

  • Dampak pemikiran Wahabi memengaruhi perkembangan pendidikan, terutama di negara asalnya, Arab Saudi, serta dampaknya yang mencapai berbagai negara, termasuk Indonesia.

 

Dampak pemikiran Wahabi terhadap perkembangan pendidikan, terutama di negara asalnya, Arab Saudi, dan dampaknya yang mencapai berbagai negara, termasuk Indonesia, dapat divisualisasikan sebagai berikut:

Di Arab Saudi:

  1. Pendidikan Agama yang Konservatif: Pemikiran Wahabi memengaruhi sistem pendidikan di Arab Saudi, dengan penekanan pada pengajaran ajaran Wahabi yang konservatif. Materi pelajaran sering kali mencerminkan pandangan Wahabi tentang agama, dengan penolakan terhadap praktik-praktik yang dianggap bid'ah atau syirik.
  2. Pembinaan Pemahaman Wahabi: Institusi pendidikan di Arab Saudi sering berperan dalam pembinaan dan penyebaran pemahaman Wahabi. Sekolah-sekolah, madrasah, dan universitas di negara ini dapat mempromosikan pandangan ini kepada siswa dan mahasiswa, mempengaruhi cara mereka memahami agama.
  3. Dukungan Keuangan untuk Pendidikan Global: Arab Saudi telah mendukung pendidikan global melalui proyek-proyek, beasiswa, dan bantuan keuangan. Namun, ini seringkali terkait dengan penyebaran pemikiran Wahabi, yang dapat memengaruhi cara agama diajarkan di luar negeri.

Di Luar Arab Saudi:

  1. Penyebaran Pemikiran Wahabi: Arab Saudi telah menginvestasikan sumber daya besar dalam mendukung lembaga-lembaga pendidikan di luar negeri, terutama sekolah-sekolah dan masjid. Hal ini dapat membantu penyebaran pemikiran Wahabi ke berbagai negara, dengan pengaruh yang terasa pada kurikulum dan praktik keagamaan di lembaga-lembaga ini.
  2. Pengaruh dalam Kurikulum: Di berbagai negara, termasuk Indonesia, lembaga-lembaga pendidikan Islam sering menerima bantuan keuangan dari Arab Saudi. Sebagai imbalannya, kurikulum dan materi pelajaran sering kali mencerminkan pandangan Wahabi. Ini dapat memengaruhi cara Islam diajarkan dan dipahami oleh siswa.
  3. Konflik dan Perdebatan: Pengaruh pemikiran Wahabi di lembaga-lembaga pendidikan seringkali menjadi sumber perdebatan dan konflik. Kelompok dan individu yang memiliki pemahaman Islam yang berbeda mungkin menentang pengaruh Wahabi, yang memunculkan konflik dalam masyarakat.
  4. Tantangan bagi Tradisi Lokal: Di beberapa negara, pengaruh pemikiran Wahabi dapat menghadang tradisi lokal dan budaya dalam praktik keagamaan. Ini dapat mengubah cara umat Islam menjalani agama mereka dan dapat menciptakan ketegangan dalam masyarakat.

Dampak pemikiran Wahabi pada pendidikan di Arab Saudi dan di seluruh dunia memiliki cakupan yang luas dan kompleks. Ini mempengaruhi cara Islam diajarkan, dipahami, dan dijalani di berbagai negara, dengan efek yang bervariasi tergantung pada konteks lokal dan respon masyarakat. Di Indonesia, misalnya, ada upaya dari beberapa organisasi Islam seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah yang menentang pengaruh Wahabi dan berupaya mempromosikan pemahaman Islam yang lebih inklusif dan sesuai dengan tradisi lokal.

3.6 Pendidikan karakter untuk menangkal paham wahabi

Untuk mencapai perilaku pada anak yang memiliki kesalehan secara berkelanjutan maka dalam dunia pendidikan diperlukan pendidikan sejak usia dini. Pendidikan tersebut dikenal dengan pengembangan pendidikan berkelanjutan pada masa usia dini (Sustainable development, education and early childhood education). Pendidikan pengembangan yang berkelanjutan bukan hanya pendidikan yang hanya dilihat saja. Pendidikan pengembangan yang berkelanjutan pendidikan yang memperhatikan permasalahan permaslahan sosial, budaya, lingkungan, ekonomi, dan politik sebagai pijakan yang berkaitan dengan perkembangan di arena global.

Pendidikan karakter menurut agama Islam adalah pendidikan karakter yang menekankan pada akhlak kepada Tuhan dan nabi-Nya, Akhlak kepada sesama manusia, serta akhlak kepada alam sekitar. Inilah konsep Pendidikan karakter yang paripurna, yaitu pendidikan karakter yang mengembangkan tiga dimensi akhlak yaitu kepada akhlak Tuhan sebagai sang pencipta, akhlak kepada sesama manusia tempat manusia berkomunikasi dan bersosialisasi, dan kepada alam semesta dimana manusia hidup dan berkembang.[10]

 

Dari berbagai literatur hasil kajian menyimpulkan bahwa secara konsep, sejatinya pendidikan karakter di negara Indonesia sudah jelas, yaitu dibangun atas dasar nilai agama, Pancasila dan budaya. Bahkan Pancasila itu sendiri, sebagai fundamen negara, telah dibangun di atas nilai-nilai luhur agama yang diundangkan oleh para pendiri bangsa yang juga religius. Banyaknya kesamaan mengenai teori-teori Pendidikan karakter baik menurut Islam, negara dan tokoh-tokoh pendidikan, menunjukkan bahwa konsep- konsep itu sangat solutif dan komplementer[11].

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun