c) Memaksimalkan potensi: Hal yang dilakukan untuk memaksimalkan potensi dan memberdayakan rekan sejawat yaitu percakapan perlu diakhiri dengan suatu rencana tindak lanjut yang diputuskan oleh rekan yang dikembangkan dan ditutup dengan kesimpulan yang dinyatakan oleh rekan yang sedang dikembangkan.
5) Kompetensi Inti Coaching
Kompetensi inti coaching yaitu a) kehadiran penuh(presence), b) mendengarkan aktif, dan mengajukan pertanyaan yang berbobot.
a) Kehadiran penuh/presence adalah kemampuan untuk bisa hadir utuh bagi coachee sehingga badan, pikiran, hati selaras saat sedang melakukan percakapan coaching.
b) Mendengarkan aktif, keterampilan mendengarkan dengan aktif atau sering kita sebut dengan menyimak. Seorang coach yang baik akan mendengarkan lebih banyak dan lebih sedikit berbicara. Dalam percakapan coaching, fokus dan pusat komunikasi adalah pada diri coachee, yakni mitra bicara.
c) Mengajukan pertanyaan berbobot, pertanyaan yang diajukan seorang coach diharapkan menggugah orang untuk berpikir dan dapat menstimulasi pemikiran coachee, memunculkan hal-hal yang mungkin belum terpikirkan sebelumnya, mengungkapkan emosi atau nilai dalam diri dan yang dapat mendorong coachee untuk membuat sebuah aksi bagi pengembangan diri dan kompetensi. Salah satu referensi yang dapat kita gunakan untuk mengajukan pertanyaan berbobot hasil dari mendengarkan aktif yaitu dengan RASA (Receive, Appreciate, Summarize, dan Ask).
6) Percakapan Berbasis Coaching dengan Alur TIRTA
Berikut adalah alur TIRTA:
a) Tujuan Umum: Tahap ini coach dan coachee menyepakati tujuan pembicaraan yang akan berlangsung. Idealnya tujuan ini datang dari coachee. Seorang coach menanyakan kepada coachee tentang sebenarnya tujuan yang ingin diraih coachee.
b) Identifikasi: Tahap ini coach melakukan penggalian dan pemetaan situasi yang sedang dibicarakan, dan menghubungkan dengan fakta-fakta yang ada pada saat sesi.
c) Rencana Aksi: Tahap ini coach menanyakan pengembangan ide atau alternatif solusi untuk rencana yang akan dibuat.