"Hamid, Sintanya belum pulang nih, kamu mau titip apa ke mbak, nanti mbak sampaikan."
Lidahku kelu, tak ada yang bisa kuucapkan.
"Ga ada mbak. Ya makasih ya mbak."
Lalu aku pulang dengan kekecewaan, aku tetap menyimpan penasaran.
***
"Sin, aku sudah boleh bawa mobil, besok aku ajak ke Dufan ya!" Aku mengirim surat tissue di dalam amplop. Ku letakkan di atas mejanya saat dia makan di kantin. Aku melihat dia membukanya dan tersenyum. Kemudian dia membalas suratku di tissue itu, dan ia memberikan padaku di depan koperasi. Kubuka surat itu di sana. "Iya poni keriting, temui aku di halte biasanya jam 9 pagi."
Aku sudah tak sabar untuk besok, aku sudah punya SIM, dan hari ini aku boleh untuk membawa mobil Carryku keluar dari garasi rumah.
Lalu aku melewati halte jam 9, tak ada Sinta di sana, aku memparkir di belakang bis, tak ada Sinta lewat. Cukup lama kutunggu. Jam 9.30 dia baru muncul, bersama seorang laki-laki. Dia mengetuk pintu mobilku, akupun membuka jendelanya," Hamid, ini kenalin Doni, dia saudara jauhku sedang cari kuliah di Jakarta, kita ga jadi jalan-jalan ya. Maaf."
"Oh, oke, gapapa." Tapi dalam hati aku kecewa, aku pulang ke rumah dengan hati remuk.