"Pak, ini Hamid, temannya Sinta." Kata ibu memperkenalkanku, aku langsung menyalami tangan kurus itu, beliau tersenyum.
"Oh ya, makasih lho dek sudah mampir ke sini." kata beliau dengan suara yang sangat berat. Lalu dia mulai berbasa basi menanyaiku banyak hal.
"Bapak pesen jagain Sinta ya nak."
Aku hanya mampu mengangguk tanpa berkata apa-apa, setelah itu akupun berbasa basi sebentar dan pamit dari rumah itu. Tak lupa aku berterimakasih karena telah disambut dengan baik.
***
"Poni Bando, besok aku ada tanding Basket lawan SMA sebelah, nonton ya!"
"Iya, Nanti Poni Bando mau nonton kok." Kubaca surat tissue itu dengan senyum dan melirik ke meja Sinta. Teman sebelahku, si Wawan menyenggolku, "ciyee.. Besok pasti mau pamer ke Revi ya?"
"Apaan sih?" Kataku dengan nada agak meninggi
"Udah akuin aja."
"Aku ga ada apa-apa ma Revi." Di tengah berantemku itu, Revi mendengar dan menghampiri mejaku, "Oke Mid, besok semangat ya di lapangan." Aku hanya tertegun, Wawan terus menyenggol-nyenggolku, "tuh kan bener apa kataku."
Aku belum sempat melihat ke arah Sinta, bu guru bahasa Indonesiaku datang dan memulai pelajaran.