Banyak sekali sebetulnya yang bisa diketahui seputar pergerakan perubahan apa saja yang telah dilakukan Rizal Ramli sebelum-atau di saat berada-maupun selepas di dalam sistem, yang memang cukup membuat orang-orang “tertentu” menjadi “sakit hati” seperti para mafia dan politisi busuk beserta para begundalnya. Sebab, setiap gagasan dan pergerakan Rizal Ramli bisa membuat “lahan-lahan basah” mereka berubah kering dan gersang. Sehingga inilah kiranya yang menjadi alasan mengapa mereka secara turun-temurun membenci orang seperti Rizal Ramli.
Para mafia, politisi busuk, dan para begundalnya serta bagi penguasa zalim, sosok Rizal Ramli diterjemahkan sebagai seorang “provokator sekaligus aktor” yang hanya ingin merusak dan menghancurkan “kenikmatan” yang telah mereka bangun di negeri ini.
Sebaliknya, Rizal Ramli justru memandang, bahwa para mafia, politisi busuk, dan para penguasa zalim beserta begundalnya itu sesungguhnya telah membangun “neraka” yang dapat membuat sengsara yang berkepanjangan bagi bangsa dan negara Indonesia.
Sehingga itu, jika saat ini ada kelompok tertentu yang sengaja berupaya menghalang-halangi langkah dan pergerakan Perubahan dari Rizal Ramli atau tidak menghendaki “kehadirannya” untuk berkiprah dalam mewujudkan Perubahan, maka kelompok tersebut sangat patut disebut sebagai “penjajah” dari dalam negeri sendiri, atau dengan kata lain adalah bagian dari para mafia, politisi busuk, dan penguasa zalim.
Dan dari rentetan “perjalanan” panjangg perjuangan pergerakan Perubahan yang dilakukan Rizal Ramli, maka setidaknya dapat ditebak siapa gerangan orang-orang yang dimaksud oleh Soekarno dalam pidatonya ini: “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H