Tapi, mau tidak mau, phubbing ini memang sudah mendunia. Diperkenalkan lewat kamus Macquire, istilah phubbing diperuntukkan bagi orang yang berkebiasaan sibuk di dunia maya dan mengabaikan lingkungan sekitarnya.Â
Ini lebih berbahaya dari apapun, karena sudah melanggar kodratnya sebagai manusia sosial, dan bagi mereka yang phubbing justru menghiraukannya, tidak menggubrisnya, dan tidak peka sekitar.Â
Apakah ini yang menciptakan antar teman semakin retak? Atau bertambah nyaman? Ya, nyaman akibat dari kedua belah pihak masih bisa ber-ponsel ria tanpa ada yang menyuruhnya bincang-bincang. Sebenarnya, tak ada salahnya phubbing. Namun, kita saling diam tanpa berkisah satu-dua sementara kita diciptakan sebuah mulut agar bercakap-cakap bukan ber-voice note (VN).
Hingga pada intinya, phubbing membuat kita sadar bahwa teman-teman yang kita anggap akrab pun bila bertemu ponsel dan sinyal, mereka akan lupakan kita. Sementara kita menjelma bagai manusia primitif yang setia dalam kesendiriannya dan tak bisa berbalas kata-kata sebab diajak "diem-diem-an bae" Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H