Â
Konsep Society 5.0 muncul pada tahun 2015 di Jepang dalam inisiatif politik nasional strategis. Society 5.0 mengikuti, sampai batas tertentu, Industri 4.0, dan, sementara Industri 4.0 berfokus pada produksi, Society 5.0 berupaya menempatkan manusia sebagai pusat inovasi. Ini juga memanfaatkan dampak teknologi dan hasil Industri 4.0, dengan pendalaman integrasi teknologi dalam peningkatan kualitas hidup, tanggung jawab sosial dan keberlanjutan.
Â
Menurut Harayama Civil Society 5.0 Â adalah masyarakat informasi yang dibangun di atas Society 4.0, yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat makmur yang berpusat pada manusia" Society 5.0 mengusulkan untuk memajukan potensi hubungan individu dengan teknologi dalam mendorong peningkatan kualitas hidup semua orang melalui masyarakat super pintar (super smart society) dan yang muncul, sebagian , sebagai konsekuensi penerapan konsep Industri 4.0. dan dampaknya.[4]
Â
Society 5.0 menggambarkan bentuk ke-5 dari kemasyarakatan dalam sejarah manusia, mengikuti secara kronologis, masyarakat perburuan (Society 1.0), masyarakat pertanian (Society 2.0), masyarakat industri (Society 3.0), dan masyarakat informasi (Society 4.0). Revolusi Industri keempat menciptakan layanan-layanan dan nilai-nilai baru satu setelah lainnya, mengantarkan pada hidup yang lebih kaya untuk semuanya.
Â
Society 5.0 mencapai derajat yang tinggi dalam konvergensi cyberspace (ruang virtual) dan physical space (ruang nyata). Di masyarakat informasi (Society 4.0) yang lalu, orang-orang akan mengakses sebuah cloud service dalam ruang virtual melalui internet dan kemudian mencari, memperoleh, dan menganalisa informasi atau data.
Â
Dalam Society 5.0, sejumlah besar informasi dari sensor-sensor dalam ruang nyata diakumulasi dalam ruang virtual. Dalam ruang virtual, data yang besar ini akan dianalisa oleh Artificial Intelligence (AI), dan hasil analisis akan diberikan kembali kepada manusia di ruang nyata dalam berbagai bentuk.
Â