Mohon tunggu...
Aminina Putri
Aminina Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Islam Sultan Agung

Dunia Tak Lagi Sama, Tak Selamanya Memihak Kita, Di Saat Kita Mau Berusaha Di Situlah Kebahagiaan Akan Indah Pada Waktunya.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Observasi Problematika di SMP Islam Sultan Agung 4

10 Desember 2021   14:26 Diperbarui: 24 Desember 2021   19:29 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi proses belajar seorang siswa yang pertama adalah faktor kecerdasan, faktor kecerdasan yang dimaksud di sini adalah kemampuan seorang siswa untuk melakukan kegiatan berfikir yang bersifat rumit dan abstrak. Tingkat kecerdasan yang dimiliki setiap siswa itu tidaklah sama. Yang kedua yaitu faktor belajar, faktor belajar yang dimaksud adalah semua segi belajar,misalnya kurang dapat memusatkan perhatian kepada pelajaran yang sedang dihadapinya, dan tidak dapat menguasai kaidah yang berkaitan, sehingga tidak dapat membaca seluruh bahan yang seharusnya dibaca. Ketiga adalah faktor sikap, banyak pengaruh faktor sikap terhadap kegiatan dan keberhasilan siswa dalam belajar. Sikap dapat menentukan apakah seseorang akan dapat belajar dengan lancar atau tidak, tahan lama belajar atau tidak, senang pelajaran yang di hadapinya atau tidak dan banyak lagi yang lain, sikap yang dimaksud adalah minat, keterbukaan pikiran, prasangka atau kesetiaan. Yang keempat yaitu faktor Kegiatan, faktor kegiatan adalah  faktor yang ada kaitannya dengan kesehatan, kesegaran jasmani dan keadaan fisik seseorang. Sebagaimana telah diketahui, badan yang tidak sehat akan  membuat konsentrasi pikiran terganggu sehingga mengganggu kegiatan belajar. Kelima adalah faktor emosi dan social, faktor emosi seperti tidak senang, rasa suka dan faktor sosial seperti persaingan dan kerja sama sangat besar pengaruhnya dalam proses belajar. Beberapa diantara  faktor ini yang sifatnya mendorong terjadinya belajar tetapi ada juga yang menjadi hambatan terhadap belajar efektif. Keenam, faktor Lingkungan, yang dimaksud faktor lingkungan disini adalah keadaan dan suasana tempat seseorang siswa belajar. Suasana dan keadaan tempat belajar itu turut juga dalam menentukan berhasil atau tidaknya kegiatan belajar. Kebisingan, bau busuk dan nyamuk yang mengganggu pada waktu belajar dan keadaan yang serba kacau di tempat belajar sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan belajar. Hubungan yang kurang serasi dengan teman dapat menganggu konsentrasi dalam belajar. Dan yang terakhir adalah faktor Guru, kepribadian guru, hubungan guru dengan siswa, kemampuan guru mengajar dan perhatian guru terhadap kemampuan siswanya turut mempengaruhi keberhasilan belajar. Guru yang kurang mampu dengan baik dalam mengajar dan yang kurang menguasai bahan yang diajarkan dapat menimbulkan rasa tidak suka kepada yang diajarkan dan kurangnya dorongan untuk menguasainya di pihak siswa.

Dari hasil penelitian yang kami lakukan, 90% siswa di SMP Islam Sultan Agung 4 menyukai seorang guru yang memiliki metode atau teori belajar behavioristik. Teori behavioristik merupakan teori belajar yang mengedepankan perubahan prilaku siswa sebagai proses pembelajaran. Terjadinya perubahan tingkah laku diakibatkan oleh adanya interaksi antara stimulus dan respon.

Teori belajar behavioristik memiliki beberapa prinsip yaitu, apabila seorang siswa telah mampu menunjukkan perubahan prilaku pada dirinya, yang artinya kegiatan belajar yang tidak membawa perubahan prilaku tidak dianggap belajar menurut teori ini. Hal yang terpenting pada teori tersebut adalah stimulus dan respon, mengapa demikian? Karena hal tersebut dapat diaamati, hal-hal selain stimulus dan respon tidak dianggap penting karena tidak dapat diamati. Adanya penguatan (reinforcement) ialah hal-hal yang dapat memperkuat respon, penguatan tersebut bisa berupa penguatan positif dan penguatan negatif.

Hergenhahn dan matthew menyatakan bahwa teori belajar behavioristik mnecakup empat hukum yaitu, hukum kesiapan, hukum latihan, hukum efek, dan hukum sikap. Hukum kesiapan  yang berrati bahwa kegiatan pembelajaran akan memberikan hasil yang diinginkan, jika memiliki kesempatan, baik kesiapan oleh pendidik ataupun peserta didik. Hukum latihan mempunyai arti bahwa semakin banyak seorang siswa melakukan latihan, maka semakin besar peluang siswa tersebut untuk mencapai keberhasilan, yang artinya kegiatan pembelajaran akan berhasil jika siswa dibiasakan untuk melakukan latihan secara kontinu dan teratur. Hukum efek dapat diartikan bahwa efek yang dirasakan oleh seorang siswa setelah belajar akan memotivasi dirinya untuk terus belajar, sebagai contoh jika ada seorang iswa yang berhasil mendapatkan hadiah sebuah buku matematika karena telah berhasil mendapatkan nilai yang sempurna pada saat ujian matematka, efek yang dirasakan oleh siswa tersebut adalah bangga dan bahagia, dari efek tersebut diharapkan bisa memotivasi siswa tersebut untuk terus belajar.Hukum sikap yang berarti sikap yang terbentuk setelah melakukan pembelajaran. Perubahan sikap itu dapat dipengaruhi oleh hal-hal yang ia dapatkan selama proses pembelajaran berlangsung.

Teori belajar behavioristik ini sudah dianggap kuno oleh beberapa kalangan, akan tetapi saat ini teori tersebut masih sering digunakan di Indonesia. Beberapa ciri yang membedakan teori ini dengan teori lainnya adalah teori ini mengutamakan pengaruh pada lingkungannya, hasil pembelajarannya terfokus pada terbentuknya prilaku yang diinginkan, selalu mementingkan pembentukan reaksi atau respon, memiliki sifat mekanistis atau dilkaukan dengan mekanis tertentu, misalnya adalah meminta maaf, dan menganggap sebuah latihan itu adalah hal penting di dalam proses pembelajaran.

Sepeti yang kita ketahui bahwa teori behavioristik ini masih banyak digunakan di Indonesia. Hal itu dapat dilihat dari beberapa contoh, sepeti berikut

  • Seorang guru menyusun materi secara lengkap, dimulai dari materi yang sederhana sampai dengan materi yang kompleks,
  • Selama proses mengajar berlangsung, seorang guru lebih banyak memberikan contoh yang berupa instruksi,
  • Ketika seorang guru menemukan sebuah kesalahan baik pada materi ataupu pada seorang siswa, maka kesalahan tersebut haruslah cepat diselesaikan,
  • Seorang guru lebih aktif memberikan latihan untuk membentuk kebiasaan siswa sesuai dengan yang diinginkan,
  • Seorang guru memberikan evaluasi kepada siswa berdasarkan dengan prilaku yang dilihatnya,
  • Seorang guru seharusnya mampu untuk memberikan penguatan (reinforcement), baik dari sisi positif maupun dari sisi negative.

Setiap teori belajar tentunya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Seperti hal nya dengan teori behavioristik ini yang memiliki kelebihan maupun kekurangan. Kelebihan dari teori behavioristik ini adalah siswa dibiasakan untuk memperbanyak latihan dan praktik yang mana di dalamnya memuat unsur kecepatan, spontanitas, kelenturan, reflex, dan daya tahan. Mampu mendorong seorang siswa untuk berpikir secara linier dan konvergen. Memudahkan seorang siswa untuk mencapai suatu target tertentu di dalam suatu pembelajaran. Adapun kekurangan dari teori ini adalah teori ini membatasi kreatifitas, produktifitas, dan imajinasi siswa. Pembelajaran hanya berpusat kepada seorang guru, sehingga seorang siswa terlihat sangat pasif. Dapat menimbulkan hukuman baik secara verbal maupun fisik, contohnya seperti memberikan hukuman kepada siswa yang melanggar, bahkan sampai menjewernya, hukuman semacam ini justru dapat berakibat buruk pada perubahan prilaku siswa. Timbulnya kesulitan untuk menjelaskan kondisi belajar yang kompleks pada stimulus dan respon.

 Upaya tenaga pendidik untuk memompa semangat belajar siswa, salah satunya dengan menggunakan cara pemberian punishment dan juga reward. Sebagai seorang guru yang professional seorang guru haruslah memiliki metode pembelajaran, agar siswanya memiliki semangat untuk terus belajar. Pemberian hadiah atau reward adalah salah satu alat pendidikan represif yang sangat menyenangkan dan bisa mencapai prestasi tertentu di dalam sebuah proses pembelajaran. Dengan memberikan reward kepada siswa, hal tersebut dapat menunjukkan kemajuan tingkah laku yang baik seorang siswa, sehingga hal tersebut dapat dijadikan contoh yang baik oleh teman-temannya. Di dalam pendidikan reward itu sendiri dinilai sebagai salah satu alat pendidikan yang mendukung, karena dengan memberikan reward dapat menumbuhkan rasa senang di dalam diri siswa karena hasil kerja kerasnya mendapatkan penghargaan dari guru mereka.

Tidak hanya pemberian reward, pemberian punishment kepada seorang siswa juga merupakan salah satu yang penting. Pemberian punishment adalah sebuah usaha dari seorang guru dengan tujuan untuk memperbaiki prilaku seorang siswa, tetapi sebagai seorang guru ketika memberikan sebuah punishment kepada siswa, sebaiknya memberikan sebuah punishment yang mendidik dengan tujuan untuk menjadikan siswa tersebut menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Dalam pemberian punishment (hukuman) sebaiknya dilakukan dengan hati-hati, dengan tujuan agar tidak menyebabkan dendam dan meresahkan siswa, sebaiknya pemberian punishment maih berada dalam batas kewajaran dan masih dalam konteks pembelajaran.

Punishment mempunyai efek emosional yang tidak menguntungkan, karena kekuatan siswa terligalisir pada prilaku lainnya. Hukuman tersebut adapat menggantikan satu prilaku yang tidak diinginkan dengan prilaku yang lainnya. Jadi sebelum memberikan sebuah punishment (hukuman) dan reward, seorang guru perlu mengetahiu terlebih dahulu apakah dampak dari pemberian reward dan punishment tersebut. Pemberian reward diharapkan menjadikan penguat atau reinforcement untuk siswa, agar mereka lebih semangat dalam belajar dan melakukan kegiatan positif lainnya. Sedangkan pemberian punishment dapat membiasakan seorang siswa agar tidak melakukan kesalahan yang sama, dan diharapkan dapat menjadikan seorang siswa, menjadi siwa yang lebih baik lagi.

  • Penutup

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun