Mohon tunggu...
Aminina Putri
Aminina Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Islam Sultan Agung

Dunia Tak Lagi Sama, Tak Selamanya Memihak Kita, Di Saat Kita Mau Berusaha Di Situlah Kebahagiaan Akan Indah Pada Waktunya.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Observasi Problematika di SMP Islam Sultan Agung 4

10 Desember 2021   14:26 Diperbarui: 24 Desember 2021   19:29 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

OBSERVASI PROBLEMATIKA PROBABILITAS DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 4

Dosen Pengampu Nila Ubaidah, S.Pd., M.Pd 

Lutfi Hidayah (34202100007), Aminina Putri (34202100010), Amalia Putri (34202100019) 

Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Abstrak

Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang struktur, perubahan, dan ruang yang di dalamnya berisi berbagai angka dan bilangan. Ilmu matematika sendiri memiliki banyak fungsi dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam hitung-menghitung. Tentu saja hal ini tidak bisa lepas dari kesalahan menghitung maupun adanya ketidakpastian bilangan yang membuat bilangan tersebut tidak dapat dihitung. Meskipun tidak mendapat nilai yang pasti, kita masih bisa mencari tahu keputusan yang tepat melalui hipotesis yang dilakukan dengan menarik berbagai kesimpulan dengan menggunakan probabilitas. Guru diharapkan dapat mengetahui metode yang tepat bagi anak pada tahap operasional dalam mengajarkan bab peluang.

Penelitian yang kami rancang memuat 3 masalah utama. (1) Metode belajar manakah yang cocok diterapkan bagi anak pada tahap operasional formal dalam mengajarkan bab peluang? (2)  Apakah penerapan metode belajar punishment and reward cocok dan efektif jika digunakan untuk mengajarkan materi peluang kepada anak pada tahap operasional formal? (3) Apakah yang perlu dilakukan seorang guru dalam mengajarkan metode reward and punishment? Untuk membantu proses penelitian ini, kami melakukan observasi kepada peserta didik SMP Islam Sultan Agung 4. Dalam pelaksanaannya kami melakukan interaksi secara langsung, mengumpulkan data hasil observasi, dan membuat kesimpulan penelitian.

Hasil yang kami dapat setelah melakukan observasi langsung di SMP Islam Sultan Agung 4 menjawab persalahan yang kami bahas di atas. (1) Metode belajar yang paling cocok diterapkan pada anak tahap operasional formal yaitu metode belajar reward dan punishment. Terbukti ketika melakukan observasi anak-anak menjadi lebih antusias ketika diberikan reward jika berhasil mengerjakan soal yang diberikan. (2) Penerapan metode belajar reward dan punishment efektif dilakukan pada anak tahap operasional formal, karena keantusiasan yang meningkat dan interaksi antara guru dan peserta didik menjadi lebih aktif. (3) Guru perlu menyiapkan hadiah sebagai reward dan punishment sebagai hukuman bagi peserta didiknya. Hal ini akan memicu keantusiasan dan kesiapan peserta didik dalam proses belajar mengajar.

Kata kunci : reward and punishment, tahap operasional formal, peluang, probabilitas.

Pendahuluan

            Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa lepas dari bilangan dan angka. Baik ketika di rumah, di sekolah, maupun di dalam kehidupan bermasyarakat, angka menjadi salah satu komponen penting dalam kehidupan terutama dalam matematika. Matematika sendiri merupakan cabang ilmu pengetahuan yang digunakan untuk mempelajari struktur, perubahan, dan ruang yang saling berhubungan satu sama lainnya serta di dalamnya memiliki cabang ilmu yang berbeda. Peran penting matematika dalam menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi sangatlah bervariasi tergantung permasalahan yang dihadapi.

            Ilmu yang dipelajari dalam matematika sangatlah banyak, salah satunya probabilitas. Probabilitas atau bisa disebut peluang digunakan untuk mengukur sebuah kejadian yang terjadi secara acak. Dalam statistika, kita akan melakukan percobaan dengan mengambil nilai sampel yang memiliki nilai unsur yang tidak pasti. Namun, meskipun nilainya tidak pasti bukan berarti kita tidak bisa mengetahui hasilnya. Kita bisa membuat hipotesis atau kesimpulan-kesimpulan yang tepat dari berbagai data yang dikumpulkan terkait karakteristik yang ada menggunakan probabilitas. Meskipun nilai yang didapat bukan yang sebenarnya, tetapi dengan menggunakan probabilitas kesimpulan yang didapat menjadi lebih tepat.

            Untuk dapat memahami materi kita harus memiliki metode belajar yang cocok, tentu saja peran guru disini sangat penting karena faktor utama keberhasilan pembelajaran berasal dari guru. Banyak metode belajar yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran, tentunya metode yang diterapkan harus sesuai dengan karakteristik dan keadaan peserta didik. Salah satunya ditentukan berdasarkan jenjang pendidikan yang ada seperti SD, SMP, dan SMA. Pada anak smp metode yang paling cocok yaitu reward (ganjaran) dan punishment (hukuman) yang terdapat pada teori pembelajaran behavioristik.

            Teori behavioristik melibatkan perubahan perilku yang dapat diukur, diamati, dan dinilai secara konkret atau nyata. Teori belajar behavioristik adalah teori yang menyatakan bahwa perilaku harus dijelaskan melalui pengalaman yang dapat diamati. Perilaku merupakan respon atau tindakan yang dilakukan seseorang dalam situasi tertentu. Perilaku dapat dimodifikasi dengan pengaruh-pengaruh yang mendahuluinya (anteseden) dan yang mengikutinya (konsekuensi). Anteseden adalah kejadian yang mendahului sebuah tindakan. Bentuk dari antiseden biasanya berupa isyarat (cueing) seperti menyuruh anak mengacungkan jari ketika mau bertanya, menyiapkan bahan pelajaran, berbicara dengan jelas, dan lain-lain. Sedangkan konsekuensi adalah kondisi yang menyenangkan atau tidak menyenangkan yang terjadi sesudah perilaku dan mempengaruhi frekuensi perilaku pada masa mendatang. Menurut pandangan behavioristik, konsekuensi menentukan sejauh mana seseorang akan mengulangi perilaku (penguat) dan memperlemah perilaku (hukuman).

            Metode penguat/ganjaran dan hukuman ini menjadikan peserta didik semakin antusias dalam belajar dan siap sedia agar tidak terkena hukuman. Mereka akan merasa dihargai dan lebih termotivasi. Reward sendiri merupakan respon terhadap tingkah laku atau tindakan yang dapat meningkatkan ketertarikan terhadap respon tertentu. Pemberian reward dapat meningkatkan hal-hal positif bagi peserta didik dan membuat mereka termotivasi sekaligus bersemangat. Hadiah dapat digolongkan sebagai hadiah yang bersifat intrinsik (tindakan dan perbuatan anak yang dengan sendirinya memuaskan dan memenuhi tujuan dan kehendak anak-anak) dan hadiah  yang bersifat ektrinsik (kepuasan atau kesenangan yang berasal dari sumber-sumber luar, tugasnya dari luar diri anak). Ketika memberikan hadiah kita dilarang melakukannya secara berlebihan karena akan menimbulkan dampak negatif. Peserta didik akan merasa bangga dan merendahkan bahkan mungkin mengejek temannya karena menganggap dirinya lebih baik. Maka dari itu ketika memberikan hadiah ada syarat tertentu yang harus dipenuhi, misalnya setelah mengerjakan soal dengan benar di depan kelas kita memberikan hadiah agar peserta didik yang maju maupun yang lainnya lebih bersemangat dalam menjawab soal.

            Ada 2 macam reward, yaitu:

Reward vebal, yaitu pemberian pujian menggunakan lisan atau secara langsung. Ada 3 macam reward verbal, yang pertama pujian. Pujian adalah perkataan positif yang ditujukan kepada seseorang sehingga orang tersebut merasa tersanjung dan termotivasi. Dalam proses belajar pemberian pujian akan mempengaruhi proses belajarnya dan meningkatkan prestasi belajar mereka. Contoh pujian adalah cerdas, mengagumkan, sangat bagus, dan lan sebagainya. Sugesti merupakan reward verbal yang kedua, sugesti berarti memberikan dorongan dan membangkitkan gairah belajar, minat, dan perhatian. Contoh kalimatnya yaitu “Lain kali ditingkatkan lagi ya belajarnya” atau bisa menggunakan acungan jempol atau tepuk tangan. Yang terakhir yaitu kalimat. Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Hadiah atau penghargaan yang diberikan pendidik tidak harus berupa barang atau benda tetapi dapat juga berupa kalimat yang bermakna sehingga menimbulkan motivasi terhadap peserta didik. Contoh kalimatnya yaitu “Wah, nialimu semakin meningkat” atau bisa juga “Tugasmu sangat baik”.

Reward non verbal, yaitu penguatan yang diungkapkan melalui bahasa isyarat. Ada beberapa bentuk penguatan. Yang pertama , penguatan berupa gerak tubuh atau mimik yang memberikan kesan baik kepada peserta didik yaitu melalui anggukan kepala tanda setuju, gelengan kepala tanda tidak setuju, mengernyitkan dahi, mengangkat pundak, dan lain sebagainya. Kedua, penguatan dengan cara mendekati, yaitu peserta didik yang didekati pendidik akan menimbulkan kesan diperhatikan. Misalnya, pendidik dapat mendekati peserta didik yang sedang mengerjakan tugas, cara ini dapat menimbulkan kesan dukungan terhadap aktivitas yang sedang dikerjakan oleh peserta didik. Ketiga, penguatan dengan sentuhan yaitu dapat dilakukan dengan cara berjabat tangan, menepuk bahu. Ada 3 jenis penguatan non verbal, yang pertama penghormatan. Penghormatan ini dibagi menjadi 2. Pertama, reward berbentuk penobatan, yaitu anak mendapat penghormatan diumumkan dihadapan temanteman sekelas, teman-teman sekolah atau mungkin juga dihadapan orang tua siswa. Misalnya, pada acara pembagian raport ditampilkan dan diumumkan murid-murid yang telah berhasil menjadi bintang-bintang kelas. Kedua, reward yang berbentuk pemberian kekuasaan untuk melakukan sesuatu. Misalnya, siswa yang berhasil menyelesaikan soal yang sulit akan menuliskan di papan tulis untuk dicontoh teman-temanya dan bisa istirahat terlebih dahulu. Penguatan non verbal yang kedua yaitu hadiah. Hadiah merupakan penghargaan yang berbentuk barang. Hadiah tersebut dapat berupa alat sekolah seperti pensil, penghapus atau juga bisa tas maupun sepatu. Misalnya jika peserta didik mau membacakan puisi di depan kelas, maka akan diberikan rak pensil sebagai hadiahnya. Yang terakhir yaitu tanda penghargaan. Tanda penghargaan merupakan sesuatu yang tidak dapat dinilai harga dan kegunaannya, tetapi berdasarkan kenangan dan kesan yang didapatkan.

            Penerapan reward harus disesuaikan terhadap kondisi peserta didik, guru perlu memilih apakah jenis reward yang diberikan sesuai dengan situasi yang dialami agar reward dapat berfungsi untuk memperkuat perilaku yang lebih baik dan memotivasi agar perilaku tersebyt dilakukan kembali.

            Metode yang ada pada teori behavioristik yang berlawanan dengan reward adalah punishment atau hukuman. Hukuman ini berarti konsekuensi atau tindakan yang tidak menyenangkan agar perilaku negatif yang dilakukan peserta didik tidak diulangi kembali. Istilah penguat negatif memang sering disamakan dengan istilah hukuman. Dalam pandangan behavioris keduanya merupakan istilah yang berbeda. Penguat negatif selalu melibatkan memperkuat perilaku, sedangkan hukuman adalah mengurangi atau menekan perilaku. Dalam teori behavioristik, penggunaan penguat harus diprioritaskan daripada harus memberikan hukuman. Ketika menghadapi masalah pada siswa, guru diharapkan menggunakan penguat negatif terlebih dahulu sebelum mempertimbangkan penggunaan hukuman. Misalnya, ada siswa yang jarang mengerjakan tugas, guru jangan langsung memberikan hukuman berupa pekerjaan rumah, namun guru bisa memberikan penguat negatif terlebih dahulu.

            Macam-macam hukuman menurut Suharsimi Arikunto yang diberikan oleh guru kepada siswa di sekolah adalah sebagai berikut:

Pengurangan skor atau penurunan peringkat. Hukuman untuk jenis ini merupakan hukuman yang paling banyak dipraktikkan disekolah terutama diterapkan ketika siswa terlambat datang, tidak atau terlambat mengumpulkan tugas. Contoh, seorang siswa dating terlambat kesekolah, maka sebagai hukumannya siswa tersebut mendapatkan poin merah atau poin seiswa tersebut dikuragi dari yang 7 dikurangi 2 karena terlambat.

Pengurangan hak. Hukuman jenis ini merupakan hukuman yang paling efektif karena dapat digunakan sebagai selera siswa. Dalam hukuman ini memang harus ada pengawasan yang ketat dari pendidik atau guru sehingga dapat memilih pengurangan yang tepat bagi setiap siswa. Contoh, jika ada siswa yang selalu bicara dikelas tanpa ada ijin sebelumnya dari guru maka anak tersebut diisolasikan tempat duduknya agar tidak memiliki hak sama sekali untuk berbicara dengan teman-temanya.

Hukum berupa denda. Dalam hukuman ini bukan hukuman yang berupa uang namun hukuman ini lebih memberikan makna “pembayaran”. Contoh, jika siswa yang melanggar peraturan atau tidak mengerjakan pekerjaan rumah (PR) lebih dari dua kali, maka hukuman denda yang diberikan berupa menghafal pelajaran besok atau menulis sebanyak 2 lembar.

Pemberian celaan. Dalam hukuman ini digabungkan dengan hukuman yang lainnya siswa langgar peraturan penting yang diperuntukkan bagi siswa akan mendapat celaan. Hukuman ini, guru menuliskan kesalahan siswa dalam buku catatan khusus (mecdotal record). Contoh, jika dalam proses pembelajaran ada siswa yang berbicara dengan temanya dan sudah diberi tahu tetapi tidak dihiraukan, maka guru berhak mencatat nama anak tersebut dalam catatan buku khusus guru yaitu berupa jenis kesalahan yang dilakukan siswa.

Penahanan sesudah sekolah. Hukuman ini hanya dapat diberikan apabila siswa disuruh tinggal di sekolah setelah jam usai dan ditemani oleh guru. Contoh, jika dalam proses pembelajaran siswa dalam satu kelas ramai dan diberi tahu guru tidak dihiraukan maka guru melakukan penahan sesudah sekolah yaitu memperpanjang jam pelajaran sesudah pelajaran selesai.

            Bentuk hukuman yang diberikan harus sesuai dengan kesalahan yang dilakukan peserta didik. Pemberian hukuman tersebut harus setahap demi setahap  agar pemberian hukuman yang dilakukan bukan untuk menyakiti peserta didik tetapi untuk membuat peserta didik tidak mengulangi kesalahan tersebut.

Metode Penelitian

            Metode penelitian pada dasarnya adalah cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yang rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara yang masuk akal sehingga dapat dinalar oleh manusia. Empiris berarti cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indra manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.

  • Jenis Penelitian
  • Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan yang mengungkap situasi sosial tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan secara benar, dibentuk oleh kata-kata berdasarkan teknik pengumpulan dan analisis data yang releven yang diperoleh dari situasi yang alamiah. Dengan metode kualitatif penelitian yang dimaksud dapat menggambarkan mengenai suatu masalah. Sedangkan penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa nagka sebagai alat menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin diketahui( Kasiram 2008:149). Pada dasarnya, pendekatan kuantitatif dilakukan pada penelitian dalam rangka untuk menguji hipotesis dan menyandarkan kesimpulan atas hasilnya pada suatu probabilitas. Dengan metode kuanitatif akan diperoleh perbedaan yang signifikan hubungan antar variabel  yang diteliti. Pada umumnya, penelitian kuantitatif merupakan penelitian sampel besar(Azwar, 2007)
  • Sumber Data
  • Sumber data adalah sesuatu yang sangat penting dalam suatu penelitian. Yang dimaksud dengan sumber data dalam suatu penelitian adalah subjek darimana data diperoleh. Kesalahan -kesalahan dalam menggunakan dan memahami sumber data maka data yang diperoleh juga akan meleset dari yang diharapkan. Data merupakan salah satu komponen riset, artinya tanpa data tidak akan ada riset. Data yang akan dipakai haruslah data yang benar, karena data yang salah akan menghasilkan informasi yang salah.
  • Penentuan sumber data ini terdapat dua buah data yang terkumpul oleh penulis antara lain:
  • Data primer, yaitu data yang diperoleh dan diperlukan dalam penelitian yang berasal dari responden dan informan dan merupakan sumber data utama melalui observasi dan penelitian ke lokasi di SMP Islam Sultan Agung 4 Semarang. Data yang utama dalam penenlitian ini, yang meliputi bagaimana cara siswa memahami materi yang telah disampaikan oleh guru, apa saja mata pelajaran yang tidak disukai dan yang disukai beserta alasannya, dan siswa suka dan tidak suka dengan guru yang seperti apa. Data ini diambil dari sumbernya yaitu siswa kelas VII  SMP Islam Sultan Agung 4 Semarang.
  • Data sekunder, yaitu data yang mendukung terhadap data primer. Data sekunder ini diperoleh dari wakil kepala sekolah, guru/karyawan di SMP Islam Sultan Agung 4 Semarang.
  •  
  • Metode Pengumpulan Data
  • Metode pengumpulan data merupakan bagian yang yang sangat urgen dari penelitian itu sendiri. Prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quesioner, Observasi, dan Wawancara.
  •             Data yang dikumpulkan harus memiliki syarat tertentu. Sehingga tidak menyimpang dari permasalahan yang ada. Syarat tersebut antara lain:
  • Akurat artinya harus mencerminkan atau sesuai dengan keadaan yang sebenar- benarnya.
  • Up to date artinya harus tepat waktu
  • Komprehenship yaitu harus dapatmewakili
  • Relevan artinya harus ada hubungan dengan masalah yang akan diselesaikan
  • Memiliki kesalahan kecil artinya dalam penelitian itu harus dapat meminimalisir tingkat kesalahan atau peneliti harus memiliki tingkat ketelitian yang tinggi.

Untuk mengumpulkan data dari objek penelitian, penulis menggunakan metode-metode sebagai berikut:

  • Questioner 
  • Quesioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai suatu maslaah yang akan diteliti. Sementara menurut S. Nasution, quisioner atau yang sering disebut angket adalah daftar pertanyaan yang didistribusikan untuk di isi dan dikembalikan atau dijawab dibawah pengawasan peneliti.
  • Jadi quesioner adalah salah satu alat untuk mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara memberikan daftar pertanyaan kepada siswa untuk kemudian diisi sesuai dengan pengetahuannya.
  • Metode Observasi 
  • Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukaan melalui sesuatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau prilaku objek sasaran. Menurut Nana Sudjana observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti. Teknik observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki.
  • Dalam arti yang luas, observasi sebenarnya tidak hanya terbatas pada pengamatan yang dilaksanakan baik secara langsung maupun tidak langsung. Sedangkan menurut Sutrisno Hadi metode observasi diartikan sebagai pengamatan, pencatatan dnga sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki. Pengamatan (observasi) adalah metode pengumpulan data dimana penelitian atau kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian. Dari pengertian di atas metode observasi dapat dimaksudkan suatu cara pengambilan data melalui pengamatan langsung terhadap situasi atau peristiwa yang ada dilapangan.
  • Adapun jenis-jenis observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
  • Observasi Partisipatif
  • Observasi partisipatif merupakan metode yang bertujuan untuk memperoleh data yang lengkap. Metode ini dilakukan dengan membuat kedekatan secara mendalam dengan suatu lingkungan alamiah dari objek. Peneliti akan menempatkan diri sebagai bagian dari objek yang sedang diteliti tersebut. Peran peneliti sebagai pengumpul data, penulis realisasikan dengan mendatangi Pengadilan Agama Tulungagung. Kehadiran penulis dalam mengumpulkan data mencari celah kesibukan dari subjek yang peneliti kehendaki untuk melakukan observasi langsung, wawancara, dan meminta data yang peneliti butuhkan.Peneliti sebagai pengamat dari apa yang sedang diteliti di SMP Islam Sultan Agung 4 Semarang khususnya kelas VII.
  • Observasi terus terang( terbuka)
  • Observasi terus terang merupakan teknik dimana peneliti mengungkapkan secara terus terang kepada siswa kelas VII di SMP Islam Sultan Agung 4 Semarang kelas VII  bahwa peneliti sedang melakukan observasi sehingga seluruh proses penelitian diketahui.
  • Observasi sistematis
  • Observasi sistematis adalah kegiatan observasi berkeragka atau telah ditentukan terlebih dahulu kerangka-kerangka dalam observasi.
  • Metode wawancara 
  • Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanya jawab lisan yang berlansung satu arah , artinya pertanyaan datang dari pihak yang mewawancarai dan jawaban diberikan oleh yang diwawancara. Menurut Hopkins, wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain.
  • Wawancara adalah bentuk komunikasi lansung antara peneliti dan responden.Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya-jawab dalam hubungan tatap muka, sehingga gerak dan mimik responden merupakan pola media yang melengkapi kata-kata secara verbal. Teknik wawancara tau interview merupakan cara yang digunakan untuk mendapatkan data dengan cara mengadakan wawancara secara langsung dengan informen. Wawancara (Interview) yaitu melakukan tanya jawab atau mengkonfirmasikan kepada sample peneliti dengan sistematis (struktur). Wawancara diartikan cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan tanya jawab secara lisan, sepihak,bertatap muka secara langsung dan dengan arah tujuan yang telah ditentukan.
  • Dalam proses pengumpulan data pada penelitian ini, penelitian menggunakan metode wawancara tersruktur. wawancara tersruktur adalah pertanyaan-pertanyaan mengarahkan jawaban dalam pola pertanyaan yang dikemukakan.Jadi pewawancara sudah menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang lengkap dan rinci mengenai bagaimana cara siswa memahami materi yang telah disampaikan oleh guru, apa saja mata pelajaran yang tidak disukai dan yang disukai beserta alasannya, dan siswa suka dan tidak suka dengan guru yang seperti apa dari siswa SMP Islam Sultan Agung 4 Semarang.
  • Analisis Data
  • Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisis kualitatif yang bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola hubugan tertentu. Adapaun langkah-langkah yang harus dilalui dalam analisis data adalah redusi data,display data, dan coclusion drawing atau verification.
  • Reduksi data
  • Kegiatan mereduksi data yaitu data mentah yang telah di kumpulkan dari hasil observasi, dan interview diklasifikasikan, kemudian diringkas agar mudah dipahami. Reduksi data ini merupakan suatu bentuk analisis yang bertujuan mempertajam, memilih, memfokuskan, menyusun data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dari penelitian dapat dibuat dan diverifikasikan. Berdasarkan pengertian di atas, penulis dapat meyimpulkan bahwa reduksi data yaitu merangkum data-data yang terkumpul dari lapangan kemudian memilih hal-hal yang pokok sesuai dengan fokus peneltian. Pada penelitian ini, maka penulis terlebih dahulu ingin mengetahui bagaimana cara siswa memahami materi yang telah disampaikan oleh guru, apa saja mata pelajaran yang tidak disukai dan yang disukai beserta alasannya, dan siswa suka dan tidak suka dengan guru yang seperti apa dari siswa kelas VII SMP Islam Sultan Agung 4 Semarang.
  • Display Data
  • Display data (penyajian data) menurut Miles and Huberman menyatakan yang paling sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.Dengan sajian data tersebut membantu untuk memahami sesuatu yang sedang terjadi an kemudian untuk membuat suatu analisis lebih lanjut berdasarkan pemahaman terhadap data yang disajikan tersebut Dengan penyajian seperti itu diharapakan informasai tertata dengan baik dan benar menjadai bentuk yang padat dan mudah dipahami untuk menarik sebuah kesimpulan. Menurut penulis, dalam penelitian ini data display merupakan langkan kedua setelah mereduksikan data, yaitu memudahkan penelitian untuk memahami tentang apa-apa yang terjadi pada siswa kelas VII SMP Islam Sultan Agung 4 Semarang.
  • Conclusion Drawing/Verification
  • Langkah ketiga setelah analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data selanjutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten pada saat penelitian kemabli kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

Hasil dan pembahasan

Keberhasilan seorang siswa dapat dilihat dari metode belajar yang mereka terapkan.Seperti yang kita ketahui bahwa setiap siswa/siswi memiliki karakter dan cara belajar yang berbeda-beda. Sama hal nya dengan beberapa siswa yang ada di SMP Islam Sultan Agung 4, mereka mempunyai cara belajar dengan karakter dan kepribadian mereka masing-masing.Sebagian dari mereka ada yang suka belajar dengan mendengarkan musik dan berada di tempat yang ramai, namun ada juga beberapa siswa yang ketika mereka belajar mereka suka berada dalam tempat yang sepi, dan menyendiri. Dari cara belajar yang mereka miliki itu, kita dapat melihat kepribadian setiap siswa, mungkin ada beberapa dari mereka yang sangat terbuka (friendly) dan ada juga yang pemalu bahkan beberapa dari mereka juga ada pribadi yang intovet.

Selain dari faktor metode belajar yang dimiliki seorang siswa, keberhasilan seorang siswa juga dapat dicapai dari faktor metode pembelajaran yang dimiliki oleh setiap tenaga pendidik, metode pembelajran yang diiliki oleh tenaga pendidik juga menjadi hal yang sangat penting demi tercapainya sebuah keberhasilan seorang siswa. Siswa cenderung menyukai seorang guru yang humble, ramah, nyambung ketika di ajak bercanda, dan selalu memberikan apresiasi (reward) kecil ketika siswanya mendapatkan hasil yang terbaik. Akan tetapi seorang siswa tidak menyukai guru yang terlalu berlebihan saat menyampaikan materi, galak, suka membentak, terlalu seius ketika diajak bercanda, dan tidak bisa memberikan apresiasi kepada siswanya yang berhasil mendapatkan nilai yang terbaik.

Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi proses belajar seorang siswa yang pertama adalah faktor kecerdasan, faktor kecerdasan yang dimaksud di sini adalah kemampuan seorang siswa untuk melakukan kegiatan berfikir yang bersifat rumit dan abstrak. Tingkat kecerdasan yang dimiliki setiap siswa itu tidaklah sama. Yang kedua yaitu faktor belajar, faktor belajar yang dimaksud adalah semua segi belajar,misalnya kurang dapat memusatkan perhatian kepada pelajaran yang sedang dihadapinya, dan tidak dapat menguasai kaidah yang berkaitan, sehingga tidak dapat membaca seluruh bahan yang seharusnya dibaca. Ketiga adalah faktor sikap, banyak pengaruh faktor sikap terhadap kegiatan dan keberhasilan siswa dalam belajar. Sikap dapat menentukan apakah seseorang akan dapat belajar dengan lancar atau tidak, tahan lama belajar atau tidak, senang pelajaran yang di hadapinya atau tidak dan banyak lagi yang lain, sikap yang dimaksud adalah minat, keterbukaan pikiran, prasangka atau kesetiaan. Yang keempat yaitu faktor Kegiatan, faktor kegiatan adalah  faktor yang ada kaitannya dengan kesehatan, kesegaran jasmani dan keadaan fisik seseorang. Sebagaimana telah diketahui, badan yang tidak sehat akan  membuat konsentrasi pikiran terganggu sehingga mengganggu kegiatan belajar. Kelima adalah faktor emosi dan social, faktor emosi seperti tidak senang, rasa suka dan faktor sosial seperti persaingan dan kerja sama sangat besar pengaruhnya dalam proses belajar. Beberapa diantara  faktor ini yang sifatnya mendorong terjadinya belajar tetapi ada juga yang menjadi hambatan terhadap belajar efektif. Keenam, faktor Lingkungan, yang dimaksud faktor lingkungan disini adalah keadaan dan suasana tempat seseorang siswa belajar. Suasana dan keadaan tempat belajar itu turut juga dalam menentukan berhasil atau tidaknya kegiatan belajar. Kebisingan, bau busuk dan nyamuk yang mengganggu pada waktu belajar dan keadaan yang serba kacau di tempat belajar sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan belajar. Hubungan yang kurang serasi dengan teman dapat menganggu konsentrasi dalam belajar. Dan yang terakhir adalah faktor Guru, kepribadian guru, hubungan guru dengan siswa, kemampuan guru mengajar dan perhatian guru terhadap kemampuan siswanya turut mempengaruhi keberhasilan belajar. Guru yang kurang mampu dengan baik dalam mengajar dan yang kurang menguasai bahan yang diajarkan dapat menimbulkan rasa tidak suka kepada yang diajarkan dan kurangnya dorongan untuk menguasainya di pihak siswa.

Dari hasil penelitian yang kami lakukan, 90% siswa di SMP Islam Sultan Agung 4 menyukai seorang guru yang memiliki metode atau teori belajar behavioristik. Teori behavioristik merupakan teori belajar yang mengedepankan perubahan prilaku siswa sebagai proses pembelajaran. Terjadinya perubahan tingkah laku diakibatkan oleh adanya interaksi antara stimulus dan respon.

Teori belajar behavioristik memiliki beberapa prinsip yaitu, apabila seorang siswa telah mampu menunjukkan perubahan prilaku pada dirinya, yang artinya kegiatan belajar yang tidak membawa perubahan prilaku tidak dianggap belajar menurut teori ini. Hal yang terpenting pada teori tersebut adalah stimulus dan respon, mengapa demikian? Karena hal tersebut dapat diaamati, hal-hal selain stimulus dan respon tidak dianggap penting karena tidak dapat diamati. Adanya penguatan (reinforcement) ialah hal-hal yang dapat memperkuat respon, penguatan tersebut bisa berupa penguatan positif dan penguatan negatif.

Hergenhahn dan matthew menyatakan bahwa teori belajar behavioristik mnecakup empat hukum yaitu, hukum kesiapan, hukum latihan, hukum efek, dan hukum sikap. Hukum kesiapan  yang berrati bahwa kegiatan pembelajaran akan memberikan hasil yang diinginkan, jika memiliki kesempatan, baik kesiapan oleh pendidik ataupun peserta didik. Hukum latihan mempunyai arti bahwa semakin banyak seorang siswa melakukan latihan, maka semakin besar peluang siswa tersebut untuk mencapai keberhasilan, yang artinya kegiatan pembelajaran akan berhasil jika siswa dibiasakan untuk melakukan latihan secara kontinu dan teratur. Hukum efek dapat diartikan bahwa efek yang dirasakan oleh seorang siswa setelah belajar akan memotivasi dirinya untuk terus belajar, sebagai contoh jika ada seorang iswa yang berhasil mendapatkan hadiah sebuah buku matematika karena telah berhasil mendapatkan nilai yang sempurna pada saat ujian matematka, efek yang dirasakan oleh siswa tersebut adalah bangga dan bahagia, dari efek tersebut diharapkan bisa memotivasi siswa tersebut untuk terus belajar.Hukum sikap yang berarti sikap yang terbentuk setelah melakukan pembelajaran. Perubahan sikap itu dapat dipengaruhi oleh hal-hal yang ia dapatkan selama proses pembelajaran berlangsung.

Teori belajar behavioristik ini sudah dianggap kuno oleh beberapa kalangan, akan tetapi saat ini teori tersebut masih sering digunakan di Indonesia. Beberapa ciri yang membedakan teori ini dengan teori lainnya adalah teori ini mengutamakan pengaruh pada lingkungannya, hasil pembelajarannya terfokus pada terbentuknya prilaku yang diinginkan, selalu mementingkan pembentukan reaksi atau respon, memiliki sifat mekanistis atau dilkaukan dengan mekanis tertentu, misalnya adalah meminta maaf, dan menganggap sebuah latihan itu adalah hal penting di dalam proses pembelajaran.

Sepeti yang kita ketahui bahwa teori behavioristik ini masih banyak digunakan di Indonesia. Hal itu dapat dilihat dari beberapa contoh, sepeti berikut

  • Seorang guru menyusun materi secara lengkap, dimulai dari materi yang sederhana sampai dengan materi yang kompleks,
  • Selama proses mengajar berlangsung, seorang guru lebih banyak memberikan contoh yang berupa instruksi,
  • Ketika seorang guru menemukan sebuah kesalahan baik pada materi ataupu pada seorang siswa, maka kesalahan tersebut haruslah cepat diselesaikan,
  • Seorang guru lebih aktif memberikan latihan untuk membentuk kebiasaan siswa sesuai dengan yang diinginkan,
  • Seorang guru memberikan evaluasi kepada siswa berdasarkan dengan prilaku yang dilihatnya,
  • Seorang guru seharusnya mampu untuk memberikan penguatan (reinforcement), baik dari sisi positif maupun dari sisi negative.

Setiap teori belajar tentunya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Seperti hal nya dengan teori behavioristik ini yang memiliki kelebihan maupun kekurangan. Kelebihan dari teori behavioristik ini adalah siswa dibiasakan untuk memperbanyak latihan dan praktik yang mana di dalamnya memuat unsur kecepatan, spontanitas, kelenturan, reflex, dan daya tahan. Mampu mendorong seorang siswa untuk berpikir secara linier dan konvergen. Memudahkan seorang siswa untuk mencapai suatu target tertentu di dalam suatu pembelajaran. Adapun kekurangan dari teori ini adalah teori ini membatasi kreatifitas, produktifitas, dan imajinasi siswa. Pembelajaran hanya berpusat kepada seorang guru, sehingga seorang siswa terlihat sangat pasif. Dapat menimbulkan hukuman baik secara verbal maupun fisik, contohnya seperti memberikan hukuman kepada siswa yang melanggar, bahkan sampai menjewernya, hukuman semacam ini justru dapat berakibat buruk pada perubahan prilaku siswa. Timbulnya kesulitan untuk menjelaskan kondisi belajar yang kompleks pada stimulus dan respon.

 Upaya tenaga pendidik untuk memompa semangat belajar siswa, salah satunya dengan menggunakan cara pemberian punishment dan juga reward. Sebagai seorang guru yang professional seorang guru haruslah memiliki metode pembelajaran, agar siswanya memiliki semangat untuk terus belajar. Pemberian hadiah atau reward adalah salah satu alat pendidikan represif yang sangat menyenangkan dan bisa mencapai prestasi tertentu di dalam sebuah proses pembelajaran. Dengan memberikan reward kepada siswa, hal tersebut dapat menunjukkan kemajuan tingkah laku yang baik seorang siswa, sehingga hal tersebut dapat dijadikan contoh yang baik oleh teman-temannya. Di dalam pendidikan reward itu sendiri dinilai sebagai salah satu alat pendidikan yang mendukung, karena dengan memberikan reward dapat menumbuhkan rasa senang di dalam diri siswa karena hasil kerja kerasnya mendapatkan penghargaan dari guru mereka.

Tidak hanya pemberian reward, pemberian punishment kepada seorang siswa juga merupakan salah satu yang penting. Pemberian punishment adalah sebuah usaha dari seorang guru dengan tujuan untuk memperbaiki prilaku seorang siswa, tetapi sebagai seorang guru ketika memberikan sebuah punishment kepada siswa, sebaiknya memberikan sebuah punishment yang mendidik dengan tujuan untuk menjadikan siswa tersebut menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Dalam pemberian punishment (hukuman) sebaiknya dilakukan dengan hati-hati, dengan tujuan agar tidak menyebabkan dendam dan meresahkan siswa, sebaiknya pemberian punishment maih berada dalam batas kewajaran dan masih dalam konteks pembelajaran.

Punishment mempunyai efek emosional yang tidak menguntungkan, karena kekuatan siswa terligalisir pada prilaku lainnya. Hukuman tersebut adapat menggantikan satu prilaku yang tidak diinginkan dengan prilaku yang lainnya. Jadi sebelum memberikan sebuah punishment (hukuman) dan reward, seorang guru perlu mengetahiu terlebih dahulu apakah dampak dari pemberian reward dan punishment tersebut. Pemberian reward diharapkan menjadikan penguat atau reinforcement untuk siswa, agar mereka lebih semangat dalam belajar dan melakukan kegiatan positif lainnya. Sedangkan pemberian punishment dapat membiasakan seorang siswa agar tidak melakukan kesalahan yang sama, dan diharapkan dapat menjadikan seorang siswa, menjadi siwa yang lebih baik lagi.

  • Penutup

Kesimpulan

Berdasarkan hasil observasi dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode reward dan punishment yang ada pada teori belajar behavioristik sangat tepat dilakukan pada anak tahapan operasional formal(anak SMP). Peserta didik menjadi antusias dan lebih bersemangat dalam pembelajaran yang dilakukan. Dapat dilihat dari keaktifan peserta didik SMP Islam Sultan Agung 4 dalam menyelesaikan soal tentang peluang yang diberikan ketika observasi.

Saran

Meskipun metode reward dan punishment cocok diterapkan pada anak SMP, bukan berarti kita bisa asal memberikan reward ataupun punishment kepada peserta didik. Kita harus memahami betul kesalahan maupun prestasi yang di dapatkan peserta didik, sehingga kita tidak salah dalam memberikan reward dan punishment. Terutama dalam memberikan punishment seorang guru tidak boleh asal memberikan hukuman kepada peserta didiknya, harus mengerti kesalahan yang dilakukan dan memberikan hukuman yang tepat kemudian.

  • Ucapan Terima Kasih

            Kami ucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah probabilitas yaitu ibu Nila Ubaidah, S.Pd., M.Pd, dan juga tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada kepala sekolah SMP Islam Sultan Agung 4, yaitu bapak H. Muh Sodikin, S.Pd.I yang telah berkenan memberikan izin, dan dukungannya kepada kami untuk melakukan observasi di SMP Islam Sultan Agung 4.

Daftar Pustaka

Anita Woolfolk, Educational Psychologi: Active Learning Edition, terjemahan Helly Prajitno dan Sri Mulyartini, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 309

Jhon M. Echol & Hasan Shadly, Kamus Bahasa Inggris Indonesia, (Jakarta,: Gramedia, 1996), hlm. 485

M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Toritis dan Praktis, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 183

Ibid, hlm. 190

Amier Daien Indrakusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan, ( Malang: IKIP Usaha Nasional, 1973), hlm. 159-160

Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), hlm. 175

Oktafiani, S. P. (2014). Hukum Islam, dispensasi menikah. METODE PENELITIAN ILMIAH, 84, 487–492. http://ir.obihiro.ac.jp/dspace/handle/10322/3933

Sigiyono. (2013). Metode Dan Tehnik Penelitian. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun