Mohon tunggu...
Amiliyyah FiNuril
Amiliyyah FiNuril Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Dinasti Abbasyiah (Awal Kemunculan, Sistem Pemerintahan, Kehancuran, dan Peninggalan Sejarah)

4 Juni 2023   05:12 Diperbarui: 4 Juni 2023   06:11 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Berikut adalah beberapa elemen utama dari sistem pemerintahan Dinasti Abbasyiah:

 

  • Khalifah: Khalifah adalah kepala negara dan pemimpin umat Islam. Khalifah dipilih oleh majelis elit (syura) dari keluarga Abbasyiah atau dari keluarga lain yang disetujui oleh keluarga Abbasyiah. Khalifah memiliki kekuasaan mutlak dalam hal politik, agama, dan militer.
  • Dewan Menteri: Dewan Menteri (dewan wazir) adalah badan pemerintahan yang terdiri dari menteri-menteri yang diangkat oleh khalifah. Dewan Menteri bertanggung jawab atas pengelolaan pemerintahan sehari-hari dan memberikan nasihat kepada khalifah.
  • Sipil dan Militer: Sistem pemerintahan Dinasti Abbasyiah dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu sipil dan militer. Sipil bertanggung jawab atas pengelolaan pemerintahan dan keuangan, sedangkan militer bertanggung jawab atas pertahanan dan keamanan negara.
  • Pejabat Pemerintah: Pejabat pemerintah yang penting termasuk wazir (menteri), muhtasib (inspektur pasar), qadi (hakim), dan amil (pemungut pajak).
  • Wilayah Administratif: Wilayah administratif Dinasti Abbasyiah dibagi menjadi provinsi yang diperintah oleh gubernur (wali). Gubernur bertanggung jawab atas administrasi, pajak, dan hukum di provinsi yang ia pimpin.
  • Keadilan Sosial: Sistem pemerintahan Dinasti Abbasyiah juga mencakup konsep keadilan sosial dan ekonomi. Khalifah dan pemerintahnya bertanggung jawab untuk memastikan bahwa rakyat memperoleh keadilan dalam hal hak-hak sosial dan ekonomi.

 

Meskipun sistem pemerintahan Dinasti Abbasyiah pada awalnya cukup stabil dan efektif, tetapi kemudian mengalami perubahan dan perpecahan yang signifikan pada abad-abad berikutnya, terutama karena perubahan sosial dan politik yang terjadi di dunia Islam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun