Pada saat yang sama, para gubernur di wilayah-wilayah kekuasaan Dinasti Abbasiyah mulai memproklamirkan kemerdekaan mereka dan mendirikan dinasti-dinasti baru yang memerintah atas wilayah mereka sendiri. Kekuasaan Dinasti Abbasiyah menjadi semakin lemah karena mereka tidak mampu mengendalikan para gubernur ini.
Â
Selain itu, invasi bangsa Mongol pada tahun 1258 juga menjadi titik akhir bagi Dinasti Abbasiyah. Baghdad yang menjadi pusat pemerintahan Abbasiyah jatuh ke tangan bangsa Mongol yang menghancurkan kota dan membantai penduduknya. Khalifah terakhir Dinasti Abbasiyah, Al-Musta'sim Billah, ditangkap dan dihukum mati oleh bangsa Mongol, yang menandai akhir dari kekhalifahan Abbasiyah di tangan Hulagu Khan.[6]
Â
Kemunduran Dinasti Abbasiyah juga disebabkan oleh meningkatnya rivalitas antara kelompok-kelompok politik dan sosial dalam masyarakat Muslim pada saat itu, seperti Syiah dan Sunni, serta perebutan kekuasaan di antara anggota keluarga Khalifah sendiri.
Â
Selain itu, munculnya dinasti-dinasti baru seperti Dinasti Fatimiyah di Mesir, yang menuntut status khalifah bagi dirinya sendiri, dan Dinasti Buyid di Persia yang menjadi kekuatan independen dan membagi wilayah kekuasaan Dinasti Abbasiyah, juga menjadi faktor penyebab kemunduran Dinasti Abbasiyah.
Â
Kemunduran Dinasti Abbasiyah menandai akhir dari kekhalifahan Islam yang sentralistik dan menghasilkan era baru dalam sejarah dunia Islam, di mana wilayah kekuasaan dibagi dan muncul banyak dinasti dan negara-negara baru yang bersaing satu sama lain. Ada beberapa faktor yang menyebabkan kemunduran Dinasti Abbasyiah, antara lain:
Â
- Perpecahan Internal: Dinasti Abbasyiah mengalami perpecahan internal yang signifikan pada abad ke-9 Masehi, ketika muncul gerakan-gerakan pemberontakan seperti Khawarij, Rafidhah, dan Bahriyyah. Pemberontakan ini melemahkan kekuasaan Dinasti Abbasyiah dan memicu konflik-konflik internal yang merusak stabilitas politik dan ekonomi.
- Serangan Asing: Dinasti Abbasyiah juga dihadapkan dengan serangan dari berbagai kekuatan asing, termasuk bangsa Turki Seljuk dan bangsa Mongol. Serangan-serangan ini menyebabkan kerusakan yang parah pada infrastruktur dan perekonomian Dinasti Abbasyiah.
- Korupsi dan Ketidakmampuan Pemimpin: Selama masa kekuasaan Dinasti Abbasyiah, korupsi dan ketidakmampuan pemimpin menjadi masalah yang serius. Para pemimpin Dinasti Abbasyiah sering terlibat dalam praktik-praktik korupsi dan nepotisme, yang menghasilkan pemerintahan yang tidak efektif dan tidak mampu menjaga stabilitas negara.
- Perkembangan Negara-Negara Baru: Pada abad ke-10 Masehi, negara-negara baru seperti Kesultanan Fatimiyah di Mesir dan Kekaisaran Romawi Timur (Byzantium) mulai muncul. Negara-negara ini bersaing dengan Dinasti Abbasyiah dalam perdagangan dan pengaruh politik, yang mengurangi pengaruh Dinasti Abbasyiah di kawasan tersebut.
- Perkembangan Faksi-Faksi Militer: Pada abad ke-11 Masehi, Dinasti Abbasyiah mengalami konflik internal yang disebabkan oleh kekuatan-kekuatan militer yang bertikai. Faksi-faksi militer ini menguasai pusat kekuasaan Dinasti Abbasyiah dan memecah belah negara tersebut, sehingga mengurangi kemampuan Dinasti Abbasyiah untuk mempertahankan kekuasaannya.
Â