Mohon tunggu...
Amelia Febriana Putri
Amelia Febriana Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi BSA STIABI Riyadlul Ulum Wadda'wah

Dengan bahasa, Dunia digenggam

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membenahi Diri dengan Islamic Worldview

29 Oktober 2022   10:08 Diperbarui: 29 Oktober 2022   10:19 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://pku.unida.gontor.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/ghazwul-fikri-640x459.jpg

Setiap orang memiliki cara pandang berbeda-beda dalam melihat sesuatu. Kita sebagai seorang muslim, sudah seharusnya bermuhasabah diri dengan selalu berkacamata pada pandangan islam. Karena tidak semua cara pandang itu sejalan dengan syariat islam. Oleh karena itu, untuk meluruskan pandangan dan membenahi pikiran, kita harus mengetahui dulu apa itu Islamic Worldview?

A. Hakikat Worldview Islam

Definisi worldview islam disebutkan bahwa "Worldview Islam" memiliki banyak definisi diantaranya ada yang berupa perspektif barat dan juga perspektif islam.

Worldview Islam terbentuk dari 2 kata, yaitu "Worldview" dan "Islam". Dari setiap kata tersebut memiliki pengertian dan perspektif yang berbeda-beda. Beberapa diantara definisi-definisi tersebut diantaranya :

Worldview, dalam bahasa Jerman terbagi menjadi 2 definisi yaitu, Weltanschauung (Kebutuhan Fundamental) dan Weltansicht (Perspektif Sistem). Dari kata Worldview sendiri memiliki 2 kata yaitu world (Dunia) dan View (Pandangan).

Islam, sebagaimana yang telah diketahui, banyak yang mendefinisikan islam hanya sebatas menjadi sebuah agama, padahal pada hakikatnya islam bukan sebatas agama atau ritual belaka. Akan tetapi, islam adalah sebuah agama yang komprehensif dan juga pandangan hidup.

Definisi Worldview menurut tokoh-tokoh diantaranya :

1. Sekuler :

Terdapat dua kelompok pemikir sekuler yaitu pemikiran James W. Siredan Friesdrich Nietzsche.

Pertama, pendapat James W. Sire bahwa Worldview adalah "a commitment orientation of the heart in a set of presupposition about the basic constitution of reality, and that provided the foundation of life." Bahwa suatu komitmen yang ada dalam hati seseorang adalah suatu landasan hidup dan sebagai dasar dalam realitas. Baginya pandangan dunia ini hanya keyakinan dalam kehidupan.

Kedua, Friesdrich Nietzsche mendefinisikan bahwa worldview "Every worldview as a product of its time, place and culture". Produk dari waktu, tempat dan budaya adalah suatu yang mempengaruhi worldview seseorang.

2. Christian

Herman Dooyeweerd mengemukakan "...Faith orientation of the heart" artinya Orientasi/Kepercayaan dalam hati dalam bentuk Komitmen Spiritual. Dapat disimpulkan bahwa worldview adalah sebuah ide atau proporsi yang merupakan orientasi keyakinan atau keagamaan yang terletak dalam hati atau sudah menjadi komitmen dari hati tersebut.

3. Islam

Worldview menurut islam disini bukan hanya merujuk pada kata "Worldview", melainkan sudah merujuk pada "Worldview Islam". Terdapat beberapa definisi diantaranya :

Pertama, pendapat Sayyid Qutb (al-Tasawur al Islami), Akumulasi dari keyakinan asasi yang terbentuk dalam pikiran dan hati setiap muslim, yang memberi gambaran khusus tentang wujud dan apa-apa yang terdapat dibalik itu. Artinya keyakinan yang ada dalam diri seseorang yang diaplikasikan dalam bentuk sikap keseharian.

Kedua, Syekh Atif al-Zayn (al-Mabda al-Islami), Al mabda al Islami lebih diartikan sebagai kesatuan antara iman dan akal atau disebut aqidah fikriyah yaitu kepercayaan yang berdasarkan pada akal. Menurut pendapat ini keyakinan harus diharus didahului oleh akal.

Ketiga, al-Maududi (Islam Nadzriyat), Pandangan hidup yang diawali dengan konsep keesaan tuhan (syahadah) yang berimplikasi pada keseluruhan kegiatan kehidupan manusia didunia, karena syahadah lah yang merupakan pernyataan moral yang mendorong manusia untuk melaksanakannya dalam kehidupan secara menyeluruh.

Keempat, SM. Naquib al-Attas (Ru'yat al-Islam lil Wujud), Pandangan Islam tentang realitas dan kebenaran yang tampak oleh mata hati yang memperjelas hakikat wujud, maka worldview islam itu merupaka pandangan islam tentang wujud.

B. Pentingnya Worldview Islam

Karena kegiatan keilmuan, secara epistemologis muncul karena adanya pandangan hidup (worldview), yakni konsep-konsep canggih yang menjadi asas epistemologi untuk aktifitas keilmuan tersebut. Sehingga para ilmuwan dari anggota masyarakat yang terlibat dapat mengembangkan istilah-istilah teknis dan bahasa khusus untuk hal yang lebih bermanfaat bagi umum. Bahkan konsep tersebut berkembang menjadi struktur konsep keilmuan atau scientific conceptual scheme. Dari konsep ini lah kemudian lahir berbagai disiplin ilmu pengetahuan seperti Ilmu Fiqih, Tafsir, Hadits, Falak, Hisab, Mawarits, Kalam, tasawwuf dan sebagainya.

Begitu pentingnya worldview islam dalam mengkaji ilmu tradisi intelektual islam, karena jika tidak mengerti akan konsep pandangan islamnya, bisa jadi apa yang dikaji menjadi berbeda perspektif dikarenakan tidak memahaminya konsep-konsep dan istilah-istilah yang ada didalamnya.

Lalu timbullah pertanyaan, Jika ada seorang muslim, mengaku beriman kepada Allah dan mengakui Islam adalah agamanya tetapi ia antipati kepada islam, apa yang harus dilakukan? Bagaimana menanggapi orang tersebut?

Jika ada seorang muslim, mengaku beriman kepada Allah dan mengakui Islam adalah agamanya tetapi ia antipati kepada islam, maka yang dilakukan seorang muslim adalah berusaha memberikan pemahaman tentang islam kepadanya dan berusaha mengajaknya untuk tidak antipati pada islam karena bagaimanapun juga ketika kita sudah meyakini dan mengakui islam sebagai agama kita, maka sudah menjadi kewajiban kita untuk mengikuti dan mempercayai ajaran islam. Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwasanya tugas manusia didunia adalah "amar ma'ruf nahi munkar". Selain itu, jika ada orang yang seperti itu, maka kita harus mengetahui dulu apa yang menjadi faktor dia antipati kepada islam, karena bagaimanapun juga ketika dia yakin dengan apa yang dia anut maka sebelumnya dia sudah siap juga dalam menerima semua konsekuensi yang ada didalamnya. Bisa jadi karena faktor lingkungan atau wawasannya yang masih awam dan bahkan bisa jadi apa yang menjadi kebiasaannya sehari-hari bisa mengubah mindset nya.

Miris sekali bagi orang-orang yang seperti itu, dengan kata lain orang yang meyakini dia islam dan juga beriman namun pada kenyataannya dia keluar dari ajaran islam maka orang tersebut termasuk munafik karena apa yang dia ucapkan (dengan syahadat sebagai buktinya) namun tidak sesuai dengan perlakuannya (dengan antipati kepada islam sebagai buktinya). Dan pada kenyataannya dijaman sekarang ini, hal yang seperti itu sudah sering dijumpai bahkan menjadi lumrah.

Dengan demikian wajib bagi kita dalam mempelajari worldview islam. Karena jika kita tidak mempelajarinya maka setiap ilmu yang telah diterima akan kita telan mentah-mentah tanpa ada filterisasi. Sehingga timbullah paham-paham yang bisa membuat kita terjerumus pada kesesatan dan bahkan paham atau konsep atau pandangan lain bisa jadi menjadi alat untuk membuat kita keluar dari apa yang telah kita yakini atau kita imani yakni agama islam.

C. Hubungan Worldview Islam dengan Bahasa

Dengan sudut pandang maka akan timbul istilah-istilah bahasa yang mungkin bisa mempengaruhi terhadap segala hal yang kita lakukan. Dengan begitu, Worldview islam dengan bahasa sangat erat hubungannya, karena kita bisa mengetahui dan memahami semua tentang keilmuan itu berkat adanya bahasa. Tanpa adanya bahasa maka tidak akan ada cara pandang. Selain itu, kita tidak bisa memberikan sebuah pandangan atau worldview tanpa adanya bahasa.

Bahasa juga termasuk salah satu hal yang penting dalam kehidupan. Bahasa adalah alat komunikasi dan juga mempengaruhi cara berpikir seseorang. Manusia dapat berpikir tanpa menggunakan bahasa, tetapi bahasa mempermudah kemampuan belajar dan mengingat, memecakan persoalan dan menarik kesimpulan. Bahasa memungkinkan individu menjadi peristiwa dan objek dalam bentuk kata-kata. Bahasa dan pikiran memiliki hubungan yang sangat erat, karena dengan bahasa maka mampu mengubah dan mempengaruhi pikiran.

Bahasa dikenal sebagai alat komunikasi atau alat dari pemikiran (tool of though), karena dengan bahasalah pesan-pesan disampaikan dari pengirim pesan (sender) ke penerima pesan (receiver). Dalam kehidupan bermasyarakat, penggunaan bahasa sangatlah penting. Selain sebagai alat komunikasi dan berinteraksi, bahasa juga memiliki nilai-nilai yang terkandung dalam setiap kata yang terucap. Hal demikian karena bahasa lahir dari budaya setempat dengan beragam agama yang kemudian disepakati bersama oleh setiap daerah sesuai dengan keadaan setempat. Jika didapati seorang yang berkumpul dengan latar belakang yang berbeda, maka menunjukkan adanya saling tukar penggunaan. Jika benar terjadi adanya saling tukar bahasa, maka akan ada perubahan cara pandang (worldview), karena tidak mungkin tidak didapati makna yang terkandung dalam kata, nilai, dan norma sebagaimana hadir dari budaya dan agama setempat.

Sebagaimana yang diuraikan Syed Muhammad Naquib al-Attas. Setiap bahasa memiliki cara pandang dunia (worldview) yang di dalamnya terdapat nilai-nilai dan keyakinan dasar yang berasal dari kebudayaan serta agama (AlAttas, 1992). Hal demikian dapat mempengaruhi sikap dan pola pikir masyarakat sesuai dengan kesepakatan istilah bahasa tersebut. Selain itu, bahasa juga mengalami perubahan dan mempengaruhi kehidupan masyarakat. Perubahan yang dimaksud di sini bukan hanya berubahnya cara ejaan bahasa, melainkan cakupannya lebih luas dari itu perubahan asal makna. Ini menjadi bukti bahwa bahasa memiliki hubungan yang sangat erat dengan worldview islam.

Di era modern dan post-modern, pemikiran dan kebudayaan Barat mengungguli kebudayaan-kebudayaan lain, termasuk peradaban Islam. Cara-cara memfilter bahasa-bahasa asing yang masuk kedalam peradaban Islam, antara lain:

1. Bersikap Teliti dan Kritis, karena jika kita ceroboh dalam hal ini maka sudah jelas pemahaman kita terhadap suatu hal akan mudah terpengaruhi.

2. Memperluas Ilmu Pengetahuan, karena jika kita memiliki wawasan yang luas maka siapapun dan apapun tantangan atau paham-paham yang bisa mempengaruhi kita, akan dengan mudah kita sangkal dan bahkan kita bisa membuktikan kejelasannya.

3. Menyesuaikan Dengan Norma Indonesia

4. Menanamkan Kecintaan Negeri

5. Bersikap Moderat

6. Mempersiapkan Diri Dengan Baik

7. Bersikap Selektif, karena jika kita tidak memilih dan memilahnya maka apapun yang datang kepada kita akan mudah mempengaruhi semua yang telah diyakini.

Maka, sudah sepantasnya kita sebagai generasi peradaban islam, wajib untuk menjaganya dari berbagai rintangan luar. Salah satunya adalah menjaga dari terkontaminasinya pemahaman islam dengan pemahaman asing melalui bahasa. Karena kerap kali ditemukan beberapa bidang keilmuan yang menggunakan bahasa asing namun kita ceroboh dan tidak selektif dalam mempelajarinya sehingga membuat kita salah menafsirkan apa yang telah kita dalami itu. Ini sangat bahaya sekali jika sampai apa yang telah didapat itu disebarluaskan pada orang lain. Sehingga muncullah paham-paham yang mengubah Peradaban Islam.

D. Konsep Tuhan "Aqrabu min hablil wariid"

Makna dari dalil [Q.S. Al-Hadiid:4] "Aqrobu Min Hablil Wariid" dalam konsep tuhan pada Worldview Islam adalah "Kalau dipikir, tidak perlu diingat lagi"

Maksudnya: mengingat Allah itu bukan dengan diingat-ingat. Apabila diingat, syirik khafi. Mengingat Allah syirik khafi; mengingat diri terlebih syirik lagi. Semakin dipikir semakin salah karena Allah bukan sesuatu [sedangkan, Allah itu Pencipta segala sesuatu]. Kalau kita katakan "ini" dan "itu", semakin salah karena bertentangan dengan laysa kamitslihi syai`un. Sebaik-baiknya disadari: ada Allah itu di sama-tengah hatimu [Q.S Adz-Dzariyaat:21].

Menghadirkan Allah dalam pekerjaan tidak harus dilakukan ditempat khusus seperti Masjid, mushala dan lain-lain, namun bisa dilakukan dimana-mana sebagaimana kita ketahui bahwa "Allah itu dekat lebih dekat dari urat nadi ". Wanahnu aqrabu min hablil wariid. Kalau kita yakin Allah dekat kita bisa merasakan kehadiran Allah dalam bekerja. Kalau orang merasakan kehadiran Allah dalam bekerja orang akan menjalankan kerja sesuai keinginan Allah dan tidak mungkin melakukan hal-hal yang tidak etis. Sebenarnya ke arahnya sanalah harus kita tanamkan dalam hati kita apabila kita melakukan suatu pekerjaan jadi apapun yang kita lakukan kita harus berusaha merasakan kehadiran Allah. Para ulama juga mengatakan agar kita selalu mengingat Allah dimanapun baik ketika duduk, berdiri dan dimanapun kita berada.

Dengan muhasabah diri lewat kacamata islam ayat tadi, maka akan timbul pertanyaan "Lalu apa perbedaannya dengan konsep tuhan agama lain?"

Konsep Tuhan dalam agama Islam dan agama lain tentu berbeda. Dalam konsep Islam, Tuhan dinamakan Allah dan diyakini sebagai Zat Maha Tinggi Yang Nyata dan Esa, Pencipta Yang Maha Kuat dan Maha Tahu, Yang Abadi, Penentu Takdir, dan Hakim bagi semesta dunia. Islam yaitu agama yang membangun kemurnian akidah atas dasar kejernihan akal dan membentuk pola pikir teologis. Islam menitik beratkan konseptualisasi Tuhan sebagai Yang Tunggal dan Maha Kuasa (tauhid). Dia itu wahid dan Esa (hari pertama), Maha Pengasih dan Maha Kuasa. Menurut Al-Quran terdapat 99 Nama Allah (asma'ul husna artinya: "nama-nama yang paling baik") yang mengingatkan setiap sifat-sifat Tuhan yang tidak sama. Tuhan dalam Islam tidak hanya Maha Luhur dan Maha Kuasa, namun juga Tuhan yang personal: Menurut Al-Quran, Dia semakin dekat pada manusia daripada urat nadi manusia. Dia menjawab bagi yang membutuhkan dan memohon pertolongan jika mereka berdoa pada-Nya. Di atas itu semua, Dia memandu manusia pada perlintasan yang lurus, "jalan yang diridhai-Nya."

Tuhan dalam agama Hindu dikatakan sebagai Brahmana dan Sang Hyang Widhi. Selain itu, pada dasarnya ketuhanan dalam agama Hindu adalah kepada Tuhan Yang Esa. Akan tetapi, sistem ketuhanannya terkoordinasi pada konsep Trimurti. Trimurti sendiri terbagi atas tiga sifat, yaitu Brahman, Wisnu, dan Siwa. Dewa-dewa kemudian digambarkan dalam bentuk penyembahan. Konsep ketuhanannya lebih bersifat nonteistik, yaitu tidak menekankan keberadaaan Tuhan Sang Pecipta atau tergantung pada-Nya, namun bagaimana mengejewantakan sifat buddhisme. Untuk agama ini, tujuan akhir hidup manusia hanya untuk mencapai Kebudhaan (annutara samyak sambodhi) atau pencerahan sejati.

Konsep ketuhanan dalam agama Konghucu tidak bisa diperkirakan dan ditetapkan. Dalam Yijing diterangkan bahwa Tuhan adalah Maha Sempurna dan Maha Pencipta (Yuan); Maha Menjalin, Maha Menembusi dan Maha Luhur (Heng); Maha Pemurah, Maha Pemberi Rahmat, dan Maha Adil (Li); dan Maha Abadi Hukumnya (Zhen). Selain itu, ada kata lain yang berhubungan dengan agama Konghucu yaitu Thian Li dan Thian Ming. Thian Li merupakan hukum-hukum atau peraturan yang berasal dari Thian (firman Tuhan). Sementara itu, Thian Ming merupakan sesuatu yang sudah dijadikan.

Dari penamaannya saja sudah berbeda apalagi dari konsep ketuhanannya sudah jelas pasti berbeda. Karena sebuah agama pasti memiliki konsep atau perspektif yang berbeda, disesuaikan dengan apa yang menjadi ajarannya.

E. Konsep Agama dan Konsep Nabi

a. Konsep Agama

Sesuai dengan apa yang telah disampaikan yakni :

Pertama, agama menurut kacamata Barat. Orang-orang barat (mayoritas) melihat agama ini dari perspektif sekuler. Dalam perspektif sekuler, agama itu hanya sekedar urusan spiritual. Jadi jika disebut agama, berarti itu hanya salah satu sistem dalam kehidupan. Didalam ilmu antropologi, ada yang namanya sistem-sistem kehidupan, ada sistem sosial, sistem politik, sistem teknologi, sistem pengetahuan, dan ada yang disebut dengan sistem religi. Jadi agama hanya sebatas sistem religi yang merupakan salah satu dari bagian kehidupan manusia.

Jadi dalam perspektif Barat, yang namanya agama itu terbatas, bersifat privat, dan agama itu urusan masing-masing. Di negara-negara sekuler tidak ada badan pemerintah yang mengurusi urusan agama karena jika ada yang mengurusi tentang masalah agama maka itu menentang perspektif mereka yang meyakini bahwa agama itu bersifat privat.

Kedua, agama menurut perspektif Islam. Menurut islam, agama itu bukan sekedar nama saja yang menjadi identitas kita melainkan agama yang berasal dari kata bahasa arab nya "ad-diin". Agama dalam konteks ini berarti sebuah madzhab atau tarikat (jalan) dimana seseorang berjalan diatasnya atau diatas bimbingannya baik teori (keyakinan dan pemikiran yang dipegangnya) ataupun praktek (yang menjadi adat atau jalan kehidupannya). Dengan begitu konsep agama didalam islam juga tidak bersifat privat karena di negara dengan mayoritas islam seperti Indonesia, ada bagian yang mengurusi bagian keagamaan negara.

Dengan demikian, konsep agama antara islam dan barat jelas sekali perbedaannya. Karena apa yang menjadi sasaran dan tujuannya pun berbeda. Berbeda antara apa unsur keimanannya atau kepercayaannya, unsur aturan-aturan atau ritual-ritualnya serta berbeda unsur-unsur hukumnya. Dengan adanya konsep agama dalam perspektif islam maka kita dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan akal kita terhadap apa yang kita imani seperti pertanyaan dari mana? Kemana? Dan bagaimana?. Selain itu, kita juga bisa memenuhi kebutuhan fitrah sebagai manusia, kebutuhan kepada kesehatan jiwa dan kekuatan spiritualitas.

b. Konsep Nabi

Para ahli bahasa mendefinisikan kata nabi dalam beberapa makna. Kata "al Naby" secara bahasa berasal dari kata "al-naba" yang berarti "berita yang berarti dan penting". Demikian "al Naby" adalah orang yang membawa berita penting dari Allah SWT.

Sedangkan arti "al Naby" secara terminologis adalah "seseorang yang diberi wahyu oleh Allah SWT, baik diperintahkan untuk menyampaikan atau tidak." Jika ia diperintahkan untuk menyampaikan kepada yang lain, maka ia disebut "rosuul".

Al-Mawardi dalam bukunya A'laamu an Nubuwwah bahwasannya Allah telah menganugerahkan akal kepada manusia dengan tujuan untuk mengoptimalkan manusia sebagai sarana mendapatkan pengetahuan yang diberikan Allah, terkait dengan segala hal yang membawanya pada kesejahteraan.

Namun mereka tidak bisa mencapai pengetahuan tersebut tanpa pembimbing yang menjelaskan kepada mereka segala hal tentang pengetahuan mengenai Allah, sehingga dengan begitu akal manusia bisa memahami hukum-hukum, perintah dan larangan yang telah ditentukan oleh Allah.

Al Mawardi mendasarkan perbedaan nabi dan rosul dari Ayat al-Qur-an dan surat al-Hajj: 52. Dalam tafsirnya, beliau menjelaskan perbedaan nabi dan rosul, bahwa ada dua pendapat yang bisa dijadikan pertimbangan:

* Bahwa nabi dan rosul adalah sama, rosul adalah mereka yang membawa pesan dan nabi adalah mereka yang membawa kabar tentang Allah dan mengajak mereka yang dikabari.

* Bahwa nabi dan rosul tidak sama. Perbedaan tersebut dialaskan pada perbedaan nama atau istilah yang menunjukkan perbedaan arti. Nabi diperuntukkan bagi manusia dan rosul diperuntukkan untuk manusia dan malaikat. Serta rosul memiliki derajat yang lebih tinggi dari pada nabi.

Beliau menuliskan bahwa perbedaan nabi dan rosul terletak antara:

* Rosul adalah mereka yang mendapatkan wahyu langsung dari malaikat sedang nabi mendapatkan wahyu melalui mimpi.

* Rosul adalah utusan Allah yang diutus kepada umat sedang nabi mendapatkan wahyu tetapi tidak diutus kepada umat.

* Rosul datang dengan hukum dan syari'at yang baru, sedang nabi hanya menjaga syari'at rosul yang sebelumnya.

Al Mawardi menjelaskan tentang pentingnya kenabian (peran nabi) adalah:

* Untuk mengabarkan berita dan pengetahuan dari Allah kepada manusia yang berisi hukum dan tuntunan yang menjaga manusia dari kerusakan dan membawanya menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Maka bila tidak diutus nabi atau rosul, maka manusia kehilangan sesosok pembawa berita, dan berarti mereka tidak akan mengetahui hukum dan tuntunan yang menjadikan kehidupan mereka tidak teratur.

* Bukti kasih sayang Allah kepada manusia melalui tuntunanNya agar manusia bisa berkembang menjadi pribadi yang lebih sempurna. Disini Allah telah menganugrahkan panca indera untuk mengenal ayat-ayat Nya. Tetapi hal itu belum cukup, sehingga manusia dianugerahi akal untuk membedakan yang baik dan yang buruk. Maka penting sekali kehadiran nabi dan rosul untuk memberitahu pesan dari Allah tentang kabar terpercaya karena akal tidak akan percaya kecuali jika disampaikan oleh seseorang yang terpercaya pula.

Al Mawardi memulai pembahasanya mengenai masyarakat yang ideal bahwa masyarakat dengan tempat mereka tinggal memiliki hubungan saling mempengaruhi. Manusia membutuhkan kehidupan sosial untuk mendapatkan kebutuhan hidupnya. Beliau menjelaskan bahwa manusia telah diciptakan oleh Allah sebagai mahkluk yang lemsah sehingga membutuhkan orang lain untuk saling menolong. Pemikiran Al Mawardi mengenai manusia merupakan mahkluk sosial telah beliau tempatkan dalam kerangka perspektif Islam.

Dalam beberapa ayat, konsep berpikir juga memiliki makna relasional dengan konsep kebenaran nubuwwah dan risalah. Adapun fungsi nubuwwah di antaranya ialah menghilangkan tradisi taqlid buta dan kejumudan. Selain itu, fungsi lainnya ialah untuk menjelaskan makna dari al-Qur'an serta menentukan berbagai macam hukum Islam. Untuk itu, manusia diperintahkan untuk berpikir tentang hakekat diutusnya para nabi dan rasul.

Dengan demikian, peran nabi terhadap islam adalah sebagai pembawa, pembimbing dan pembela ajaran islam. Sehingga dapat kita ketahui bahwa nabi sangat berperan terhadap Islam. Karena jika nabi tidak ada maka tidak akan sampai pula ajaran islam.

Konsep kenabian agama lain :

1. Agama Yahudi

Agama Yahudi dikenal sebagai agama yang memiliki banyak Nabi. Hal itu karena Yahudi yang disebut juga anak keturunan Israel (Ya'qub) suka mengeluh dan mengingkari Nabi-nabi mereka. Karakter mereka bisa dilihat ketika Nabi Musa As. berhasil membawa mereka dari Mesir. Padahal ketika di Mesir, mereka menjadi pekerjapekerja kasar, di antaranya mereka disuruh untuk kerja paksa membuat piramida, menjadi petani, peternak, dan buruh juga hamba sahaya yang berada di bawah tekanan Fir'aun. Mereka malah mengeluh dan menyalahkan Musa juga Harun yang sudah membawa mereka keluar dari Mesir itu. Allah sudah memberi mereka kemudahan dalam segala hal. Mereka dianugerahi makanan dari sisi-Nya yang dikenal Manna dan Salwa, bahkan setiap kali mereka melangkah, gumpalan awan di langit selalu menaungi mereka.

Nabi-nabi itu menjelaskan kepada mereka apa yang menjadi penyebab mereka ditimpa malapetaka. Mereka juga menyerukan supaya orang-orang kembali ke jalan yang benar, meninggalakan kejahatan dan bersedia hidup di jalan Tuhan dengan sebaikbaiknya. Nabi-nabi tersebut hampir semuanya terdiri dari orang-orang miskin yang datang dari bukit-bukit Yudea, turun ke kota dan kuil-kuil. Di mana saja mereka dapat berkumpul dengan pendengar-pendengarnya, di situlah dia perdengarkan khatbahkhatbahnya yang penuh dengan ajaran-ajaran moral dan keimanan. Tugas mereka itu adalah menyampaikan pernyataan-pernyataan ketuhanan dan memegang kendali agama. Menurut al-Qur'an, semua Nabi Bani Israel itu adalah manusia pilihan yang berbudi pekerti mulia, sama seperti Nabi-nabi lainnya.

Di samping Nabi-nabi mereka adalah orang-orang pilihan dan yang berbudi pekerti mulia, Ahmad Syabli mengatakan bahwa orang yang diakui oleh umat Yahudi sebagai Nabi itu tidak pantas semuanya disebut Nabi. Sebagian mereka terdiri dari tukang-tukang tenun yang berusaha membaca hati manusia untuk sekedar mendapatkan upah. Ada juga di anatara mereka yang fanatik tidak sadar menyanyikan lagu yang membangkitkan emosi orang banyak, atau minum-minuman keras atau menari sampai tidak sadarkan diri. Dalam keadaan seperti itu keluarlah ucapan-ucapan yang dianggap oleh yang percaya sebagai wahyu dari Tuhan.

Dalam Alkitab (Perjanjian Lama) terdapat informasi mengenai Nabi-nabi perempuan di dalam tradisi agama Yahudi. Dalam kutipan kitab tersebut terdapat nama Nabiah Miryam, Hulda dan Noaja. Ini menjadi bukti bahwa di dalam agama Yahudi ada beberapa Nabi yang berjenis kelamin perempuan.

2. Agama Kristen/Nasrani

Yesus memiliki dua belas murid utama. Dalam Eskatologi dan Teologi Kristen dua belas murid Yesus disebut Apstole juga sebagai Rasul-rasul Yesus. Dua belas murid itu adalah: Simon Petrus, Andreas, Yakobus (anak Zabedus), Yohanes, Filipus, Bartholomeus, Matius (Tomas), Yakobus (anak Alfeus), Tadeus, Simon, Yudas Iskaryot.

Tugas Apostle adalah memberitakan Injil ke dalam jamaat dan kepada segala bangsa. Abineno menyebutnya sebagai saksi mata dan saksi telinga. Adapun ciri-ciri Apostle adalah persekutuan dengan Yesus dan pengutusan oleh Yesus. Apostle persekutuan dan pengutusan adalah kata yang sejajar dan bersifat sebab akibat. Kesejajaran kata tersebut ditujukan pada kata saksi Allah kepada dunia.

Dua belas murid itu disebut dalam al-Qur'an sebagai Hawariyyn yang siap menolong agama Allah. Kata Hawariyyn di dalam al-Qur'an adalah sebutan untuk murid-murid Isa As. yang berjumlah dua belas orang. Kata Hawariyyn bukan berarti dua belas. Hawariyyn adalah bahasa Arab yang berasal dari kata Hri, artinya adalah "sangat pahit".

Salah satu dari Hawariyyn terdapat nama Yakobus (anak Zebedus) yang memiliki nama lain sebagai Barnabas. Barnabas adalah seorang Yahudi yang lahir di Siprus. Nama aslinya adalah Joses, dan dalam pengabdiannya kepada Yesus, para rasul lain memberi nama Barnabas yang sering diterjemahkan sebagai "Anak pelipur lara" atau "Anak nasihat bijak". Keistimewaannya sebagai seorang yang pernah begitu dekat dengan Yesus, telah membuatnya menjadi anggota terkemuka dari kelompok kecil muridmurid di Yerusalem yang menjalin kebersamaan setelah Yesus lenyap. Mereka mencermati hukum kenabian yang dibawa oleh Yesus, "bukan untuk menghancurkan, tapi untuk memenuhi" (Matius 5:17).

Mereka meneruskan hidup sebagai orang Yahudi dan mempraktikkan apa yang diajarkan oleh Yesus kepada mereka. Bahwa Kristen yang dapat dianggap sebagai sebuah agama baru, tidak terjadi di kalangan mereka. Mereka adalah orang-orang saleh yang menjalankan tradisi Yahudi dan mereka dibedakan dari pada tetangga mereka hanya karna faktor keimanan mereka pada ajaran-ajaran Yesus.

Dengan mempelajari Islamic Worldview ini, semoga kita semua bisa mulai bermuhasabah diri dan membenahi diri dengan menggunakan kacamata kita yakni ajaran islam.

Amelia Febriana Putri (04202211195)

Semester 1 BSA-STIABI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun