“Sebulan lagi Pa.”
Helena kemudian memeluk Mardi erat-erat. Ia sangat bahagia sekaligus bangga.
***
“Ayo anak-anak. Semuanya berkumpul. Sebentar lagi Papanya Tasya mau kasih hiburan untuk kita semua,” teriak pembawa acara.
Tak sampai dalam hitungan menit anak-anak yang hadir sudah sesak merengsek di muka panggung yang disiapkan di depan tenda utama. Mereka terlihat sangat girang. Terlebih Tasya yang sama sekali tidak menyangka mendapat kejutan itu dari Papanya yang super sibuk.
Mardi, dengan penampilan layaknya pesulap profesional sudah berada di atas panggung. Helena memilih tetap duduk di meja utama, mendampingi teman-teman yang rata-rata istri pejabat serta istri rekan bisnis suaminya.
Setelah memberikan sedikit pengantar, Mardi kemudian mengeluarkan satu set kartu berwarna merah.
“Untuk adik-adik semua, saya mau kasih pertunjukan sulap menggunakan kartu ini,” kata Mardi.
Anak-anak makin kegirangan. Mereka bertepuk tangan setiap kali Mardi menyelesaikan ketangkasannya memainkan kartu. Mulai dari menghilangkan dan memunculkannya lagi dari balik kerah baju, atau menebak kartu yang diambil oleh salah seorang undangan. Dan penampilan terakhirnya adalah penampilan yang paling mendapat tepuk tangan meriah. Di pertunjukan pamungkasnya itu, dia mampu membubuhkan tanda tangan di kartu yang dimasukkan di dalam botol. Tetamu tercengang mengingat kartu itu tadinya polos.
“Hahahaha..” Mardi tertawa puas setelah mendapat tepuk tangan meriah dari para undangan.
“Untuk tahun ini saya sengaja tidak memberikan kado berupa barang untuk Tasya. Selamat ulang tahun ya sayang. Doa papa, kamu mendapat apa yang terbaik untukmu dan bagi kami,” ujar Mardi.