Dari penjabaran di atas, telah terlihat bahwa emosi mempengaruhi fisiologis tubuh, tentunya tubuh akan bergerak membentuk tingkah laku. Sudarsono (1993) memaparkan bahwa ketika sedang merasakan emosi akan berpengaruh pada terdorongnya perasaan bersama dengan perubahan fisiologis dalam tubuh.Â
Perubahan fisiologis ini (denyut jantung, tekanan darah, pernapasan, tubuh gemetar) akan mendorong kuat untuk melakukan tindakan yang bervariasi dalam bentuk tingkah laku yang diungkapkan melalui tertawa, menangis, berlari, berteriak, dan sebagainya.Â
Dijelaskan lebih mendalam oleh Darwis (2006) karena emosi ini gejala psiko-fisiologis yang memberikan efek kepada tingkah laku. Ketika merasakan emosi kebahagiaan yang sangat besar, secara psikologis akan membentuk kepuasan, namun secara fisiologis membuat jantung berdebar, tersenyum setiap saat, dan berteriak puas kegirangan.Â
Namun hal tersebut tidak bisa dibagi rata ke semua orang. Ada kalanya seseorang bahagia namun meneteskan air mata atau emosi kesedihan yang tak berefek kedukaan setara.
 Terima kasih semoga bermanfaat ^^
Referensi :
Harimurti, A. (2021, Mei, 10). Pesan emosi dalam psikologi komunikasi. Pusaloka (Pusat Kajian Psikologi Komunikasi dan Budaya). https://www.usd.ac.id/pusat/puskaloka/detail.php?id=17
Goleman, D. (1995). Emotional Intelligence. PT Gramedia Pustaka Utama.
Schachter, S. & Singer, J. E. Cognitive, social and physiological determinants of emotional states. Psychological Review. 1962; 69: 379-399
Suharyanto, A. 12 Dasar-Dasar Biologis Perilaku. Dosen Psikologi. https://dosenpsikologi.com/dasar-dasar-biologis-perilakuAdam, S. (2012). Â Hubungan antara kematangan emosi dengan problem focused coping mahasiswa di ma'had putra sunan ampel al ali uin maliki malang (BAB II). http://etheses.uin-malang.ac.id/2609/6/06410028_Bab_2.pdf
http://repository.uin-suska.ac.id/13357/7/7.%20BAB%20II_2018681PIPS-E.pdf